Masih tentang training sikap mental & perilaku fisik kepemimpinan yang dilakukan dengan basis karate. Beberapa orang yang sudah dewasa mengajukan pertanyaan kepada saya (untuk dirinya sendiri maupun untuk anak-anaknya yang masih SD / SMP / SMA / kuliah) : apa perbedaan training ini dengan latihan karate di "dojo" (tampat latihan karate) yang "standar".
Saya menjelaskan bahwa perbedaan PERTAMA adalah pada waktu latihannya. Training sikap mental & perilaku fisik kepemimpinan "Tekad Kuat" ini hanya dilakukan seminggu sekali @ 1 jam saja. Adapun latihan karate "standar" di "dojo" dilakukan seminggu 2 kali @ 2 jam.
Perbedaan KEDUA ada pada tujuannya. Training sikap mental & perilaku fisik kepemimpinan "Tekad Kuat" ini bertujuan untuk mengasah sikap mental & perilaku fisik yang merupakan aspek penting dalam kepemimpinan; dengan demikian, ini merupakan training psikologi untuk kepemimpinan. Adapun latihan karate "standar" di "dojo" bertujuan untuk kegiatan beladiri dan olah raga (termasuk : mengikuti turnamen / pertandingan).
Perbedaan KETIGA ada pada materi yang diberikan. Training sikap mental & perilaku fisik kepemimpinan "Tekad Kuat" memberikan hanya gerakan-gerakan dasar dari karate, untuk keperluan meningkatkan sikap mental & perilaku fisik kepemimpinan; dengan demikian tidak diberikan materi tentang "kata" (jurus). Pada latihan karate "standar" di "dojo", diberikan materi tentang "kihon" (gerakan dasar), "kata" (jurus), maupun "kumite" (pertarungan).
Perbedaan KEEMPAT ada pada orientasi sistem. Training sikap mental & perilaku fisik kepemimpinan"Tekad Kuat" ini berorientasi pada sistem training psikologi industri (kepemimpinan) maupun training manajemen (bandingkan dengan Training "Six Sigma" yang menggunakan level "green belt" dan "black belt"). Adapun latihan karate "standar" di "dojo" menggunakan sistem dari salah satu aliran karate yang ada di Okinawa / Jepang.
Namun demikian, orang dewasa / remaja / anak yang mengikuti training sikap mental & perilaku fisik "Tekad Kuat" diharapkan mulai mengenal dan semakin mencintai karate, sehingga cepat atau lambat ingin ikut latihan karate "standar" di "dojo". Diharapkan, pada saat mengikuti latihan karate yang "standar" di "dojo", maka pengalaman mengikuti training sikap mental & perilaku fisik kepemimpinan akan banyak membantu, karena basis yang diberikan dalam training sikap mental & perilaku fisik ini adalah gerakan dasar karate.
* * * * *
Selamat menemani anak.
Selamat menemani anak dalam meningkatkan sikap mental & perilaku fisik kepemimpinannya, dengan training berbasis karate.
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".
-----oOo-----
Tulisan dan foto oleh Constantinus J. Joseph, Susana Adi Astuti, dan Bernardina Agatha Adi Konstantia.
Constantinus adalah praktisi karate, praktisi psikologi industri, anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), anggota Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO). Susana adalah praktisi karate dan karyawati perusahaan. Agatha adalah praktisi karate dan murid SMA.