Sabtu, 09 Juni 2012

TOKOH IDOLA DALAM PROSES KREATIF


Bagaimana sih proses kreatif itu terjadi dalam diri anak ? 

Pertanyaan ini diajukan oleh cukup banyak orang kepada saya, utamanya dalam hal menulis dan berbicara. Saya sendiri tidak tahu, kenapa pertanyaan itu diajukan kepada saya. Mungkin sekedar basa-basi mengisi waktu luang saat sama-sama menjemput anak pulang sekolah. Mungkin karena beberapa tulisan saya yang dimuat di media massa. Mungkin karena sejak SMP dan SMA pernah nonton saya main teater. Mungkin juga karena saya seorang Ilmuwan Psikologi yang dilihatnya tahu tentang hal-hal seperti ini. Entahlah.

Saya menjawab pertanyaan itu dengan sederhana, "Itu proses yang mengalir. Karena saya merasa itu bermanfaat untuk cari teman. Dan karena ada tokoh idola yang menurut saya hebat".

--------------------

Foto Prof. Darmanto Jatman saya pasang di awal tulisan ini bukan tanpa alasan. Saya berjumpa dan melihat beliau di tahun 1980-an, saat saya masih SMP. Main Cinta Model Kwang Wung adalah  puisi beliau (waktu itu biasa memakai nama DARMANTO JT) yang saya kagumi. Saya baca berulang-ulang.  Sampai hafal dengan sendirinya. Menurut saya, puisi itu keren karena pakai Bahasa Inggris segala.

Waktu itu, saya melihat beliau sedang berjalan kaki di Jalan Pahlawan, dekat Simpang Lima. Rambutnya masih (maaf) kribo. Masih pakai celana jeans.

Saya mengagumi beliau bukan lantaran beliau dosen di Ilmu Komunikasi Undip. Tetapi karena beliau adalah seorang penulis dan penyair yang kreatif. Waktu bertemu di jalan itu, saya langsung tahu bahwa itu adalah Darmanto Jt, karena saya hafal foto-fotonya yang banyak dimuat di media massa ketika itu.

Kekaguman saya pada seorang Darmanto Jt semakin bertambah ketika teman baik saya, Doktor Adi Nugroho (tentu saja, waktu itu belum pakai gelar Doktor; sekarang beliau adalah dosen di Ilmu Komunikasi Undip) sering bercerita tentang Darmanto Jt yang menjadi dosennya. 

Itu sebabnya, saya bercita-cita jadi penulis. Karena penulis itu di mata saya terhormat, cerdas. (Sekarang saya tahu, penulis juga bisa kaya. Setidaknya, hidup berkecukupan).

Tahun 1998 atau 1999, saya sempat ngobrol dengan Pak Darmanto Jatman di Bandara Ahamda Yani Semarang. Ketika itu kami sama-sama mau ke Jakarta. Wah, senangnya bukan main, bisa ngobrol dengan tokoh idola. Ketika pulang ke Semarang, saya cerita ke istri bahwa saya bertemu dengan Darmanto Jatman yang hebat itu. Hati saya berbunga-bunga.....

AKhirnya, ditahun 2007-an, saya kembali bisa bertemu dengan Prof. Darmanti Jatman. Kali ini, beliau sebagai seorang Profesor di bidang Psikologi. Dan cerita-cerita tentang tokoh hebat yang saya kagumi sejak saya masih SMP ini kembali saya dengar dari guru dan teman baik saya, Psikolog Probowatie Tjondronegoro (Psikolog Klinis di Rumah Sakit Elisabeth Semarang).

Saya punya kesimpulan dalam diri saya sendiri, "Penulis itu kreatif dan pintar". Ini membuat saya semakin senang menulis. 

Berikut ini adalah puisi Darmanto Jt yang saya baca berkali-kali sejak masih SMP karena "keren".   
  
"MAIN CINTA MODEL KWANG WUNG"
  
Om swastiastu

Kaleo o kane :     kahi, elua, ekolu !
                Ayolah kamboja terbang
                Ayolah burung berjalan
                Ayolah gelombang tidur
                Ayolah pasangan berpasangan-ayo !
                                              ayo
                                           ayo  ayo
                -aloha !

kaleo o kane :     kahi, elua, ekolu !
                 kamboja jangan berhenti jadi kamboja
                 burung jangan berhenti jadi burung
                 gelombang jangan berhenti jadi gelombang-
                            jangan ! jangan           jangan
                                               jangan
                 -mahalo !

     siang – malam, musnahlah beda kalian
     laut – darat, musnahlah beda kalian
     laki – perempuan – musnahlah beda kalian
     half Korean, half Chinese, Hawaiian American - satus
                 persen wong lanang Jawa Yogya – Indonesia
                 m  u  s  n  a  h  l  a  h   b  e  d  a   k  a  l  i  a  n
   
hoong
     iblis laknat setan bekasakan
     kanioyo temen awakku:
     -kangen srengenge mangka awan-awan
     -rindu burung padahal di tengah ranjang
     -yearning for the waves yet on the ocean  

--------------------

Masih menjawab pertanyaan di awal tulisan ini. Memiliki tokoh idola yang jelas bagi saya sangat besar pengaruhnya dalam memupuk kegemaran membaca dan menulis secara kreatif. Saya katakan membaca, selain kata menulis secara kreatif. Sebab kalau tidak pernah membaca, ya memang tidak bisa menulis kreatif. Itu pengalaman saya. Jadi, membaca dulu, kemudian diendapkan, kemudian diramu dengan hasil perenungan dan pengalaman hidup, kemudian ditulis secara kreatif.

