Minggu, 10 Juni 2012

MENEMANI ANAK MASA KINI : "ARTI BARU" MEMBACA "BUKU"



Seorang Bapak yang punya anak usia SMP bercerita dengan nada mengeluh kepada saya. 

"Anak sekarang tidak mau susah payah. Maunya serba mudah. Apa-apa cari di Google. Tidak mau cari di buku," kata Bapak ini.
 
Menurut saya, beliau ini seorang Bapak yang baik. Seorang Bapak yang memperhatikan anaknya. Seorang Bapak yang prihatin dengan minat baca anak muda zaman sekarang. Yang tidak lagi suka baca buku, seperti zaman beliau muda dulu. 

Bapak ini empat atau lima tahun lebih tua dari saya. Jadi, kami memiliki "masa muda" yang tidak banyak bedanya. Memang, saya waktu masih SMP dulu, ditahun 1980-an, masih biasa membaca buku "Anak Perawan di Sarang Penyamun" dan sejenisnya. Itu untuk tugas Sastra Indonesia. Waktu SMP,  saya (dan juga Bapak ini) tidak pernah ber-Google-ria, karena memang waktu itu belum ada Google !

Saya bertanya lebih lanjut kepada Bapak ini, anaknya ber-Google-ria mencari ini - itu untuk tugas-tugas sekolah pakai apa di rumah ? Dan Bapak ini bilang, "Pakai tablet yang saya belikan".

--------------------


Manusia ingin serba praktis. Juga anak Bapak di awal tulisan ini. Saya juga. Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak sekalian juga. Dan ke-praktis-an itu hadir di depan mata lewat tablet, notebook, ultrabook, BB dan smartphone lainnya, dan sebagainya. Dan di situ, informasi bisa didapat dengan mudah. Lewat Google, misalnya.

Jadi, kalau karena itu lantas anak tidak mau baca buku, bagaimana ?
Pertanyaan-pertanyaan jenis seperti ini banyak dilontarkan ke saya, waktu saya menjadi pembicara di hadapan Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak orang tua murid SMA Kolese Loyola Semarang (tahun 2009 atau 2010, saya lupa).
--------------------
Jujur saja, kita (para orang tua yang saat ini berusia 30 atau 40 tahunan), waktu SD dan SMP tidak mencari informasi pakai Google, karena waktu itu belum ada di depan mata kita. Jadi, terpaksa kita baca buku. Kalau bikin kliping (saya masih ingat) ya harus menggunting-gunting koran atau majalah. Sedangkan sekarang ini, anak SD dan SMP membuat kliping dari Google !
--------------------

Beberapa tahun yang lalu, saya nonton film kartun "Kungfu Panda". Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak tahu bahwa film kartun ini sangat lucu. Tetapi bukan karena itu saya menuliskan "Kungfu Panda" di tulisan ini.

Tetapi karena ini : dalam salah satu adegan di "Kungfu Panda I", Sang Guru (Master Shifu) berkata kepada Po (Si Kungfu Panda) bahwa dia pada awalnya sulit menerima kenyataan bahwa Po (Si Panda Gendut yang tidak bisa Kungfu) justru yang terpilih menjadi pendekar utama dalam perguruan Kungfu itu. Tetapi kemudian Sang Guru berkata bahwa masalahnya bukan pada diri Po Si Panda Gendut; masalahnya ada pada diriku sendiri yang belum bisa membuka diri terhadap Po. 
--------------------
Di tengah derasnya kemudahan ber-Google-ria dan ber-internet-ria sekarang ini, sudah saatnya kita mendefiniskan ulang makna dari membaca dan membuat kliping.  
Zaman sudah berubah. "Membaca" itu ya bukan hanya membaca buku, koran, atau majalah. Membaca lewat Google itu juga harus dimaknai sebagai "membaca" juga. Meng-kliping dengan bantuan Google itu juga harus dimaknai sebagai "meng-klipung" juga. Bukan harus dari majalah atau koran saja (seperti zaman 1970-an atau 1980-an dulu).
--------------------
Pertanyaan selanjutnya, apakah membaca buku itu masih perlu ? Apakah orang tua masih perlu menemani anak membaca buku ?
Iya. Masih perlu. Karena membaca buku itu membuat anak terbiasa berpikir runut. Setidaknya, tidak se-melompat-lompat seperti membaca lewat Google atau internet. Lagi pula, kalau anak membaca buku, anak akan ingat buku apa dan siapa penulisnya (berbeda dengan membaca lewat Google atau internet : kita cenderung hanya membaca isi secara "to the point" begitu banyak). 
Tetapi, jangan kaget juga. Buku sekarang juga ada bedanya dengan buku zaman dulu. 


Sekarang ini ada banyak buku ilmu pengetahuan yang diterbitkan dalam bentuk komik. Yang zaman saya masih SMP, belum ada. 

Artinya, kalau anak membaca buku komik ilmu pengetahuan, kita pun sebagai orang tua harus siap mendefinisikan ulang bahwa membaca komik ini adalah belajar juga.




--------------------

Selamat menemani anak.
Selamat menemani anak membaca buku.
Selamat mendefinisikan ulang arti kata "membaca", karena "membaca" itu sekarang ini memang bukan hanya buku. Google-an dan internet-an itu juga "membaca".
Bahkan, "membaca untuk belajar" itu termasuk juga "membaca buku komik ilmu pengetahuan".

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

  • Tulisan oleh Constantinus, Ilmuwan Psikologi dan pembaca buku-buku sastra sejak masih SMP. Sekarang juga "membaca" lewat Google dan sejenisnya. Tetapi masih membaca majalah sastra Horison juga.
  • Foto buku oleh Constantinus.
  • Repro foto Kungfu Panda oleh Constantinus.