Saat ini adalah saat (menjelang) libur kenaikan kelas. Ada yang lulus SD dan mau masuk SMP. Atau lulus SMP dan mau masuk SMA atau SMK. Dan seterusnya.
Lalu, selama liburan sebaiknya "anak ngapain" ?
--------------------
Ada yang bertanya kepada saya, apa yang dilakukan keluarga saya dan anak saya selama libur sekolah.
Saya bilang, ya santai-santai. Namanya juga anak libur sekolah. Ya biar santai. Saya dan istri juga santai-santai menemani anak kami yang sedang santai-santai. Sederhana saja.
Lalu, pertanyaan tadi malah berlanjut. Kalau santai-santai, kami "ngapain" ?
Saya bilang, ya jalan-jalan. Bisa jalan kaki sambil memotret apa saja yang ditemui di jalan. Bisa jalan-jalan naik mobil. Bisa juga ke toko buku.
--------------------
Liburan kok ke toko buku ?
Ya, benar ! Dan ada banyak orang tua + anaknya yang seperti kami. Kalau liburan, ke toko buku. Makanya, toko buku justru jadi ramai pengunjung.
Tapi jangan salah ! Kami ke toko buku (contohnya pada tanggal 19 Juni 2012 malam kami ke Gramedia Jalan Pandanaran Semarang) beli buku Lucky Luke (seperti tampak pada foto di atas).
Kami sekeluarga memang mengoleksi Lucky Luke. Lucu. Dan kami memang suka cerita-cerita yang lucu-lucu.
Selain itu, kami juga mengoleksi komik lucu "Agen Polisi 212". Foto di atas adalah foto buku yang baru kami beli, karena baru terbit.
Dan ada satu lagi buku "Agen Polisi 212" yang kami beli. Juga karena baru terbit. Seperti pada foto di atas.
Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
Kami (anak, istri, dan saya) memang masih suka baca komik-komik lucu bersama. Ketawa terbahak-bahak bersama. Jadi, jangan membayangkan kami adalah keluarga yang (selalu) tidak pernah guyon.....
"Guyon" is a part of our being, mungkin kata-kata ini cocok buat kami....
Nah, seperti biasanya juga, setiap menjelang kenaikan kelas atau kenaikan semester-an, anak saya mulai memilih dan membeli buku untuk kelas atau semester berikutnya. Ini atas inisiatif anak sendiri. Bukan disuruh istri saya atau saya.
Sejak kapan hal ini terjadi ?
Saya lupa pastinya.
Mungkin sejak anak saya naik ke kelas IV SD. Atau ke kelas V SD.
--------------------
Foto di atas saya buat apa adanya. Artinya, anak saya sedang memilih buku se-mau-nya dia dengan ditemani istri saya. Lalu, saya tiba-tiba memotret begitu saja. Pakai kamera handphone saya.
Jadi, ini bukan foto peragaan. Ini foto yang benar-benar terjadi apa adanya.
--------------------
Apakah anak tidak mendapat pinjaman buku pelajaran di sekolah ? Tentu dapat. Tapi belum sekarang ini. Padahal, sekarang sudah tidak ada pelajaran sekolah. Tinggal nunggu terima rapor saja.
Nah, daripada nganggur tidak ada pelajaran, lebih bermanfaat kalau anak membaca-baca lebih awal buku-buku pelajaran sekolahnya. Sebenarnya, tidak harus beli. Toh nantinya juga dapat pinjaman buku pelajaran dari sekolah. Tapi kalau mau beli sendiri, 'kan tidak ada jeleknya. Buku milik sendiri bisa di-stabillo, ditulisi, digambari. Sebab begitulah metode anak saya kalau membaca / belajar : sambil membaca, harus men-stabillo dll. Kalau buku pinjaman dari sekolah, 'kan tidak boleh di-stabillo dll.
--------------------
Yang penting, anak memiliki persepsi bahwa saat-saat nganggur seperti sekarang ini adalah saat-saat yang pas untuk baca-baca buku.
Buku apa saja.
Buku Lucky Luke, Agen Polisi 212, Kimia, Bahasa Indonesia, Fisika, Matematika itu sama saja !
Sama-sama buku bacaan !
Sama-sama menghibur.
