Kamis, 31 Mei 2012

MAU ANAK KREATIF ? JANGAN BANYAK TEORI !



Dalam beberapa kesempatan ngobrol dengan sesama orang tua ----- biasanya saat saya sesekali menjemput anak pulang sekolah ----- terlontar pertanyaan seperti ini, "Bagaimana caranya supaya anak jadi kreatif ?"

Saya jawab saja, "Nggak usah banyak teori. Langsung saja bikin aktivitas yang unik."

Pertanyaan selanjutnya yang biasanya muncul adalah, "Tahunya kalau unik bagaimana ? Dapat idenya dari mana ?"

 --------------------

Dulu, saya pernah baca buku. Bukunya tebal. Saya baca waktu masih kuliah Psikologi. 

Di buku itu, dituliskan bahwa orang yang kreatif adalah orang yang self-starter alias dia ini punya inisiatif sendiri untuk bergerak. Dia ini orang yang siap menjalani pengalaman baru. Berpikirnya seringkali memakai Pikiran Tak Sadar (Unconscious). Makanya orang kreatif ini bisa mendapatkan sudut pandang yang baru dan mendalam. Yang tidak dimiliki oleh orang lain !

--------------------

Kalau tulisan kali ini berjudul "Jangan banyak teori", bukan berarti saya melarang Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth. untuk membaca teori tentang kreativitas. Bukan. Maksud saya, jangan sampai kebanyakan teori, sampai-sampai nggak sempat praktek untuk ber-proses dalam menemani anak supaya kreatif.

Nah, batasan jangan sampai kebanyakan teori itu juga tergantung kepada masing-masing individu. Menurut saya, yang ideal adalah : baca teori sedikit (misalnya : membaca blog ini), kemudian langsung jalankan. Setelah menjalankan, baru baca lagi. Lalu, jalankan lagi. 

Begitu seterusnya. Sampai kita bisa merasakan gaya kita sendiri yang kita rasakan cocok untuk menemani anak kita. Adapun tulisan-tulisan seperti blog ini, hanyalah sekedar sumber inspirasi saja. Masing-masing orang tua harus mengembangkannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing anak. 

Dan itu artinya, kita harus mendukung supaya anak bisa praktek. Segera !

--------------------

Prakteknya di mana ?

Saya beri contoh yang sederhana saja. Kemah Pramuka !

Kebanyakan dari kita melihat bahwa Kemah Pramuka adalah kegiatan bersenang-senang. Itu benar. Waktu kecil dulu, saya senang sekali kalau ada Kemah Pramuka. Namanya Persami (Perkemahan Sabtu - Minggu).

Yang lain melihat bahwa Kemah Pramuka adalah kegiatan melatih kemandirian. Itu pun betul. Anak jadi tidak cengeng. Terpaksa masak mie rebus sendiri. Terpaksa tidur bersama teman-teman di tenda (di rumah, biasanya di-kelon-i orang tuanya).

Atau, Kemah Pramuka adalah untuk melatih kekompakan / kerja sama dengan teman. Ini pun benar. Anak harus bekerja bersama dengan teman-teman. Mendirikan tenda. Membuat pagar. Membuat tiang bendera. Dan sebagainya. Dan seterusnya. 

Dan saya menambahkan, bahwa Kemah Pramuka adalah saat yang tepat untuk menumbuhkembangkan kreativitas ! 

Kok bisa ? Bisa saja !

Pada saat Acara Api Unggun, biasanya ada Pentas Seni. Nah, ini 'kan ajang kreativitas. Ya musik. Ya tari. Apa saja.

Selain itu ?

Bahkan ketika membuat pagar di sekeliling kemah pun, kreativitas sudah muncul di sana. Bagaimana menanam pasak bambu dengan alat seadanya. Bagaimana menggunakan tali Pramuka untuk membuat pagar sekeliling. 

Juga pada saat mebuat tiang bendera, membuat gapura, membuat gantungan topi, membuat rak sepatu. Ada banyak sekali hal-hal yang bisa memicu anak supaya mencari akal dalam memecahkan masalah. Dan itu namanya kreatif.

