Anak saya dapat tugas sekolah : "menghafalkan" senam baru. Namanya "Senam Pramuka". Padahal, kalau "ngomong" tentang senam, saya ini "nol". Bukan tidak senang. Tapi saya sadar, saya "tidak bisa", "tidak berbakat".
Jadi, ketika anak saya dapat tugas senam itu, saya berusaha "semampu saya" memberikan dukungan. Menemani anak "putar-putar kota Semarang", keluar masuk toko kaset, "mencari" kaset "Senam Pramuka".
--------------------
Dan kemudian masih ada lagi. Setelah itu, selang beberapa bulan, ada lagi tugas baru dari sekolah. Namanya "Senam (Ayo) Bergerak Indonesia". Lagi-lagi, saya "berusaha semampu saya". Menemani anak ke toko-toko kaset. "Mencari" VCD senam baru ini.
--------------------
Sudah bukan rahasia lagi, saya memang "tidak bisa" senam. "Tidak hafal-hafal" gerakannya. Kebetulan, istri saya yang "ahli" dalam hal begini. Dulu, istri saya memang belajar "Tari (Tradisional) Jawa". Jadi kalau menghafalkan gerakan senam atau tari, ini keahlian istri saya.
Nah, ketika anak sedang "menghafalkan" senam yang baru di rumah, istri saya yang menemani, ikut gerakan senam. Anak senang sekali, karena dia ditemani.
Lalu, saya "ngapain" ?
Saya yang menyiapkan notebook / laptop (atau compo) untuk "memutar" VCD / kaset senam di ruang tengah (tempat anak dan istri saya akan belajar senam yang baru itu). Saya yang bagian "nyambung-nyambung" kabel, masang-masang speaker supaya "kedengaran" dengan jelas. Pokoknya hal yang "remeh-temeh". Tetapi memang saya ikut di situ, jadi penonton.
--------------------
Dulu, di tahun 1989, setelah lulus dari Jurusan Fisika di SMA Kolese Loyola Semarang, saya sudah jadi Guru Les Privat (sambil kuliah di Perikanan Universitas Diponegoro). Saya memberikan les privat di rumah murid. Kurang lebih selama 7 tahun. (Saya akhirnya berhenti memberikan les privat karena sudah "tidak ada waktu lagi", sebab saya waktu itu sudah bekerja di Departemen Luar Negeri - Bank BNI Semarang, sejak Desember 1995).
Selama saya menjadi Guru Les Privat, ada orang tua murid yang ikut menemani anaknya ketika saya memberikan les. Yang bertanya kepada saya, bagaimana perkembangan anaknya. Tetapi ada juga orang tua yang "cuek" saja. Tidak pernah "mampir" barang sejenak "sebelum" atau "setelah" anaknya selesai les.
Dalam pengalaman saya, ternyata meskipun para orang tua murid tersebut sama-sama tidak "ahli" dalam bidang Matematika / IPA (pelajaran yang saya les-kan kepada anaknya), anak yang orang tuanya "memberikan perhatian, menemani" ketika ada les privat, hasilnya lebih baik dan semangat anaknya lebih tinggi. Artinya, anak tidak merasa terpaksa ikut les, "tidak ogah-ogahan", dan sejenisnya.
--------------------
Dari pengalaman-pengalaman di atas, saya hanya ingin berbagi cerita saja. Bahwa meskipun kita tidak mampu dalam suatu hal, kita masih dapat menemani anak dalam hal itu. Dan ternyata anak menghargai itu. Akibatnya, anak menjadi bersemangat.
Saya tetap saja "tidak ahli" di bidang senam. Para orang tua murid les privat yang menemani anaknya les juga tetap saja "tidak ahli" di bidang Matematika / IPA. Tetapi kegiatan menemani yang dilakukan oleh orang tua ternyata tetap saja berharga bagi anak (meskipun anak tahu bahwa orang tuanya juga "tidak bisa" di bidang itu).
--------------------
Selamat menemani anak.
Selamat menemani anak dalam segala kekurangan kita sebagai orang tua.
Anak tetap akan menghargai itu, karena orang tuanya tetap berusaha menemani.
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".
-----o0o-----
- Tulisan dan foto oleh Constantinus. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12C-0922. Sarjana Perikanan (Akuakultur) Universitas Diponegoro. Guru Les Privat Matematika & IPA sejak lulus dari Jurusan Fisika SMA Kolese Loyola tahun 1989.
- Terima kasih kepada Tante Wie di Jalan Peleburan Barat 22 Semarang yang selalu setia menemani anak-anaknya ketika saya memberikan les privat. Juga terima kasih kepada para orang tua murid les privat saya yang lain, yang tidak saya sebut satu-per satu, yang juga setia menemani anak-anaknya ketika saya memberikan les privat. Terima kasih karena saya telah mendapat banyak pengalaman praktis selama menjadi Guru Les Privat tahun pertengahan 1989 - pertengahan 1996.