Kamis, 07 Juli 2016

Menemani Anak : PRACTICE MAKE PERFECT dalam Woman Self Defence




"Apakah saya perlu ikut latihan karate ? Bukankah saya sudah membeli buku tentang 'Woman Self Defence' di toko buku ?"

Pertanyaan seperti itu tidak jarang saya tangkap dari para wanita kenalan saya.

Secara sederhana, saya menjawab begini, "Beladiri itu selain tentang pengetahuan, juga tentang melatih fisik. Ada  'speed' dan 'power' yang hanya didapat dengan latihan rutin, dan lebih baik dengan arahan dari orang yang paham tentang itu".



* * * * *

PRACTICE MAKE PERFECT. Itulah sebabnya, karate (dan juga beladiri praktis) harus dilatih secara rutin. Di karate, ada latihan PEMANASAN supaya tidak cedera selama latihan, ada latihan KIHON (gerakan dasar yang benar, juga supaya tidak cedera), ada latihan KATA (jurus-jurus dalam karate, yang berguna untuk meningkatkan TEKNIK gerakan), dan KUMITE (tidak selalu berarti perkelahian, tetapi latihan dengan partner / orang lain, supaya bisa paham tentanggerak reflek, benturan dengan pukulan / tendangan lawan (ketika menangkis), melancarkan pukulan / tendangan, bahkan menahan rasa sakit ketika terkena tendangan / pukulan yang "masuk" dari lawan, atau melepaskan dari cengkeraman / cekikan lawan). Intinya adalah : JANGAN PERNAH BERANGGAPAN BAHWA LAWAN AKAN PASIF / BERDIAM DIRI SAJA; karena lawan pasti juga akan menangkis dan menyerang secara beruntun ! Inilah perlunya berlatih dan punya teman latihan.

* * * * *

"Jadi hanya membaca buku tentang 'Woman Self Defence' itu belum cukup, ya ?" tanya kenalan saya.

"Ya. Itu boleh dijadikan pengetahuan awal dalam belajar beladiri, tapi tentu harus ada metode latihan prakteknya," jawab saya.

Selamat berlatih beladiri sambil tetap menemani anak.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

* * * * *



Tulisan dan foto oleh Constantinus J. Joseph, Susana Adi Astuti, dan Bernardine Agatha Adi Konstantia.

Constantinus adalah praktisi karate, praktisi psikologi industri, anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), anggota Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO). Susana adalah praktisi karate dan karyawati perusahaan. Agatha adalah praktisi karate dan murid SMA.