Saya sengaja menyebutnya sebagai menulis secara kreatif untuk membedakan tulisan yang saya maksud di sini dengan menulis surat ijin tidak masuk kerja karena sakit dan sejenisnya.





Tokoh idola saya yang lain adalah Arswendo Atmowiloto. Tentang ini, sudah pernah saya tuliskan juga di blog ini sebelumnya. Karyanya sangat banyak. Bahkan, sekarang juga punya production house untuk bikin film sendiri. Hebat. 

Dari Arswendo, saya belajar banyak tentang bagaimana prosesnya membuat tulisan. Bagaimana menimbulkan kreativitas. Bagaimana mencari dan menemukan ide-ide tulisan itu. Bagaimana meramunya. 

Buku Arswendo yang berjudul Mengarang Itu Gampang merupakan buku yang sangat membantu proses kreatif ke-penulis-an saya. Saya pertama kali membeli buku ini dengan uang jajan yang saya tabung. Saat itu saya masih SMP. Harga bukunya kalau tidak salah Rp 2.500,-.

Buku yang saya beli itu masih edisi lama. Sayang, hilang. Dalam arti : dipinjam teman, tidak dikembalikan. Ya sudah, saya beli lagi. Edisinya lebih baru. (Yang saya foto seperti terlihat dalam blog ini). 

Ada juga edisi yang lebih baru, Covernya "full colour". Saya beli juga. Saya berikan kepada anak saya. Dia juga masih SMP. Suka menulis juga.   

--------------------

Buku lain yang juga saya beli sendiri dengan uang jajan yang saya tabung saat masih SMP berjudul Proses Kreatif. Harganya juga sekitar Rp 2.500,-. Cover bukunya berwarna biru tua. Masih saya simpan baik-baik. Entah sudah berapa kali saya baca. Di dalam buku ini antara lain dituliskan oleh Putu Wijaya dan Arswendo Atmowiloto tentang bagaimana mereka memulai proses menulis sampai menyelesaikannya, dan mengapa mereka memilih jadi penulis. 





Buku ini sekarang diterbitkan lagi dengan cover baru berwarna putih. Saya membelikannya untuk anak saya. Dan saya foto untuk saya tampilkan di blog ini. Semoga ini menjadi inspirasi bagi Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak dalam menemani anak-anaknya berproses kreatif. 

--------------------

Demikianlah, Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak. Saya sudah menjawab pertanyaan yang diajukan kepada saya, yang saya sebutkan di awal tulisan ini. 

Ada perjumpaan dengan tokoh, baik langsung maupun tidak langsung. Ada perjumpaan dengan karya dari tokoh-tokoh itu, Ada pengetahuan tentang proses yang dijalani tokoh-tokoh itu dalam menghasilkan karya-karya mereka. Dan yang penting, harus ada latihan nyata untuk menghasilkan karya.

Selamat menemani anak.
Selamat menumbuhkembangkan kreativitas anak dalam bidang baca tulis. 

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----


  • Tulisan oleh Constantinus. Menulis sejak kelas 6 SD untuk media massa, tapi tulisannya baru dimuat di media massa ketika SMA. Perlu keuletan dan kesabaran selama kurang lebih 7 tahun sebelum pada akhirnya tulisannya dimuat di media massa. 
  • Foto repro Prof. Darmanto Jatman oleh Constantinus.
  • Foto buku Mengarang Itu Gampang dan Proses Kreatif oleh Constantinus.
  • Terima kasih kepada para tokoh idola yang sudah menyemangati sekian banyak anak muda untuk senang membaca dan menulis secara kreatif, terutama kepada tokoh-tokoh yang namanya saya sebutkan di atas. Kiranya Tuhan YME memberkati senantiasa. Amin.
  • Terima kasih kepada semua pihak yang sudah menyemangati untuk tetap menulis : kepada Psikolog Probowatie Tjondronegoro (guru dan teman baik saya), Doktor Adi Nugroho (Dosen Ilmu Komuniasi Undip, teman sejak saya masih SD), Advokat Kushandoko Seto (teman ber-teater sejak di SMA Kolese Loyola), Yoko Marwidi (teman sejak di SMA Kolese Loyola dan di Perikanan Undip; terima kasih karena sudah di San Fransisco - USA pun masih meluangkan waktu membaca blog saya),  semua teman-teman dan seluruh pembaca terhormat di Indonesia maupun  di luar Indonesia yang mengikuti blog inspirasi pendidikan kreatif ini. :-)