Kalau semua petunjuk sudah ada di buku, kalau semua alat sudah tersedia, itu namanya bukan kreatif.

Jadi, kreatif bukan berarti tidak ada persiapan, lho ! Tetapi bahan mentahnya sudah disiapkan. Nah, mau dibuat jadi apa, itu yang harus cari akal. 

---------------------

Jadi, kalau waktu kemah membawa notebook / laptop, kreatif atau tidak ? Kalau membawa kamera digital, kreatif atau tidak ?

Jawabannya, tergantung dipakai buat apa ?

Kalau notebook / laptopnya sebatas untuk main game, ya nggak kreatif. Kenapa ? Karena semua orang juga bisa.

Kalau kamera digital sebatas untuk foto-foto bersama saja, ya nggak kreatif. Kenapa ? Karena sudah umum.

Tetapi kalai notebook / laptop itu dipakai buat mengarang cerpen, atau puisi. Atau untuk membuat laporan jurnalistik buat majalah sekolah. Ada sesuatu yang unik. Ada suatu manfaat lebih yang tidak semua orang melakukannya.

Begitu juga dengan kamera digital. Kalau foto-foto bersama itu kemudian dijadikan ilustrasi laporan jurnalistik majalah sekolah. Atau dijadikan pameran tunggal foto di majalah dinding sekolah. Atau dibuat blog di internet yang bisa "dikunjungi" siapa saja. Nah, ini kreatif.       

Jadi, kreatif itu bukan masalah alatnya. Tetapi masalah prosesnya. Dan hasilnya. Plus tidak semua orang melakukannya. (Tentu saja, batasan bahwa sesuatu itu harus bermanfaat dan tidak melanggar norma susila / tidak mengganggu orang lain tetap harus dipenuhi).

--------------------

Jadi, kita sebagai orang tua memang harus jeli untuk mendukung anak supaya kreatif. Supaya ketika anak kita temani, jangan sampai dia malah semakin tergantung kepada kita. 
Membantu anak sih boleh-boleh saja. Tetapi bantuan itu harus memancing / merangsang anak untuk bertindak kreatif. 

Karena itu, kita harus menemani anak dalam arti supaya anak terpancing untuk :
  • Mengumpulkan alat-alat / informasi-informasi yang bermacam-macam dengan tujuan memecahkan suatu masalah. Anak boleh saja kita belikan notebook / laptop. Boleh saja kita ajari "browsing" internet. Tetapi jangan kita tidak perlu sampai membuka Google atau Yahoo untuk mencarikan informasi. Biarkan anak melakukannya sendiri. (Catatan : awas ! Anak perlu ditemani supaya tidak "kelayaban" membuka situs porno!)
  • Meramu berbagai alat / informasi yang ada menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. Contoh lagi. Anak kita sediakan notebook / laptop. Juga kamera digital. Nah, biarkan anak mengerjakan sendiri tugas sekolahnya. Misalnya : tentang lingkungan hidup. Kita jangan membantu dia memotret, menulis / mengetik kata-kata di notebook / laptop. Biarkan anak yang berkreasi.
  • Mengingatkan anak bahwa hasil karyanya yang terdahulu mungkin bisa dikombinasikan dengan karyanya / tugasnya yang sekarang. Dengan demikian anak terbiasa meramu apa saja yang dulu pernah dibuatnya dengan apa yang sekarang ini sedang dibuatnya. Maka, pengalaman kreatif anak akan meningkat dari waktu ke waktu.
 --------------------

Saya tidak bermaksud ber-teori. Maka, jangan jadikan ulasan di atas sebagai teori. Cukup sebagai inspirasi saja.

Selamat menemani anak.  Dengan sudut pandang yang baru. Tentang Kemah Pramuka, misalnya.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

  • Foto dan tulisan oleh Constantinus.
  • Foto diambil pada saat murid-murid SD PL Bernardus Semarang mengikuti Galang Kemah Pramuka di Kerep, Ambarawa, Kabupaten Semarang, tahun 2011.
  • Terima kasih kepada segenap Guru dan Orang Tua SD PL Bernardus yang sudah mendukung anak-anaknya untuk berkreasi dan mandiri selama kegiatan tersebut.