Sabtu, 22 Desember 2018

Holiparent : SELAMAT HARI IBU 22 Desember 2018






Ibu sangat berjasa dengan beragam kegiatannya untuk menemani anak guna memberikan pendidikan yang terbaik.

"SELAMAT HARI IBU"




Jumat, 14 Desember 2018

Menemani Anak : Mendukung Anak untuk Mempersiapkan Diri Memasuki Dunia Kerja

Gambar : 
Susana Adi Astuti, S.Pi, MM, M.Si
(pemerhati biopsychosocial) sedang menjadi pembicara dalam pembekalan bagi siswa SMK Pangudi Luhur Tarcisius Semarang tentang MENCARI, MENDAPATKAN, & MENITI KARIR DI DUNIA KERJA


"Mencari, mendapatkan, dan meniti karir di dunia kerja tidak berarti harus menjadi karyawan," kata saya di hadapan pembekalan selama 4 hari dari tanggal 10 sampai 13 Desember 2018 bagi siswa SMK Pangudi Luhur Tarcisius Semarang. "Sebab, selain mencari, mendapatkan, dan meniti karir di dunia kerja sebagai karyawan, bisa juga sebagai wirausahawan. Atau bisa juga mengombinasikan keduanya. Artinya, selain bekerja sebagai karyawan, juga memiliki usaha sendiri sepanjang tidak memgganggu maupun dilarang oleh perusahaan".

Kalimat di atas saya sampaikan dengan jelas, untuk mendukung para siswa kelas XII yang sebentar lagi akan menjalani ujian, dan setelah lulus berarti sudah harus siap untuk memasuki dunia kerja. 

Apa yang saya sampaikan ini didasarkan pada dua hal. Pertama, saya sudah bekerja sebagai salesman freelance, dan kemudian memiliki usaha les privat yang saya rintis sendiri setelah saya lulus SMA. Kedua, sekarang ini saya melihat bahwa sikap mental untuk meniti karir sebagai karyawan dan sikap mental untuk meniti karir sebagai wirausahawan harus sama-sama digelorakan secara seimbang.

"Kalau tidak ingin disebut sebagai pengangguran, caranya sederhana saja. Hari ini adik-adik selesai ujian akhir untuk kelulusan, besok sudah berjualan pisang goreng atau keripik tempe. Tidak usah banyak-banyak, karena modal juga cuma pas-pasan. Yang penting dimulai dulu. Mungkin keuntungannya cuma sedikit. Tidak apa-apa. Yang penting menempa sikap mental dan punya pengalaman. Kalau tidak bisa membuat pisang goreng atau keripik tempe, minta tolong kepada ibu atau tetangga yang bisa. Yang penting harus kreatif dan ulet. Saya dulu ke mana-mana berjualan dan jadi guru les privat hanya berjalan kaki karena tidak punya sepeda motor. Jangan cengeng, jangan banyak alasan," kata saya.

(Bersambung)

Gambar : 
Siswa SMK Pangudi Luhur Tarcisius menyimak pembekalan tentang "MENCARI, MENDAPATKAN, & MENITI KARIR DI DUNIA KERJA"





Gambar :
Constantinus, S.Pi, S.Psi, MM, MM, M.Psi, Psikolog
(Psikolog Praktik & Pemerhati Ecopsychology) sesaan setelah menjadi pembicara dalam pembekalan bagi siswa SMK Pangudi Luhur Tarcisius tentang "MENCARI, MENDAPATKAN, & MENITI KARIR DI DUNIA KERJA"

*****

Selamat menemani anak.

Selamat menemani anak untuk memasuki dunia kerja.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa"

----- oOo -----

 Susana Adi Astuti, S.Pi, MM, M.Si
Constantinus, S.Pi, S.Psi, MM, MM, M.Psi, Psikolog
adalah peneliti pada HOLIPARENT RESEARCH CENTRE

 Sekretariat : 
Jl. Anjasmoro V no. 24 Semarang 50149

Senin, 10 Desember 2018

Menemani Anak : Kecerdasan Ekologis


"Penting bagi orang tua untuk menemani anak, supaya anak memiliki kecerdasan dalam bidang ekologi (ekologi = interaksi antara manusia lingkungan biotik & abiotik) yang mendukung karir pekerjaan / bisnisnya kelak ketika dewasa. Caranya adalah dengan mengajak anak beraktivitas di lingkungan alam, termasuk membuat foto / film tentang lingkungan alam.

