Jumat, 15 Juli 2016

Menemani Anak : Komentar Orang yang Baru "Bertemu" Karate Ketika Sudah Dewasa



"Sayang ya, baru sekarang saya kenal dengan karate," demikian kalimat yang saya dengar dari seorang karyawati, ketika saya di sela-sela kegiatan memberikan training kepemimpinan & manajemen sumber daya manusia, menunjukkan foto-foto dan juga film latihan karate saya kepadanya. Foto-foto dan film itu saya tunjukkan dalam rangka memberi contoh nyata : betapa latihan yang keras dan berdisiplin itu memang perlu.

"Latihan karate itu harus PUNYA TUJUAN yang jelas, karena tujuan itulah yang memunculkan KEGIGIHAN seseorang untuk TERUS LATIHAN dan MENGATASI RASA BOSAN," kata saya. "Dan di tempat kerja pun, hal yang sama juga diperlukan".

"Jadi, latihan karate itu MENEMPA SIKAP MENTAL & FISIK, ya ?" dia bertanya.

"Benar sekali," kata saya.

* * * * *

Berkali-kali saya mendengar komentar seperti tadi : sayang, baru sekarang ini "bertemu" dengan praktisi karate dan mengetahui tentang kegunaan karate secara menyeluruh (bahkan, secara umum mereka sebelumnya punya pandangan bahwa karate = berkelahi !).

"Ternyata di janji karate itu ada kata-kata bahwa harus menjauhi kekerasan, ya ?" ada yang bertanya demikian.

"Ya ! Praktisi karate itu keras kepada diri sendiri, tapi lemah lembut kepada orang lain," kata saya. "karate itu adalah SENI, yaitu SENI BELADIRI".

Ada juga, seorang bapak yang mengatakan kepada saya bahwa dia suka mengikuti kegiatan "Outbound Training" yang berbasis karate (meskipun dia belum pernah dan belum siap untuk latihan karate di "dojo" (tempat latihan) karate, karena alasan kesibukan kerja). Mengapa dia suka ? Karena dia merasa bahwa mengikuti "Outbound Training" yang berbasis karate pun sudah terasa manfaatnya, yaitu latihan dengan disiplin yang tinggi (BUKAN PERMAINAN) yang terlihat jelas SEMANGAT JUANGNYA. Hal-hal ini menurut dia adalah relevan dengan tuntutan di dunia kerja.

* * * * *

Selamat menemani anak.

Selamat menemani anak dengan karate.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----oOo-----



Tulisan dan foto oleh Constantinus J. Joseph, Susana Adi Astuti, dan Bernardine Agatha Adi Konstantia.

Constantinus adalah praktisi karate, praktisi psikologi industri, anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), anggota Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO). Susana adalah praktisi karate dan karyawati perusahaan. Agatha adalah praktisi karate dan murid SMA.