Sama-sama bermanfaat.
Tantangan bagi kita sebagai orang tua adalah bagaimana membuat anak punya persepsi bahwa buku komik dan buku pelajaran itu sama-sama menyenangkan dan sama-sama bermanfaat.
Memang, ini adalah seni. Setiap orang tua harus mencari dan menemukan caranya sendiri, yang cocok untuk anaknya.
Tetapi kata kuncinya tetap sama : menemani anak.
Kenapa tidak ada buku Sejarah (misalnya) dalam foto buku (yang dibeli) di atas ?
Jawabannya saya : karena anak saya tidak memilih buku Sejarah untuk dibeli sekarang ini.
Mengapa dia tidak memilih buku Sejarah untuk dibeli (saat ini) ?
Jawabannya saya : saya tidak tahu. Mungkin dia sedang tidak ingin saja. Ingat. Sekarang ini masih masa liburan. Kalau anak tidak kepingin, jangan dipaksa. Nanti kalau pas sudah mulai masuk sekolah, dia memang harus mempelajari Sejarah dan yang lain-lain.
Mengapa buku Bahasa Indonesia, Kimia, Fisika, Matematika dipilih anak untuk dibeli ?
Jawabannya saya : saya juga tidak tahu. Mungkin saja anak merasa senang. Banyak gambarnya. Berwarna lagi. Dan dia jadi ingin baca-baca selama liburan.
Kalau anak sedang merasa "enjoy" baca buku Bahasa Indonesia, Fisika, Kimia, Matematika setara dengan "enjoy" baca buku Lucky Luke dan Agen Polisi 212, ya saya biarkan saja. Jangan "ditambahi" untuk baca buku-buku lainnya.
Intinya, anak jangan dipaksa-paksa baca buku ini - itu di masa liburan. Nanti malah dia tidak merasa "enjoy" lagi. Kita harus ingat bahwa sekarang ini masih masa liburan. Anak mau baca buku pelajaran semester depan bersama-sama dengan buku Lucky Luke atau Agen Polisi 212 sudah wajib kita syukuri.
Jadi, sharing yang mau disampaikan kali ini adalah :
- Selalu menemani anak untuk membaca buku lucu maupun buku pelajaran untuk semester / kelas mendatang.
- Anak jangan dipaksa baca buku banyak-banyak, karena nanti dia kehilangan rasa "enjoy" membaca buku. Tapi kalau karena inisiatifnya sendiri anak memilih macam-macam buku pelajaran untuk dipelajari selama liburan, ya malah baik. Yang penting, anak jangan merasa terpaksa.
- Dukung anak untuk punya persepsi bahwa membaca komik dan membaca buku pelajaran itu sama asyiknya. Ini adalah seni. Saya sendiri perlu waktu bertahun-tahun untuk mengajak anak "melihat" bahwa buku Matematika adalah sama "menyenangkannya" dengan komik Lucky Luke atau Agen Polisi 212 (juga selalu mendoakannya).
Selamat menemani anak.
Terutama di saat libur sekolah.
Selain dengan jalan-jalan, juga dengan membaca buku.
Buku apa saja, yang penting "enjoy".
Syukur-syukur anak juga mulai tertarik (bukan merasa terpaksa) baca buku pelajaran (meski cuma beberapa). Jangan dipaksa.
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".
-----o0o-----
- Tulisan dan foto oleh Constantinus.
- Constantinus dan Susana Adi Astuti (istrinya, seperti tampak pada foto di atas) adalah Sarjana di bidang Ilmu Alam dan sudah jadi Guru Les Matematika dan Fisika sejak lulus dari SMA Kolese Loyola (jadi Guru Les sambil kuliah di Undip). Sekarang keduanya menjadi teman bermain dan belajar bagi anaknya (merangkap jadi Guru Les-nya juga).
- Constantinus juga Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12C-0922. Menulis di "Suara Merdeka", "Psikologi Plus", dan lain-lain. Menjadi pembicara dalam acara "Family Gathering" orang tua murid di SMA Kolese Loyola Semarang.
- Susana Adi Astuti bekerja sebagai karyawati bank umum. Constantinus bekerja sebagai Praktisi Psikologi Industri & Komunikasi serta Konsultan Hukum.