Sebab, sejalan dengan kesadaran akan pentingnya memperbaiki & menjaga kelestarian lingkungan hidup di dunia industri / bisnis saat ini, maka hanya orang yang memiliki kecerdasan ekologi yang akan memiliki karir pekerjaan / mengembangkan bisnis dengan baik."

----- oOo -----



Tips oleh : 

Constantinus, S.Pi, S.Psi, MM, MM, M.Psi, Psikolog (pemerhati ecopsychology)
&
Susana Adi Astuti, S.Pi, MM, M.Psi (pemerhati biopsychosocial)






Jumat, 07 Desember 2018

Menemani Anak : Belajar Ekologi supaya Tidak Menyebabkan Kebakaran !


"Apakah belajar tentang ekologi berguna untuk bekerja ?" begitu tanya seorang kenalan kepada saya.

Saya diam sejenak. Saya dulu belajar tentang ekologi ketika masih kuliah di Jurusan Perikanan, dan saya bekerja sebagai seorang psikolog. Tentu saja, saya kuliah lagi di S-1 dan S-2 Psikologi supaya bisa menjadi psikolog. Dan pertanyaannya adalah, "Apakah belajar tentang ekologi berguna untuk bekerja ?".

*****

 Gambar :
 Logo "Holiparent for Ecology" yang dibuat dan digunakan oleh Constantinus. 


Ekologi adalah ilmu tentang interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya, dan interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya.

Lingkungan terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik adalah hewan, tumbuhan, mikroorganisme (virus, bakteri), dan juga manusia. Komponen abiotik adalah tanah, udara, air, kelembaban udara, suhu udara, bunyi, cahaya.

Saat masih kuliah di Jurusan Perikanan, saya belajar tentang Fisika Dasar, Biologi, Biologi Laut, Kimia Organik, Kimia Anorganik, Biokimia, Mikrobiologi, Klimatologi, Limnologi (Ilmu Perairan Tawar), Oseanografi (Dasar dan Lanjut), Planktonologi (Ilmu tentang Plankton), Algologi (Ilmu tentang Alga / "rumput laut"), Kesuburan Perairan, dan tentu saja Ekologi, Ekologi Laut, dan Ekologi Ikan.

*****

"Ya. Belajar tentang ekologi itu sangat berguna untuk bekerja," jawab saya mantap. "Meskipun saya bekerja bukan di perusahaan perikanan, meskipun saya bekerja sebagai praktisi psikologi".

Jawaban saya ini ternyata membuat kenalan saya nenjadi penasaran. "Kok bisa ?"

"Bisa saja," jawab saya. "Karena saya jadi mempunyai kesadaran yang mendalam dan sangat praktis bahwa karyawan antara lain sangat dipengaruhi oleh lingkungan biotik maupun abiotiknya supaya dia bisa produktif".

"Misalnya ?" tanya kenalan saya.

"Bahwa lingkungan biotik maupun abiotik yang tidak sehat berpengaruh pada kesehatan karyawan," jawab saya. "Kalau karyawan tidak sehat, maka dia tidak bisa produktif".

"Contoh konkritnya seperti apa ?" tanya kenalan saya.

"Suhu ruangan yang terlalu dingin, atau terlalu panas. Polusi udara. Atau polusi suara. Pencahayaan yang kurang atau berlebihan di tempat kerja. Dan masih banyak lagi," kata saya.

"Memangnya ada pengalaman tentang akibat jelek karena tidak paham ekologi ?" tanya kenalan saya lagi.

"Ada. Ada banyak," jawab saya. "Salah satunya adalah karyawan yang dikeluarkan dari perusahaan karena dia menyebabkab kebakaran di tempat kerjanya".

