Saya dan istri saya sedang belanja di Giant
Supermarket - Marina Semarang sore ini, ketika tiba-tiba saja kami bertemu
Profesor kami ketika kami kuliah di Perikanan Universitas
Diponegoro. (Saya dan istri saya sama-sama kuliah di sini tahun 1989 dan lulus tahun
1995).
Sebenarnya, saya “secara teknis” tidak sedang menemani
istri berbelanja saat itu. Istri saya belanja sambil mendorong gerobak
belanjaan, sedangkan saya memotret ikan-ikan segar yang dijual dalam wadah
khusus dan diberi es batu yang sudah dihancurkan (supaya ikannya tetap
segar).
Lalu, tiba-tiba datang
Prof. Farid menyapa saya....
--------------------
Prof. Dr. Ir. Widodo Farid Ma'ruf, M.Sc adalah
dosen Post Harvest Technology saya dan istri saya. (Saya dan istri saya
sama-sama Sarjana Perikanan di bidang Aquaculture, tetapi ketika itu kami juga
mendapat kuliah Post Harvest Technology. Maklum, ketika itu
Perikanan Undip belum dibagi menjadi macam-macam Program Studi seperti sekarang
ini, sehingga setiap mahasiswa ----- apapun bidang penelitiannya
nanti ----- mendapat semua kuliah dari semua bidang program studi).
Seperti dulu, Prof. Farid masih sangat
energik. Konsultan FAO dan mantan birokrat di Kementrian Perikanan dan Kelautan
Republik Indonesia ini memang pakar di bidang rumput laut (sebenarnya, yang
dimaksud adalah "alga". Kalau "rumput laut" sebenarnya
adalah "lamun" alias rumput (seperti "rumput darat") yang
benar-benar tumbuh di dasar laut. Tetapi karena masyarakat umum sudah
"salah kaprah" menyebut "alga" dengan istilah "rumput
laut", maka secara "kompak" dan “otomatis” Prof. Farid dan saya serta
istri saya sudah seperti "tahu sama tahu" bahwa yang dimaksud dengan
"rumput laut" adalah "alga").
Bertemu Prof. Farid adalah anugrah
tersendiri. Beliau bercerita tentang pengalaman beliau keliling Indonesia
menggalakkan budidaya rumput laut (alga) sejak tahun 2000. Beliau juga
menjelaskan bahwa "waste" (sisa olahan) rumput laut (alga) bisa
dijadikan pupuk organik yang sangat bagus kualitasnya, karena mengandung
"trace elements" yang sangat komplit. Beliau juga
bilang, di Jerman pupuk organik seperti ini sudah sangat terkenal. (Indonesia juga sudah
mulai memproduksi dan menggunakan pupuk jenis ini).
Bahkan, Prof. Farid juga bercerita
bahwa ada rumput laut (alga) yang bisa dijadikan bahan pembuat kertas dan bahan
semikonduktor (paten-nya dipegang oleh Samsung Korea), serta bahan batu bata
"irit semen" untuk membangun rumah dan sebagianya
(sangat tepat digunakan di daerah-daerah di Indonesia yang semen mahal
harganya).
--------------------
Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
Dengan segala keterbatasan saya (yang sudah
lama tidak berkecimpung di "dunia" perikanan (sebagai informasi,
rumput laut (alga) memang dipelajari di Jurusan Perikanan
Undip, namanya "Algologi")), saya tetap mencoba menuliskan apa
yang diteliti dan dipopulerkan oleh Prof. Farid
(sebagaimana diceritakan beliau kepada saya di Giant Supermarket sore itu.
Semoga cerita ini dapat menambah
wawasan pengetahuan, dan dapat menjadi bahan cerita "ilmiah" untuk
anak kita. (Tentang gambar alga / rumput
laut, ada banyak di internet; bisa dicari lewat
"Google").
--------------------
Selamat menemani anak.
"Menemani Anak = Mencerdakan
Bangsa".
-----o0o-----
Terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Widodo Farid
Ma'ruf, M.Sc., Guru Besar Perikanan Universitas Diponegoro.
Foto dan tulisan oleh
Constantinus Johanna Joseph dan Susana Adi Astuti. Tinus dan Astuti adalah
Sarjana Perikanan Undip dengan predikat Cumlaude. Keduanya adalah Magister
Manajemen di bidang Pemasaran dan praktisi perbankan sejak 1996.
Tinus juga Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan
Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Praktisi psikologi industry
dan penulis di media massa.