Kamis, 17 Mei 2012

BERBURU FOTO DENGAN KAMERA HP "APA ADANYA"


Foto cobek terbuat dari batu yang dijual di pinggir jalan Salatiga.
Dipotret dengan kamera HP Samsung Omnia Pro B7320 
yang sudah berumur 2 tahun lebih. 
Hasilnya lumayan artistik. 
Yang penting ibu - bapak dan anak-anak bisa berkarya bersama.

  • Foto-foto dan tulisan dibuat oleh Tim Holistic Parenting.
  • Maaf, ini bukan iklan. Penyebutan merek kamera HP semata-mata untuk memberikan contoh nyata. Dengan kamera HP yang lebih baru / lebih bagus, hasilnya akan lebih bagus.
  • Terima kasih buat Doktor Saifur Rohman dari Fakultas Psikologi Universitas Semarang yang telah memberikan kuliah tentang "hadir" dan "ada". Entah di kuliah Filsafat Umum. Entah di Filsafat Ilmu dan Logika. Entah di Filsafat Manusia. Mohon maaf, Pak, saya sudah lupa. Tapi isi kuliahnya saya tidak lupa.
  • Buat Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak yang punya kamera digital, tentu hasilnya lebih bagus lagi. Tapi yang penting adalah "the man behind the gun". Artinya, asahlah kemampuan ibu - bapak bersama anak-anak untuk menjadi mahir dalam berburu foto. Tentu saja, dalam kebersamaan yang menyenangkan.
=========================================================
 
Kita ingin mengisi hari libur dengan berjalan-jalan bersama keluarga ? Mari kita modifikasi  acara ini menjadi lebih kreatif dan berkesan artistik dengan kegiatan "berburu foto". 

"Berburu foto". Ya. Ini adalah istilah untuk kegiatan memotret sambil jalan-jalan. 

Kalau biasanya di hari-hari kerja kita disibukkan dengan meng-up date status Facebook atau ber-BBM ria, kita coba untuk mengisi hari libur dengan berjalan-jalan dan "berburu foto" bersama anak-anak. Up date status Facebook atau ber-BBM ria tetap boleh, tapi coba kita kurangi. Kita coba untuk lebih banyak fokus pada anak-anak kita. Yang ada di depan mata kita, yang sedang berjalan-jalan dengan kita.

Sebab anak-anak ingin kita perhatikan.  Ingin ditemani. Anak ingin supaya kita sebagai orang tua "hadir" dan "ada" untuknya. Terutama di hari libur. Di saat jalan-jalan bersama.

"Hadir" dan sekaligus "ada" ? Apa sih beda antara keduanya ?  

Begini. "Hadir" itu berarti secara fisik ada. Jadi, kalau kita secara fisik menemani anak-anak kita berjalan-jalan, kita "hadir". 

Masalahnya, ke-"hadir"-an itu belum tentu disertai dengan ke-"ada"-an. Kalau kita sebagai orang tua berjalan-jalan dengan anak-anak kita, tetapi tetap asyik meng-up date status Facebook atau ber-BBM ria, kita "tidak ada" bagi mereka, meskipun secara fisik kita "hadir". Perhatian kita tidak untuk mereka. Perhatian kita adalah untuk Facebook dan BBM. 

Maka, mumpung hari libur dan bisa berjalan-jalan dengan anak-anak kita, marilah kita curahkan perhatian kepada mereka. Dengan demikian kita "hadir" sekaligus "ada" untuk mereka.   

Poci teh yang dijual di pinggir jalan Salatiga. Terbuat dari tanah liat.
Difoto dengan kamera HP Samsung Omnia Pro B7320 
yang sudah berumur 2 tahun lebih.
Hasilnya lumayan artistik.
Bisa dicetak kemudian dipigura. 
Layak untuk dipasang di dinding rumah.
Ini adalah "monumen" karya bersama ibu-bapak dan anak-anak. 

Dan mengapa pakai "berburu foto" segala ? 

Sebab tidak setiap hari kita sebagai orang tua bisa "hadir" di dekat anak-anak kita. Di hari kerja, kita harus bekerja. Kita harus ke kantor. Pada saat itulah, foto - foto hasil dari "berburu foto" di hari libur ini menjadi tanda bahwa kita "ada", meskipun kenyataannya kita sedang bekerja. Bisa sebagai sisipan buku. Bisa sebagai kalender meja. Bisa sebagai penghias dinding kamar. Atau apa saja. Terserah. Foto-foto ini akan menciptakan kenang-kenangan bagi anak-anak kita. 

Untuk "berburu foto", tidak perlu dengan kamera yang mahal-mahal. Dengan kamera HP yang kita punya juga oke. Anak-anak kita pinjami HP kita. Biarkan mereka memotret objek-objek yang mereka suka.

Foto-foto di atas dibuat dengan kamera HP lama. Umurnya sudah 2 tahun lebih. Harganya sudah jatuh / murah.  Tetapi yang penting bukan mahalnya kamera atau HP. Kebersamaan dalam "berburu foto" itulah yang utama.

Lalu, di mana kita dapat mencari  objek "berburu foto" ? 

Bisa di mana saja. Yang kebetulan kita lewati juga boleh. 

Foto-foto di atas diambil di Salatiga, ketika keluarga kami sedang membeli kendi untuk tempat minum. (Kendi adalah tempat air minum yang terbuat dari tanah liat). 

Jadi tidak perlu repot-repot bawa kamera digital segala. Yang penting ibu - bapak dan anak- anak berkerja sama membuat foto dengan alat yang ada. 

Sesampainya di rumah, kegiatan Ibu dan Bapak dalam menemani anak masih bisa berlanjut. Foto-foto itu di-copy / dipindahkan ke notebook. Di-crop. Di-edit. Bisa dijadikan koleksi foto di notebook.  Atau dicetak kemudian dipigura. Dipasang di dinding. Atau dicetak kemudian dijadikan pembatas buku. Atau menjadi kalender meja. Atau dicetak menjadi stiker. Ada banyak sekali kemungkiannya.

     Sapu lidi yang dijual di pinggir jalan Salatiga.
Difoto dengan kamera HP Samsung Omnia Pro B7320
yang sudah berumur 2 tahun lebih.
Cukup artistik. Bisa dicetak kemudian dijadikan sisipan buku yang unik.
Sebagai monumen karya bersama ibu - bapak dan anak-anak 
dalam mengisi hari libur secara kreatif. 

Selain itu, "berburu foto" juga membuat anak ----- bahkan kita sebagai orang tua ----- menjadi lebih peduli pada lingkungan sekitar. Juga  belajar meningkatkan "kecerdasan artistik". (Tentang "kecerdasan artistik", silakan baca tentang "Kecerdasan Multiple" oleh Doktor Howard Gardner. Bisa dicari lewat Google).

Nah, selamat berburu foto bersama anak-anak.
Selamat mengoptimalkan kamera HP untuk kegiatan menemani anak di hari libur.
"Menemani anak = mencerdaskan bangsa".

-----o0o-----