"Ceritanya bagaimana ?" tanya kenalan saya.

"Orang ini teledor, tidak mematikan alat listrik ketika dia pulang seusai jam kerja. Maka alat listriknya menjadi panas berlebihan, terjadilah hubungan pendek arus listrik yang menimbulkan api, dan terjadilah kebakaran," jawab saya. "Dalam hal ini, dia memang tidak memahami ekologi di tempat kerja, sehingga bertindak teledor. Dia tidak memahami bahwa dia berinteraksi dengan lingkungan biotik maupun abiotik di tempat kerjanya. Dia tidak bekerja sendirian".

*****

Gambar :
Logo Echopsychology yang dibuat dan digunakan oleh Constantinus. Di dalam lingkaran hijau yang melambangkan lingkungan yang asri, terdapat lambang "psi" yang umum dipakai para ilmuwan psikologi, dan tulisan "human beings & natural world" yang menunjukkan eratnya interaksi manusia dengan lingkungan biotik maupun abiotik"

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak  pembaca setia blog inspirasi pendidikan kreatif "HOLIPARENT" yang terhormat,

Tentu saja, untuk mempelajari ekologi tidak harus kuliah di Jurusan Perikanan seperti saya. Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak dapat mempelajari ekologi dengan membaca buku maupun artikel di internet. Yang ingin disampaikan dalam tulisan ini adalah tentang pentingnya mempelajari ekologi untuk memperkuat kesadaran tentang pentingnya lingkungan biotik dan abiotik bagi semua aktivitas (produktivitas) kita sebagai manusia. 


Gambar :
Anak berusia 8 tahun sedang melakukan praktikum mandiri di rumah tentang pertumbuhan tanaman. Foto dibuat tahun 2007. 

Tentu saja, kita juga harus menemani anak kita untuk mempelajari ekologi sejak masih di sekolah dasar, dengan melakukan kegiatan outdoor seperti memotret hal yang (kelihatannya) sederhana, seperti lumut, ujung akar pohon yang sedang tumbuh, tumbuhan bakau, asap kendaraan yang berwarna hitam, dan masih banyak lagi. Setelah itu, anak kita ajak ngobrol sambil melihat tulisan-tulisan tentang hal-hal tersebut di internet (lewat smartphone kita, misalnya). Dengan demikian anak akan memiliki pola pikir yang logis dan sistematis yang merupakan dasar dari pola pikir ilmiah bahwa manusia tidak bisa hidup, beraktivitas, dan berproduksi dengan baik kalau tidak didukung oleh lingkungan biotik dan abiotik yang baik. Dengan demikian, sejak dini anak memiliki kesadaran tentang menjaga lingkungan biotik dan abiotik. 

*****

Selamat menemani anak.

Selamat menemani akan mempelajari ekologi.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

----- oOo -----

Tulisan dan Foto oleh :
Constantinus, S.Pi, S.Psi, MM, MM, M.Psi, Psikolog
(Pemerhati Ecopsychology di Dunia Industri / Organisasi)

Model dalam Foto :
Bernardine Agatha Adi Konstantia
(saat ini mahasiswi S-1 Teknologi Pangan pada Universitas Katolik Soegijapranata Semarang)


Sekretariat 
skot.holiparent.com
 Jl. Anjasmoro V / 24 Semarang 50149
WA : 085 215 406 189
u/p. Susana, S.Pi, MM, M.Si
(Biopsychosocial)

HOLIPARENT SKOT-Parenting memberikan konsultasi & edukasi tentang parenting berbasis biopsychosocial & ecopsychology.



Menemani Anak : Mengembangkan Minat Bakat


Foto oleh Constantinus, S.Pi, S.Psi, MM, MM, M.Psi, Psikolog (Pemerhati Ecopsychology)

Tulisan oleh Susana A. A., S.Pi, MM, M.Si. (Pemerhati Biopsychosocial)

Selasa, 04 Desember 2018

Menemani Anak : HOLIPARENT - SKOT Parenting



Seminar Parenting untuk ibu / calon ibu & ayah / calon ayah yang ingin anaknya kelak siap memasuki dunia kerja di era industry 4.0 yang penuh dengan disruptive innovation.



