Senin, 30 Juli 2012

TETAP MENEMANI ANAK MESKI KEHABISAN IDE

Anak seringkali mencoba untuk berkreasi.
Misalnya, dengan menyusun kertas seperti ini.
 Kertas-kertas itu disusun rapi, kemudian dia foto dengan kamera digital
 (setidaknya, anak sudah diajari supaya dapat menggunakan
dengan benar / tidak rusak).

Kalau orang tua ingin bisa ngobrol enak dengan anak sebagai teman,
maka orang tua harus bisa menikmati kreasi dan kesukaan anak seperti ini.


--------------------

Seorang teman bertanya kepada saya, apakah saya tidak pernah kehabisan ide untuk menulis di blog ini.

"Tentu pernah," jawab saya. "Dan bukan hanya sekali - dua kali".

"Lalu ?" tanyanya lagi.

"Saya berdoa, mohon ilham. Dan tetap menulis," jawab saya.

--------------------

Saya sebenarnya bertanya-tanya di dalam hati : apa yang membuat teman ini bertanya seperti itu ?

Tetapi, itu akhirnya terjawab juga.

"Kalau dekat anak, saya sering bingung harus ngobrol tentang apa," kata teman ini kemudian. “Saya kehabisan ide”.

"Ngobrol saja tentang Kupu Biru-nya Slank atau Tak Sempurna-nya Bondan Prakoso," jawab saya.

Dan, sudah saya duga, teman saya bertanya, "Apa itu ?"

"Judul lagu," kata saya. “Lagu zaman sekarang”.

--------------------

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Tentu saja, saya yang berusia 42 tahun sebenarnya lebih akrab dengan lagu-lagunya The Cranberries seperti Animal Instink. Atau lagunya Base Jam yang berjudul Bermimpi.

Waktu Base Jam sedang terkenal dengan lagu itu, saya masih kerja di Bank BNI Semarang. Pacar saya (sekarang jadi istri saya) kerja di Bank Eksekutif (sekarang jadi Bank Pundi) di Jakarta. Setiap Jumat malam saya naik kereta api dari Stasiun Tawang (dekat kantor di mana saya bekerja) ditemani lagu-lagu Base Jam. Waktu itu, bentuknya masih kaset. Diputar pakai tape kecil. Namanya Walkman, buatan Sony.

--------------------

Bukan berarti di umur 40-an saya masih suka dengan musik nge-rock. Tapi ketika anak saya suka (dan minta dibelikan) album lagunya Superman is Dead, saya bukan hanya membelikan. Tetapi juga mendengarkannya, bersama anak saya. Kemudian, saya bisa ngobrol tenyang Superman is Dead. Dan juga tentang banyak hal lainnya.

Intinya, anak merasa ditemani. Kita menyesuaikan diri untuk menikmati apa yang dinikmati anak kita. Dari situ, tercipta suasana yang mendukung anak kita untuk ngobrol-ngobrol enak dengan kita.

--------------------

"Jadi, saya mesti ikut mendengarkan lagu kesukaan anak ?" tanya teman saya pada akhirnya.

"Bukan begitu. Tapi kita harus selalu setia menemani anak. Bahkan ketika kehabisan ide mau ngobrol tentang apa. Yang penting :  berdoa. Sambil lihat ini itu. Dari situ, akan muncul proses ngobrol enak dengan anak," kata saya.

Teman saya mengangguk-anggukkan kepala.

Semoga ada bahan obrolan atau tidak, dia tetap setia menemani anak. Dan dari situ, justru akan muncul bahan obrolan.

-------------------

Selamat menemani anak.

Bahkan, ketika sedang tidak yakin harus ngobrol tentang apa dengan anak. Sebab, obrolan enak itu nanti akan muncul dengan sendirinya. Tentu, asalkan kita selalu terbuka untuk menikmati hal-hal baru. Hal-hal yang sedang dinikmati anak kita.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

·         Foto oleh B. Agatha Adi K. (saat itu usia 8 tahun).

·  Tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-13D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial. Magister Manajemen di bidang Marketing dan praktisi (Komisaris Independen) perusahaan perbankan.