Deka
Wafer Roll
"Kreatif
itu apa sih ?"
Kalau ada
yang bertanya seperti itu, saya akan tersenyum dan berkata, "Mau jawaban
yang panjang atau yang pendek ?"
Maksud saya
begini. Kalau mau jawaban yang panjang, ada banyak buku / tulisan yang dapat
dibaca. Di toko buku ada banyak. Cari saja di bagian / kategori
"Psikologi". Pasti ada banyak.
Atau juga
bisa dibaca di Google.
Tetapi
kalau mau jawaban yang pendek / singkat, mengapa tidak "langsung
praktek" saja ?
BERPIKIR
LATERAL
Salah satu
buku yang mengilhami saya untuk selalu "mempertanyakan proses
kreatif" dan dengan begitu saya "selalu berada dalam atmosfir
kreativitas" setidaknya ada tiga. Pertama, buku "Mengarang Itu
Gampang"-nya Arwendo Atmowiloto yang saya beli & baca tahun 1984-an,
waktu saya masih SMP. Kedua, buku "Proses Kreatif"-nya Pamusuk Eneste
(sebagai editor) yang juga saya beli & baca di tahun 1984-an (saya masih
SMP). Ketiga, buku dengan judul "Berpikir Lateral"-nya Edward de Bono
yang saya beli & baca di tahun 1992-an (saya sudah kuliah di Perikanan
Undip waktu itu, tapi belum "kepikiran" mengambil konsentrasi
"aquaculture". Buku ini saya beli dari kakak kelas saya waktu di SMA
Kolese Loyola, namanya Freddy Johny Sambiran. Freddy waktu itu jadi salesman
buku di sela-sela kesibukannya kuliah di Fakultas Hukum Universitas
Diponegoro).
Sehari
sebelum saya menulis artikel untuk blog ini, saya membaca lagi buku
"Berpikir Lateral" bersama dengan Agatha, anak saya semata wayang.
Ada ide dalam buku itu : KITA SERING BERPIKIR UNTUK "MEMECAHKAN MASALAH".
TETAPI KETIKA SEMUANYA SUDAH "BAIK-BAIK SAJA", SEBAGAI AKIBATNYA KITA
TIDAK BERPIKIR KARENA "TIDAK ADA MASALAH". SEBAGAI AKIBATNYA LAGI,
KITA JADI "BERHENTI" UNTUK MENCARI CARA YANG LEBIH CEPAT / LEBIH BAIK
/ LEBIH DEKAT / LEBIH MUDAH.
Saya menyimpulkan,
intisari dari proses kreatif adalah MEMPERTANYAKAN apakah bisa dilakukan YANG
BARU / YANG TIDAK BIASA-BIASA SAJA SEPERTI INI ?
DEKA WAFER
ROLL
Tadi malam
(Sabtu malam, 10 Agustus 2013) saya membuka-buka parcel pemberian dari para
relasi saya. Saya menemukan "Deka Wafer Roll". Saya sempat menduga
bahwa itu buatan "Delfi" yang spesialis di bidang coklat. Agatha
(anak saya) yang mengatakan kepada saya bahwa itu buatan "Dua
Kelinci" yang spesialis di bidang "kacang kulit".
Saya amati
kemasannya. Benar juga, ada lambang & tulisan "Dua Kelinci". Saya
rasakan isi wafer roll-nya. Coklat kacang. Memang, ketika saya baca lagi
kemasannya, isinya memang coklat kacang. Sebagai produsen kacang kulit,
"Dua Kelinci" tidak meninggalkan kacang-nya.
KREATIVITAS
DUA KELINCI
"Dua
Kelinci ber-inovasi," kata saya kepada Agatha. "Dasarnya
pasti...kreativitas...berpikir lateral".
Memang, di
"dunia perkacangan" di Jawa Tengah (setidaknya), dua produsen kacang
kulit yang besar adalah Dua Kelinci dan Kacang Garuda. Kacang Garuda sekarang
ini sudah punya "Garuda Food". (Sama seperti "Wings Food"
milik Sabun Wings). Saya kemudian bercerita kepada anak bahwa "Dua
Kelinci" sedang ber-inovasi untuk tidak hanya berkutat di kacang kulita
(dan kacang-kacang lainnya : kacang atom, kacang sukro, dan masih banyak lagi).
Dikaitkan dengan BERPIKIR LATERAL-nya Doktor Edward de Bono, "Dua
Kelinci" meskipun "semuanya baik-baik saja" tetap mencari
"terobosan-terobosan baru" dengan membuat produk-produk baru, supaya
perusahaan tetap hidup dan berkembang.
APA YANG
BISA DICERITAKAN KEPADA ANAK ?
Pertama,
anak diajak ngobrol dengan "benda nyata" (dalam contoh tulisan ini :
Deka Wafer Roll) tentang HASIL DARI PROSES KREATIF. Dengan adanya "benda
yang nyata", maka anak akan menjadi lebih tertarik karena punya gambaran
yang nyata tentang apa yang sedang di-obrol-kan.
Kedua,
dalam kehidupan sehari-hari, PROSES KREATIF itu diperlukan untuk bisa tetap
BERTAHAN. Misalnya, untuk bisa mencari & mendapatkan banyak teman, Si A
bisa MAIN GITAR, Si B bisa MEMBUAT CERITA-CERITA LUCU, Si C pandai MEMBUAT
GAMBAR-GAMBAR KARTUN, sedangkan Si D selalu MEMOTRET teman-temannya dan
membagikan foto-foto hasil protretannya lewat Facebook atau jejaring sosial
lainnya. Intinya, setiap orang harus MENCARI, MENEMUKAN, MELATIH dirinya supaya
memiliki dia bisa BERPROSES KREATIF dengan keahliannya itu dan itu BERMANFAAT
serta DAPAT DITERIMA oleh orang lain.
Anak harus
DIBIMBING supaya sadar bahwa BERPROSES KREATIF itu perlu.
Selamat
menemani anak.
"Menemani
Anak = Mencerdaskan Bangsa"
-----o0o-----
Foto dan
tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan
Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922.