Gambar :
Susana Adi Astuti, S.Pi, MM, M.Si 
(pemerhati Biopsychosocial, 
pengalaman di dunia industri selama lebih dari 20 tahun)


"Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka ?" begitulah pertanyaan yang menjadi kesimpulan obrolan saya dan istri (Susana) di suatu hari di bulan Nopember 2018.

Istri saya dan saya memang biasa ngobrol tentang banyak hal sesuai latar belakang kami yang memang  sama : 
- sama-sama menyelesaikan S-2 psikologi
- sama-sama menjadi pembicara di seminar-seminar tentang psikologi terkait parenting maupun pekerjaan / bisnis di perusahaan maupun sekolah
- sama-sama bekerja di industri perbankan selama lebih dari 20 tahun
- sama-sama menyesaikan S-2 manajemen
- sama-sama menyelesaikan S-1 budidaya perairan
- sama-sama lulus dari prodi IPA di SMA Kolese Loyola
- sama-sama menjadi instruktur karate dan menjadi anggota Keluarga Sabuk Hitam di INKADO Jawa Tengah.

Sudah tidak terhitung berapa banyak orang yang berkomentar, "Apa saja kok selalu bisa berdua". Dan dengan enteng kami jawab, "Karena kami mengikuti jalan hidup kami".

Kembali ke pertanyaan tentang apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka, saat itu istri saya dan saya sedang membahas tentang kenyataan banyaknya pertanyaan yang kami terima dari para ibu maupun ayah tentang bagaimana menemani anak supaya anak kelak bisa siap memasuki dunia kerja (karena perkembangan teknologi yang demikian pesat). Pertanyaan lain yang juga sering kami terima adalah bagaimana mengatasi masalah anak yang kecanduan bermain game dengan gadget. Tentu saja, pertanyaan tentang masalah bullying yang dialami anak, dan juga masalah kesulitan komunikasi orang tua dengan anak, tetap menjadi pertanyaan yang juga sering diajukan.

Itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang kami dapatkan ketika bertemu dengan para orang tua.


*****

Gambar :
Constantinus, S.Pi, S.Psi, MM, MM, M.Psi, Psikolog 
(pemerhati Ecopsychology, 
pengalaman di dunia industri selama lebih dari 20 tahun)

Ada lagi kenyataan yang lain.

Kenyataan ini kami temui di dunia industri / perusahaan. Ada banyak sekali orang yang sudah lulus sekolah / kuliah, tetapi tidak siap untuk bekerja di era industry 4.0 sekarang ini, sehingga tidak bisa diterima di perusahaan yang dilamarnya.

Tetapi ada juga yang sudah bisa diterima bekerja di perusahaan, dan diberikan pelatihan-pelatihan, namun akhirnya dievaluasi oleh manajemen perusahaan dan akhirnya diberhentikan sebagai karyawan karena tidak bisa mengikuti perkembangan di perusahaan (sesuai materi yang sudah diberikan dalam pelatihan).

"Sudah diberi pelatihan, tetapi tetap saja tidak bisa menjalankan pekerjaan dengan baik," demikian kalimat umum yang biasanya dilontarkan oleh manajemen perusahaan.

Sebagai orang dengan latar belakang psikologi, manajemen, dan kerekayasaan (engineering), saya maupun istri akan memberikan tanggapan yang sangat logis, "Orang itu sejak kecil dibesarkan dengan pola asuh orang tuanya, selama belasan tahun. Adalah sulit untuk merubah orang itu hanya dengan pelatihan selama beberapa hari di perusahaan".

*****

Apakah permasalahan di atas juga terjadi pada anak yang diharapkan oleh orang tuanya untuk meneruskan (dan mengembangkan) perusahaan yang sudah dirintis dan didirikan oleh orang tuanya ?

