Rabu, 27 Juni 2012

BELAJAR "TERBALIK" : DARI "MAINAN" KE KE-ILMU-AN




Hiasan meja atau "mainan" tampaknya sederhana. Tetapi justru menarik perhatian anak. Dan, ini juga bisa dijadikan alat untuk orang tua dalam menemani anaknya belajar "ilmu alam" secara menarik. Anak saya "menemukan" barang ini ketika sedang diajak ibunya ke sebuah toko di Kota Semarang pada suatu siang. (Karena tertarik, anak saya kemudian mengajak saya untuk mengunjungi toko itu lagi malam harinya, dan membeli "mainan" ini).

Yang saya maksud "secara menarik" itu begini. Biasanya, anak belajar "ilmu alam" mulai dari buku / dari teori, kemudian baru praktikum. Nah, hiasan meja atau "mainan" seperti ini adalah "sebaliknya". Anak ditemani orang tua memperhatikan dan "menikmati" gejala-gejala alam yang ditampilkan "mainan" ini, kemudian baru membahas teori "ilmu alam"-nya. Jadi, memang "dibalik" cara belajarnya. 

Tetapi, sejarah menunjukkan bahwa memang demikianlah "cara belajar ilmu alam" yang alamiah. Dengan melakukan "pengamatan", kemudian baru "memikirkan" teorinya.

--------------------

Saya tidak tahu apa nama hiasan meja atau "mainan" ini. 

"Mainan" ini terbuat dari tabung plastik transparan. Di dalamnya ada cairan. Cairannya ada dua warna. Kalau tabung ini "dibalik", maka "cairan yang di atas" akan menetes ke bawah, lewat pipa kecil sebelah kanan yang ada di dalam tabung itu. Permukaan atas pipa kecil itu berbentuk corong. 

Dan, pada saat yang bersamaan, akan ada "cairan yang di bawah" yang "menetes ke atas" (aneh, ya ?), juga lewat pipa kecil sebelah kiri yang ada di dalam tabung itu. Permukaan bawah pipa kecil itu benbentuk corong juga.

--------------------

"Kenapa airnya bisa menetes dari atas ke bawah ?" tanya anak saya.

"Karena cairan itu berbeda berat jenisnya, " jawab saya. "Kalau cairan yang berat jenisnya besar berada di atas cairan yang berat jenisnya kecil, maka cairan yang berat jenisnya besar akan 'berusaha' turun sedangkan cairan yang berat jenisnya kecil akan 'terdesak' naik".

Anak saya menyimak penjelasan saya, sambil memperhatikan "mainan" hiasan meja itu. 

"Kenapa ada pipa berbentuk corong ?" tanyanya lagi.

Saya cukup kaget dengan pertanyaan ini. Sambil bernostalgia mengingat materi kuliah di awal tahun 1990-an di bidang Aquaculture Engineering, saya menjelaskan secara sederhana kepada anak saya.

"Pipa sebelah kanan yang bagian atasnya berbentuk seperti corong, berguna untuk 'mengumpulkan' cairan yang berat jenisnya besar yang ketika itu ada di atas. Setelah 'terkumpul cukup banyak' yaitu seluruh permukaan corong itu penuh terisi cairan yang berat jenisnya besar, maka ini akan jadi 'satu kelompok cairan' yang turun, berbetuk tetesan 'gelembung', " kata saya. 

Masih sambil mengamati pipa-pipa berbentuk corong itu, anak saya bertanya lagi, "Kenapa pipa yang sebelah kiri bentuknya seperti corong terbalik ?"

Saya menjawab, "Iya. Pipa yang sebelah kiri berbentuk terbalik (yang lebar ada di sebelah bawah) adalah untuk 'menampung' cairan yang sedang ada di bawah (yang berat jenisnya kecil) untuk membentuk 'satu kelompok' kemudian naik membantuk gelembung di atas. Ini terjadi karena mereka terdesak oleh gelembung cairan yang berat jenisnya besar yang sedang turun ke bawah, sehingga cairan yang berat jenisnya kecil yang sedang berada di bawah ini melarikan diri ke atas".

--------------------

Anak saya semakin asyik mengamati "mainan" ini. 

Saya juga.

Dan akhirnya, karena permintaan anak, saya membeli "mainan" ini. 

Harganya Rp 40.000,-. Bisa untuk "menenangkan pikiran" ketika memandangi gelembung-gelembung yang turun maupun naik. Bisa juga untuk menemani anak belajar tentang mekanika fluida (fisika tentang gerakan zat cair), yang mana anak sendiri yang sejak mula pertama sudah tertarik dengan hal ini.

--------------------

Selamat menemani anak.
Selamat menemani anak untuk belajar hal-hal ilmiah dimulai dari benda-benda / mainan yang ada di sekitar kita, baru kemudian anak "diceritain" teorinya.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

  • Foto dan tulisan oleh Constantinus. Sarjana Akuakultur - Perikanan Undip dan Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12C-0922.