Minggu, 03 Juni 2012

KECERDASAN KREATIF ?




"Kalau anak saya ternyata IQ-nya tidak tinggi, lalu bagaimana ?" begitu tanya seorang Ibu kepada saya. Kebetulan saat itu kami sama-sama sedang menjemput anak pulang sekolah.

Itu bukan pertama kali saya diajak ngobrol Ibu-Ibu atau Bapak-Bapak tentang IQ. Biasanya, begitu tahu kalau saya "orang Psikologi", memang pertanyaan-pertanyaan itu segera saja muncul. 

--------------------

Karena sudah "diniati" bahwa blog ini bukan tempatnya tulisan yang "100% teori ilmiah", maka saya tidak akan menjelaskan terlalu banyak tentang IQ. Tetapi, justru karena banyak orang yang bertanya tentang kecerdasan untuk sukses dalam hidup sehari-hari, kali ini saya membahas tentang Triarchic Theory of intelligence oleh Robert Sternberg. Biar agak familiar, fotonya saya tampilkan di awal tulisan ini.

--------------------  

Sternberg mengatakan bahwa kecerdasan itu ada 3 macam. Pertama, kecerdasan analitis. Dalam kecerdasan ini termasuk seberapa efisien seseorang memproses informasi, bagaimana caranya memecahkan masalah, dan sebagainya. Saya pribadi melihat bahwa tes kecerdasan yang selama ini umum dipakai di Indonesia ----- termasuk tes IQ ----- cenderung hanya masuk ke dalam kelompok kecerdasan ini saja.

Yang kedua, kecerdasan kreatif. Termasuk di dalam kecerdasan ini adalah bagaimana menyelesaikan tugas baru dengan menggunakan berbagai informasi yang telah diketahui sebelumnya dan kemudian me-ramu-nya menjadi sesuatu yang baru dan orisinil. 

Yang ketiga, kecerdasan praktis. Intinya, bagaimana seseorang menghadapi lingkungannya : menyesuaikan diri, mengubah situasi, menjauhinya (bila memang itu yang terbaik).

--------------------

Memang, dalam keseharian, Tes IQ masih cenderung populer dipakai. Terutama di sekolah-sekolah. Karena memang tes ini, yaitu tes kecerdasan analitis menurut Sternberg, merupakan hal yang penting untuk bisa sukses dalam menyelesaikan pendidikan sekolah. 

Tetapi sekarang kita tahu bahwa (menurut Sternberg) masih ada 2 kecerdasan lainnya : kecerdasan kreatif dan kecerdasan praktis. Jadi, kalau pun anak kita tidak unggul di bidang kecerdasan analitis ("Tes IQ"), setidaknya dengan menemaninya dalam bermain dan belajar, dia bisa memiliki kecerdasan yang baik dalam bidang kecerdasan kreatif dan kecerdasan praktis. Karena dalam dunia kerja nantinya, 2 kecerdasan ini (kreatif dan praktis) juga memegang peranan penting.

Selamat menemani anak.
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----


  • Tulisan dan repro foto oleh Constantinus. Ilmuwan Psikologi dan Ilmu Alam. Anggota Himpunan Psikologi Indonesia.