"Saya pusing kalau ditanya anak tentang Fisika, " begitu keluh seorang Ibu kepada saya. "Soalnya, dulu saya memang tidak bisa".
Apa yang disampaikan oleh Ibu ini benar. Sebagai orang tua, ada kalanya kita kembali mengalami trauma masa lalu, pada saat anak minta diajari tentang suatu pelajaran. Saya sendiri mengalaminya ! Dulu, setiap kali anak saya bertanya tentang pelajaran Sejarah, saya hanya garuk-garuk kepala. Di SMA, ulangan Sejarah saya pernah dapat nilai 5 ! Ini rekor di sekolah ! Kenapa ? Karena kalau benar semua, nilainya 100 ! Bukan 10 ! Entah kenapa, bagi saya, menghafal Sejarah itu sulitnya setengah mati !
Ternyata, saya tidak sendirian ! Ada banyak orang tua yang punya trauma masa lalu tentang pelajaran. Matematika. Fisika. Kimia. Biologi. Bahkan Sejarah (seperti yang saya alami !)
Tentu saja, para Guru kita di sekolah udah mengajar dengan baik dan benar. Saya sendiri mengakui, memang saya yang bermasalah. (Saya kurang berminat dan berbakat di pelajaran ini). Sebagai seorang Ilmuwan Psikologi, saya katakan bahwa minat dan bakat itu memang ada. Jadi, kalau kita tidak berbakat di beberapa bidang pelajaran, tidak usah malu ! Karena memang begitulah kita.....
Masalahnya, anak 'kan minta ditemani belajar. Termasuk pelajaran yang kita punya trauma itu. Jadi, bagaimana dong ?
Kalau di tulisan terdahulu, saya menulis tentang asyik dan perlunya jalan-jalan ke museum, itu memang karena saya sulit menghafal Sejarah lewat buku pelajaran ! Jadi, saya ajak anak saya ke museum. Biar bukan anak saya saja yang belajar. Saya juga belajar... Dan saya terus terang bilang kepada anak saya, memang saya tidak pandai Sejarah. Maka harus cari cara kreatif, supaya bisa hafal Sejarah. Ya ke museum itu ! (Saya juga menyadari, kalau anak saya tidak pandai Sejarah, itu ada unsur genetis / keturunan dari saya. Yang penting jangan menyerah ! Dan harus mencari cara belajar kreatif). Ternyata, jalan-jalan ke museum memang membawa manfaat positif buat saya. Setidaknya, saya jadi senang Sejarah. Kalau langsung jadi pandai, ya jelas tidak... Tetapi, anak juga melihat bahwa orang tuanya tidak menyerah untuk menemaninya belajar.
Kalau orang tua punya trauma pelajaran Fisika, bagaimana ?
Kenapa ? Karena dulu Gurunya galak ? Bukunya susah dibaca, apalagi dihafal ? Atau karena memang kita nggak minat plus nggak bakat Fisika ? Nggak pernah bikin PR ? Selalu bolos pas pelajaran itu ? Sebagai orang tua, jangan malu untuk belajar lagi. Sekarang ini. Dengan buku komik !
Buku komik ?
Ya ! Buku komik....
Sekarang ini ada banyak buku komik tentang pelajaran. Di Gramedia ada. Di toko buku lain juga ada. Kita tidak perlu malu untuk belajar dari buku komik. Bahkan, dengan membaca buku komik itu, kita bisa saling bercerita dengan anak. Tentu saja, kita harus jujur. Bahwa kita dulu waktu sekolah tidak pandai di pelajaran ini. Tetapi anak juga harus tahu bahwa kita tidak menyerah. Kita ingin menemani anak belajar. Sampai dibela-belain baca komik segala. Ini orang tua ulet plus kreatif !
Buku-buku komik itu lucu. Menyenangkan. Dan ilmiah. Bahkan penulisnya memang ilmuwan di bidang pelajaran itu ! Biasanya Doktor. Bahkan ada yang sudah Guru Besar juga ! Jadi, keilmiahan komik ini terjaga. Biasanya, penulis komik ini ada 3 orang : Ilmuwannya, Penulisnya, dan Penggambarnya.
Yang perlu diingat : kita sebagai orang tua harus ikut baca. Harus ikut bisa menikmati. Kita bisa baca sendiri sebelum komik ini dibaca anak. (Demi menemani anak, sudah tua masih baca komik juga oke). Bisa juga dibaca bersama anak, sambil diskusi. Yang harus dihindari : jangan sampai anak dipaksa membaca, padahal kita sendiri malas ! Kalau begini caranya, anak tidak melihat kita sebagai teman bermain dan belajar....
Bahkan, bagi Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak yang benar-benar malas membaca buku pelajaran, meskipun sudah berbentuk komik, masih ada cara lain. Gunakan VCD pelajaran. Contohnya seperti di atas. Tonton dulu sendiri. Baru kemudian ditonton bersama anak. Sehingga kalau anak bertanya, kita bisa menjawab atau bercerita lebih lanjut.
Tapi, kenapa harus VCD pelajaran / ilmiah ? 'Kan di TV juga ada ?
Benar. Di TV juga ada. Tetapi dengan VCD, kita bisa menontonnya berulang-ulang. (Memangnya kalau kita menonton cuma sekali di TV, dijamin kita pasti paham dan hafal ? Ini adalah perjuangan menemani anak bermain dan belajar. Ini adalah perjuangan kita untuk belajar lagi. Secara menyenangkan, memang. Jadi, ini bukan sekedar nonton cari hiburan). Dengan VCD, kita bisa mendiskusikannya dengan anak berulang-ulang. Dalam suasana menyenangkan, tentunya. Atau bisa juga dikombinasikan dengan rencana piknik keluarga yang akan datang : kita dan anak-anak akan bikin Video atau Foto Ilmiah / Pelajaran meniru VCD pendidikan itu. Tetapi yang sesuai dengan lingkungan kita sendiri. Anak jadi kreatif ! Piknik bukan cuma sekedar piknik, tapi jadi praktikum kreativitas....
Selamat menemani anak.
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".
-----o0o-----
- Tulisan ini bukan promosi.
- Tulisan ini dibuat oleh Tim Holistic Parenting.