Sabtu, 23 Juli 2016

Menemani Anak : Melatih Sikap Mental & Perilaku Fisik untuk Memecahkan Masalah



Ekspresi wajah para trainee yang baru pertama kali melakukan latihan memecahkan masalah (dengan melakukan "tameshiwari")

Seperti biasa, training sikap mental & perilaku fisik kepemimpinan dilaksanakan pada hari Sabtu pagi. Trainee (peserta training) sudah siap pk 06.15. Ada seorang peserta yang harus melakukan perjalanan selama 1 jam lebih.  Artinya, dia harus berangkat dari rumah pk. 05.00. Luar biasa !


* * * * *



"Mengapa kamu sering mengajak trainee (pesera training) melakukan "tamashiwari" ?" tanya sahabat saya, ketika dia tahu bahwa saya mengajak trainee melakukan "tameshiwari" lagi. "Tameshiwari" adalah memecahkan benda-benda untuk latihan, yang dalam training ini diwujudkan dengan memecah genting.

"Meski 'tameshiwari' bukanlah inti dari latihan karate di dojo (tempat latihan karate), tapi sangat berguna untuk membantu meningkatkan sikap mental dan perilaku fisik  para trainee," jawab saya.

Tentu saja, saya menjawab demikian, karena kenyataannya memang begitu.


* * * * *

Seperti biasa, training sikap mental & perilaku fisik kepemimpinan dilaksanakan pada hari Sabtu pagi. Trainee (peserta training) sudah siap pk 06.15. Ada seorang peserta yang harus melakukan perjalanan selama 1 jam lebih.  Artinya, dia harus berangkat dari rumah pk. 05.00. Luar biasa !


* * * * *



"Mengapa kamu sering mengajak trainee (pesera training) melakukan "tameshiwari" ?" tanya sahabat saya, ketika dia tahu bahwa saya mengajak trainee melakukan "tameshiwari" lagi. "Tameshiwari" adalah memecahkan benda-benda untuk latihan, yang dalam training ini diwujudkan dengan memecah genting.

"Meski 'tameshiwari' bukanlah inti dari latihan karate di dojo (tempat latihan karate), tapi sangat berguna untuk membantu meningkatkan sikap mental dan perilaku fisik  para trainee," jawab saya.

Tentu saja, saya menjawab demikian, karena kenyataannya memang begitu.


* * * * *



Dalam training sikap mental & perilaku fisik kepemimpinan "Tekad Kuat", "tameshiwari" bukanlah semata-mata para trainee (peserta training) memecah genting satu, dua, tiga, atau bahkan empat, lima, atau enam, atau tujuh lapis. Sebagai training kepemimpinan yang berbasis karate, para trainee diberikan pengarahan bahwa "tameshiwari" adalah sama seperti ketika mereka menghadapi masalah yang harus DIPECAHKAN di tempat kerja. Saya mengatakan kepada para trainee sebelum mereka melakukan "tameshiwari", PERTAMA-TAMA mereka harus mempunyai niat untuk MEMECAHKANNYA !

Yang KEDUA, mereka harus MENDEKATI, MENYENTUH, MENGENALI, MENGAKRABI dengan sungguh-sungguh apa yang harus DIPECAHKAN itu (kalau di sini : genting; kalau di tempat kerja : masalah kerja).

Yang KETIGA, mereka harus MENSUGESTI diri mereka sendiri bahwa masalah ini MUDAH DIPECAHKAN. Dalam training ini : genting; kalau di tempat kerja : masalah. Saya mengatakan kepada para trainee supaya mensugesti diri masing-masing bahwa genting itu serapuh kerupuk ! Dengan demikian, maka mudah dipecahkan !

Yang KEEMPAT, setelah tahap pertama, kedua, ketiga dilakukan, maka yang harus dilakukan saat akan memecah genting (atau memecahkan masalah kalau di tempat kerja) adalah KONSENTRASI PENUH PERCAYA DIRI (FOKUS TANPA RAGU SEDIKITPUN). Maka, pecahlah genting itu !


* * * * *

"Tapi TEKNIK-nya harus benar, ya ?" tanya sahabat saya.

"Ya," jawab saya.

"Kesiapan MENTAL dan FISIK harus baik, ya ?" tanya sahabat saya lagi.

"Ya," jawab saya. "Harus percaya diri dan antusias ! Tentu saja, harus berdoa !"

"Kalau untuk trainee pemula, boleh memecah genting satu dulu, ya ?" tanya sahabat saya.

"Ya," jawab saya. "Satu dulu, kemudian meningkat secara bertahap. Begitu juga kalau memecahkan masalah di perusahaan : belajarlah memecahkan masalah yang sederhana dulu, kemudian secara bertahap meningkat menjadi memecahkan masalah yang lebih sulit. Bertahap. Disiplin melatih diri !"

-----oOo-----



Tulisan dan foto oleh Constantinus J. Joseph, Susana Adi Astuti, dan Bernardine Agatha Adi Konstantia.

Constantinus adalah praktisi karate, praktisi psikologi industri, anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), anggota Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO). Susana adalah praktisi karate dan karyawati swasta. Agatha adalah praktisi karate dan murid SMA.