Ibu
Rini dari Batik "Tembalang Blekok" sedang memberikan penjelasan
tentang Batik Semarang.
Batik
Semarang sedang dipamerkan di Pasaraya Sri Ratu - Jalan Pemuda Semarang sampai
tanggal 9 Agustus 2012.
--------------------
Jujur
saja, saya memang asli orang Semarang. Maksudnya, lahir dan besar di Semarang.
Mencari makan di Semarang. Beberapa tahun memang pernah kerja di Jakarta, dan
biasa keliling ke kota-kota lain. Tetapi tetap, sebagian besar hidup saya
memang ada di Semarang.
Tetapi,
memang selama ini saya (seperti kebanyakan orang, baik orang Semarang maupun
bukan orang Semarang) tahunya oleh-oleh khas Semarang adalah Lunpia, Wingko
Babat, dan Bandeng Presto.
Sebenarnya,
ada lagi yang bisa dijadikan oleh-oleh khas Semarang. Yang pertama, Pisang Plenet.
Yang kedua, Batik Semarang.
Kalau
yang pertama, bisa dibaca di tulisan blog ini tentang "Dug Der-an".
Kalau
yang kedua, akan dibahas di sini.
Batik
Semarang adalah sebutan untuk batik yang dibuat oleh orang Semarang dan menggambarkan
objek-objek khas Semarang.
Misalnya,
"Batik Sekar Jagad". Batik ini menampilkan gambar Tugu Muda, Lawang
Sewu, Gereja Blenduk, Kelenteng Sampo Kong, Kapal Sampo Kong, Warak Ngendhog,
dan sebagainya. Warnanya dominan hijau. Harga per lembar Rp 1 juta.
Tentu
saja, ada juga batik-batik motif lainnya, seperti tampak pada foto di bawah
ini.
Untuk
batik dengan pewarna sintetis, harganya Rp 400.000-an.
Untuk
batik dengan pewarna alami, harganya Rp 1 juta - Rp 1,5 juta.
Batik
Semarang ini sekarang sedang dipamerkan di Pasaraya Sri Ratu - Jalan Pemuda
Semarang (sampai 9 Agustus 2012).
Salah
satu pembuat Batik Semarang adalah "Tembalang Blekok" yang beralamat
di Cluster Nirwana Sari, Kav. 6, Banjarsari, Tembalang, Semarang.
"Tembalang
Blekok" selain memproduksi Batik Semarang, juga memberikan pelatihan
membatik.
Seperti
biasa, blog ini bukan bermaksud mengiklankan. Tetapi sekedar memberikan contoh
nyata saja. Informasi lebih lanjut bisa ditanyakan kepada Ibu Ning A. Restu (HP
085 325 369 890) atau Ibu Sri Lestari (HP 081 225 062 24).
--------------------
Selamat
menemani anak.
Misalnya,
dengan mengajak belajar membatik bersama. Bisa belajar kreatif sekaligus
belajar tentang seni dan budaya.
"Menemani
Anak = Mencerdaskan Bangsa".
-----o0o-----
Foto
dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota
Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922.
Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial. Magister
Manajemen di bidang Marketing dan praktisi psikologi industri serta praktisi
perbankan.