Kombinasi seni terapan
? Barangkali para pembaca yang budiman ada yang mengernyitkan dahi -----
berpikir dan bertanya-tanya ---- apa maksudnya.
Memang, saya
menuliskan judul ini karena terdengar enak di telinga. Tetapi
yang dimaksud sebenarnya adalah kombinasi antara yang tradisional dengan yang
modern dalam hal karya seni yang praktis dipakai sehari-hari.
--------------------
Suatu siang, saya diajak oleh
direksi (para direktur) sebuah bank ke salah satu restoran yang baru dibuka 3
bulan lalu di Kota Semarang.
Sebagai orang yang
diajak, saya mengikuti saja. Saya melihat, restoran ini cukup besar, dengan
penataan yang mengedepankan nuansa tradisional / pedesaan, dengan
banyak kolam ikan di tengah restoran, dan genting yang ditutupi jerami. Juga,
ada becak sungguhan yang diparkir di dekat pintu ruang customer service, selain
lampu-lampu tradisonal teplok / sentir yang dipasang pada
tiang-tiang bangunan terbuat dari kayu.
Lampu tradisional teplok
/ sentir ini seharusnya menggunakan bahan bakar minyak tanah.
Sumbunya disulut dengan korek api untuk
menyalakannya.
Tetapi di restoran
ini, teplok
/ sentir ini sudah dikombinasikan dengan bola lampu dan kabel
listrik PLN. Sehingga, tidak diperlukan lagi adanya minyak tanah,
sumbu, dan nyala api dari korek api untuk menyalakannya. Cukup dengan saklar
listrik saja.
Masih di restoran ini. Lampu-lampu
penerangan yang digunakan adalah lampu yang modern, tetapi dengan
diberi kerudung / tutup yang terbuat dari anyaman bambu (terkesan tradisional).
----------
Sekarang saya akan cerita tentang restoran
lain, yang biasa saya kunjungi bersama keluarga.
Di restoran ini, ada
tempat cuci tangan (di pekarangan depan restoran) berupa pompa air "Dragon"
kuno. Kesannya jadi antik. Khawatir harus susah payah "menimba
air" dengan pompa "Dragon" ?
Tidak perlu khawatir !
Tinggal buka kran air (modern) yang secara khusus dipasang di pompa
"Dragon" itu, maka otomatis air akan mengalir. Yang memompa adalah
pompa air (modern) "Sanyo".
Sayangnya, saya belum membuat fotonya....
----------
Dulu ---- ketika saya
masih SD, tahun 1970-an ----- saya suka sekali membaca cerita Wayang
Mbeling di koran Suara Merdeka - Minggu Ini (seingat
saya, dulu terbit setiap hari Rabu).
Di cerita Wayang
Mbeling ini, dikisahkan cerita-cerita wayang tradisional tetapi dengan
alat-alat modern : tokoh wayang membawa senapan otomatis, pistol,
mengendarai tank tempur, dan sebagainya.
Saya tahu, ada yang
berpendapat bahwa Wayang Mbeling ini merusak pakem wayang tradisional. Saya tidak
bermaksud membela atau tidak membela. Saya hanya mengatakan bahwa sebagai anak
kecil ---- duduk di bangku SD ----- saya suka dan menikmati hal-hal
kreatif seperti ini : unik, dan karena itu menarik.
Catatan
: Ketika itu, setiap hari Minggu siang ----- saya ingat ----- juga ada siaran
radio seperti Wayang Mbeling ala Suara Merdeka - Minggu Ini. Seingat saya, di
Radio Radiks 99 Semarang. Sekarang namanya Radio Best FM. Tetapi sekarang sudah tidak
ada siaran Wayang Mbeling-nya lagi.
----------
Saya tidak bermaksud
mengajak Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak untuk merusak pakem seni tradisional. Tetapi
zaman saya masih sekolah di SMA Kolese Loyola Semarang (1986-1989), saya sering
menulis skenario dan menyutradarai plus ikut jadi pemain cerita-cerita Ande-Ande
Lumut dan sebagainya, dengan modifikasi : tokoh-tokohnya
menggunakan alat-alat modern. Memang, tujuannya waktu itu
sederhana : pokoknya lucu, menarik perhatian, dan membuat penonton tertawa
senang.
Tetapi saya memang
melihat bahwa kemampuan mengkombinasikan seperti ini sangat bermanfaat ketika
seseorang sudah dewasa / berada dalam dunia kerja. Dia akan terbiasa menggabung-gabungkan
yang lama dengan yang baru, sehingga tercipta kombinasi-kombinasi unik yang
bermanfaat untuk memecahkan masalah. Contohnya : dia punya pengalaman / keahlian
mempersuasi
orang lain, karena dia memang seorang marketing (dulunya).
Karena keadaan, dia sekarang bekerja sebagai HRD yang biasanya
berkesan kaku, keras, tidak ramah, tukang pecat, dan sebagainya. Nah,
dia meng-kombinasi-kan
ke-marketing-annya (dulu) dengan ke-HRD-an yang sekarang harus
dijalankannya. Dia selalu menjelaskan dan memasarkan ide-ide /
peraturan perusahaan kepada para karyawan dan menjelaskan apa
keuntungannya bagi mereka. Dia juga menjelaskan dengan sejelas-jelasnya
terms
and conditions apa aja yang kalau dilanggar membuat karyawan dipecat
----- dan menuangkannya dalam bentuk Surat Perjanjian Bersama ----- sehingga
kalau ada karyawan yang nakal / melanggar terms and conditions maka yang memecat karyawan
itu adalah karyawan itu sendiri (karena sudah tahu risikonya dan sudah
menandatangani Surat Perjanjian Bersama).
Ini adalah kisah
/ pengalaman nyata, dengan hasil yang nyata pula, dan sudah dijalankan
sekitar 11 (sebelas) tahun di berbagai perusahaan. Saya tahu betul. Karena saya
yang menjalankannya.
Apa yang biasa ditemui, apa yang biasa
diperhatikan, apa yang berkesan di hati, dalam hal ini meng-kombinasi-kan beberapa hal, memang
mempengaruhi pola pikir ketika sudah dewasa.
----------
Selamat menemani anak.
Selamat menemani anak
untuk memperhatikan kombinasi-kombinasi yang ada di sekitar kita.
Selamat menemani anak
untuk membuat kombinasi-kombinasi yang unik dan bermanfaat, sebab kebiasaan
/ pola pikir / ketrampilan ini akan terus terbawa ketika sudah
dewasa.
"Menemani Anak =
Mencerdaskan Bangsa".
-----o0o-----
Foto dan tulisan oleh
Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi
Indonesi nomor 03-12D-0922. Sarjana di
bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial. Magister Manajemen di
bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri, dan Praktisi Perbankan.