Senin, 23 Juli 2012

MENGAMATI HAL-HAL SEDERHANA SAMBIL MENAMBAHKAN MAKNA UNTUK GEMBIRA


"Kalau menemani anak, Bapak ngapain ?" tanya seorang bapak kepada saya. 

Jujur saja, saya agak heran dengan pertanyaannya. 

Tapi saya akhirnya paham. Bapak ini sering bingung, kalau melewatkan waktu dengan anak, beliau tidak tahu harus berbuat apa.

--------------------

Suatu hari, anak saya sekolahnya libur. Libur awal puasa Ramadhan. 

Maka, saya ajak anak saya pergi ke lapangan olah raga. Tidak terlalu jauh dari rumah. Namanya lapangan olah raga Tri Lomba Juang (di Kota Semarang).

Niatnya waktu berangkat dari rumah : olah raga ringan. Saya biasa jalan kaki santai sekitar 30 menit bersama anak. Dapat 5 atau 6 kali putaran. Lumayan berkeringat.

Tetapi di lapangan olah raga itu ada pemandangan menarik. Karena ini bukan hari libur, kebetulan lapangan agak sepi. Dan lihatlah : di tengah lapangan, ada banyak burung-burung bergerombol mencari makan !

Jadinya, anak saya dan saya bisa berlama-lama asyik memandangi burung-burung itu (yang sesekali terbang, untuk kemudian hinggap lagi di tempat lain, masih di lapangan itu juga).

Masih sambil berjalan santai keliling lapangan, anak saya dan saya membahas tentang burung-burung itu. 

Tentang jam berapa mereka berangkat dari "rumahnya". 

Tentang di mana letak rumah mereka. 

Tentang apa yang mereka makan.  (Sepertinya, mereka makan biji-bijian. Tetapi sepertinya juga (dalam pandangan anak saya dan saya) di situ tidak ada biji-bijian. Atau, biji-bijian yang bisa dimakan menurut mereka beda dengan biji-bijian dalam sudut pandang kita ?)

Tentang betapa enaknya jadi burung : bisa terbang ke sana - ke mari.

Dan seterusnya.

Dan sebagainya.

Anak saya dan saya beberapa kali tertawa bersama. Menyaksikan tingkah laku burung-burung itu. Juga karena kami membayangkan hal-hal yang lucu tentang mereka.

--------------------

"Mengamati dan membahas burung-burung yang bebas terbang dan mencari makan," jawab saya kepada bapak itu.

"Di mana ?" tanya si bapak.

"Di lapangan olah raga," jawab saya.

"Ah, yang benar... Masa' di lapangan olah raga ada burung ?" tanya si bapak kurang percaya.

Lalu, saya menjelaskan kepada bapak itu tentang pengalaman saya bersama anak menghabiskan waktu bersama di lapangan olah raga sambil mengamati burung-burung.

Saya juga menambahkan, sekalipun kita sudah sering naik pesawat terbang, ada baiknya juga dicoba untuk melewatkan waktu bersama anak melihat pesawat udara yang mau "take off" atau mau "landing" dari luar pagar bandara. Tentu saja, sambil melihat "tingkah laku pesawat" yang hilir mudik di bandara itu. 

Atau, bisa juga bersama anak mengamati debur ombak yang menepi dan dipecahkan batu-batuan di pinggir pantai.

Bahkan, pernah anak saya dan saya mengamati pucuk-pucuk daun cemara yang tinggi terayun-ayun ditiup angin. Saya dan anak saya membayangkan, bagaimana rasanya menjadi seekor burung yang hinggap di pucuk cemara itu dan terayun-ayun ditiup angin. Wah, pasti mengasyikkan ! Lalu, kami pun tertawa bersama-sama.

Intinya, saya berkata kepada bapak itu bahwa ada banyak hal remeh-temeh yang dapat kita jadikan objek pengamatan untuk melewatkan waktu bersama anak. Sambil gantian bercerita. Sambil tertawa bersama-sama. 

Jadi, tidak harus ke tempat yang jauh atau yang mahal.

--------------------

Selamat menemani anak.

Melewatkan waktu bersama anak tidak harus ke tempat yang jauh atau yang mahal. Yang penting, bisa saling bercerita, saling menikmati, dan bisa tertawa bersama-sama.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

  • Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial.
  • Terima kasih kepada Psikolog Dra. Probowatie Tjondronegoro, M.Si yang selalu membaca dan memberikan "umpan balik" kepada saya terkait dengan tulisan di blog ini. Semoga Tuhan YME membalas kebaikan Bu Probo.... :-)    
  • Terima kasih kepada Advokat Kushandoko Seto, S.H. yang selalu memberi "jempol" pada facebook saya (yang memuat blog ini). Semoga Tuhan YME membalas kebaikan Pak Kus..... :-)