Ya !

Permasalahan di atas juga muncul di kalangan keluarga wirausahawan, bukan hanya di kalangan para pencari kerja.

*****

Diskusi-diskusi saya dan istri dengan para guru (dan juga dosen) juga menunjukkan bahwa guru (maupun dosen) saja tidak cukup untuk menyiapkan anak (atau remaja / orang dewasa awal) untuk menyiapkan seseorang untuk memasuki dunia kerja.

Keterbatasan alokasi waktu untuk mengajar sekian banyak materi yang ditetapkan dalam kurikulum, dengan  jumlah murid yang sekian banyak, membuat guru (dan juga dosen) memerlukan dukungan dari orang tua.

*****


Apa artinya ?

Pengalaman di atas menunjukkan bahwa parenting adalah sangat penting untuk menyiapkan seseorang supaya siap memasuki dunia kerja (di saat anak sudah dewasa). Kehidupan seseorang adalah suatu kontinum. Artinya, apa yang didapatkan seseorang di masa kanak-kanak, akan berpengaruh pada masa remaja dan dewasa secara berkesinambungan. Karena memang begitulah manusia itu. Karena manusia bukanlah robot yang bisa diprogram ulang setiap saat (dengan menghapus memory yang sudah terlanjur ada).

*****

Selamat menemani anak.

Selamat mengikuti seminar tentang parenting untuk menemani anak di zaman now.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa"

 ----- oOo -----

Mengisi hari Minggu dengan menambah ilmu
SEMINAR PARENTING
untuk ibu / calon ibu
& ayah / calon ayah

Minggu ke-3 setiap bulan
pk 10.00 - 14.00 di Happy Resto
Jl. D.I. Panjaitan 19 Semarang

Menemani anak dan remaja di era milenium ke-3 memiliki keunikan tersendiri. Terlebih lagi, mempersiapkan mereka untuk memasuki dunia kerja di era industry 4.0 yang penuh dengan disruptive innovation.

Melanjutkan seminar-seminar yang kami adakan di berbagai sekolah dan perusahaan, serta konsultasi kami tentang parenting sejak tahun 2007, program ini dipersembahkan bagi para ibu / calon ibu & ayah / calon ayah yang sangat peduli pada pentingnya kegiatan menemani anak & remaja di zaman now.

- Januari : Menemani anak berbasis minat bakat
- Februari : Menemani anak berbasis kecerdasan multipel
- Maret : Menemani anak berbasis kepribadian
- April : Menemani anak berbasis biopsychosocial
- Mei : Menemani anak berbasis ecopsychology
- Juni : Menemani anak untuk menumbuhkembangkan kepemimpinan sejak dini
- Juli : Menemani anak untuk keseimbangan intelektual, spirit, dan fisik
- Agustus : Menemani anak dengan kegiatan science-smile photography
- September : Menemani anak dengan jurnalistik
- Oktober : Menemani anak dengan kegiatan wicara
- Nopember : Menemani anak dengan kegiatan laboratorium sederhana
- Desember : Menemani anak dengan kegiatan wirausaha


Untuk bulan Januari 2019
seminar parenting akan diadakan 
tanggal 20 Jan 2019 (Minggu ke-3)
bertempat di Happy Resto 
Jalan D.I. Panjaitan 19 Semarang 

pk. 10.00 - 14.00 WIB



Investasi Rp 150.000,- 
per orang untuk tiap program
(Early bird Rp 100.000,-)

Fasilitas : ruang AC, makan siang, materi

Seminar Parenting diadakan oleh
HOLIPARENT - SKOT Parenting
Sekretariat : 
Jalan Anjasmoro V no. 24 Semarang 50149

Info lengkap :
Susana (WA : 085 215 406 189)


Gambar :
Brosur Seminar Parenting

 HOLIPARENT - SKOT Parenting
(Social Kindness for 
Opportunities and Top Grading)
 adalah bagian dari HOLIPARENT 
(Holistic Parenting, berdiri sejak 
5 Agustus 2012).



www.skot.holiparent.com