Saya
sedang menghadiri acara Buka Puasa Bersama pada sore hari itu di Rumah Makan
Kampung Laut - Marina Semarang, ketika salah seorang peserta datang mendekati
saya.
"Saya
ingin bekerja di bank, Pak.... Apakah peluangnya masih besar ?" tanya pria
muda ini kepada saya. Dia adalah seorang sarjana yang lulus 1-2 tahun yang lalu.
Saya
(seperti biasa) diam dan menyimak baik-baik perkataannya.
"Peluang
kerja di bank masih banyak atau tinggal sedikit, ini yang harus kita perjelas dulu,
Mas....," kata saya pada akhirnya.
Ibu-Ibu
dan Bapak-Bapak Yth.,
Mungkin
(saya tidak tahu pasti) blog inspirasi pendidikan kreatif
www.holiparent.blogspot.com ini memang UNIK karena selalu mengajak orang tua
untuk MELIHAT apa & bagaimana DUNIA KERJA yang NANTINYA / KELAK akan
dimasuki oleh anak-anak kita (pada saat sudah dewasa), sehingga dalam MENEMANI
anak, kita (para orang tua) sudah MEMILIKI arah tujuan bahwa "pada
akhirnya anak-anak kita ini akan memasuki dunia kerja juga, maka marilah sejak
sekarang kita ajak ngobrol-ngobrol tentang fakta-fakta dunia kerja". Tentu
saja, kita sebagai orang tua jangan sampai MELUPAKAN USIA ANAK KITA. Seperti
biasanya, saya mengatakan bahwa anak usia SMP atau SMA sudah bisa diajak
ngobrol tentang fenomena-fenomena di dunia kerja. Tetapi untuk anak-anak usia
SD, lebih tepat kalau obrolan itu ditekankan pada NILAI-NILAI KEJUJURAN,
KETEKUNAN, DAN MEWUJUDKAN MINAT SECARA SUNGGUH-SUNGGUH, dalam arti ADA BUKTI
NYATA-NYA.
Ibu-Ibu
dan Bapak-Bapak Yth.,
Baru
saja saya menuliskan kata-kata ini : MEWUJUDKAN MINAT SECARA SUNGGUH-SUNGGUH,
dalam arti ada BUKTI NYATA-nya.
Saya
ketika mau menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh pria muda tadi sebenarnya
MERASA RAGU : apakah dia SUNGGUH-SUNGGUH ingin bekerja di bank ? Kalau ya, apa
BUKTI NYATA-nya ?
Dari
materi pertanyaannya, saya tahu bahwa pria muda ini TIDAK PAHAM "apa itu
bekerja di bank". Maksud saya begini : dia itu hanya INGIN bekerja di bank
karena kesannya bekerja di bank itu enak, ruangannya ber-AC, pakaiannya bersih.
Tetapi dia TIDAK PAHAM tentang ini : apa saja bagian-bagian yang ada di bank
dan apa JOB SPECIFICATION-nya, serta apakah dia HARUS MENGAMBIL KURSUS supaya
memenuhi "job qualification" itu.
Ibu-Ibu
dan Bapak-Bapak Yth.,
Dulu
di tahun 1994, saya dan pacar saya saat itu (yang sekarang ini menjadi istri
saya), sebagai calon Sarjana Perikanan - Akuakultur dan ingin bekerja di bank
(saya tidak malu mengatakan hal ini, yaitu bahwa sejak awal kami berdua memang
ingin bekerja di bank yang saat itu sedang "booming" dan memerlukan
banyak sekali karyawan), sudah MENGAMBIL KURSUS PROGRAMMER KOMPUTER (saat itu
program-nya adalah d-Base III+) dan sudah pula MENGAMBIL KURSUS PERBANKAN (yang
mengajar para PRAKTISI BANK dari Bank BNI dan Bank Niaga). Selain itu, kami juga
SUDAH PUNYA SERTIFIKAT OPERATOR KOMPUTER (saat itu programnya Lotus 123 dan WS)
dan Sertifikat KURSUS BAHASA INGGRIS. Intinya, meskipun kami ini Sarjana
Perikanan di bidang Akuakultur (terjemahan dari Bahasa Inggris : AQUACULTURE
ENGINEERING), tetapi kami memang secara NYATA memiliki BUKTI bahwa kami
BERMINAT & SIAP bekerja di bank. Saya diterima di Bank BNI, sedangkan pacar
saya diterima di Bank Eksekutif (sekarang menjadi Bank Pundi).
Kembali
ke percakapan saya dengan pria muda tadi, saya bertanya kepadanya, "Jadi,
kalau bekerja di bank, Anda mau bekerja di bidang MARKETING atau bidang APA,
Mas ?"
Seperti
sudah saya duga, dia BINGUNG harus menjawab apa.
Tidak
tega membiarkan dia berada dalam kebingungan terlalu lama, saya segera saja
berkata, "Kalau Anda ingin bekerja di bidang MARKETING bank, Anda perlu
mengambil kursus yang terkait dengan MARKETING dan PERBANKAN. Kalau Anda ingin
bekerja di bidang NON MARKETING, Anda juga perlu mengambil kursus yang terkait
dengan itu".
Ibu-Ibu
dan Bapak-Bapak Yth.,
Memang
beberapa bank memberikan PELATIHAN bagi karyawan baru. Tetapi tidak dapat
dipungkiri bahwa dalam tahapan SELEKSI, bank memberikan NILAI LEBIH kepada
pelamar yang secara NYATA dapat menunjukkan BUKTI bahwa dia sudah MEMPERSIAPKAN
DIRI untuk bekerja di bank, yaitu dengan MENGIKUTI KURSUS / PELATIHAN yang
relevan. Ijazah Sarjana memang merupakan SYARAT, tetapi bank akan melihat
apakah seorang pelamar MEMILIKI NILAI LEBIH yaitu MINAT & KESIAPANNYA
(KETRAMPILANNYA) untuk bekerja di bank. Kursus / pelatihan merupakan ALAT yang
dapat digunakan untuk MEMBUKTIKAN ini, yaitu bahwa "pelamar ini
sungguh-sungguh ber-MINAT dan sudah SIAP secara KETRAMPILAN & KEPRIBADIAN
untuk bekerja di bank" (yang pada kenyataannya PENUH DENGAN TEKANAN, bukan
sekedar enak-enakan saja).
Ibu-Ibu
dan Bapak-Bapak Yth.,
Kiranya
sharing kali ini membawa manfaat bagi kita dalam menemani anak-anak kita, yaitu
bahwa kalau anak memang INGIN MENJADI / MENUJU ke SESUATU, maka secara NYATA
harus DIBUKTIKAN. Dan PEMBUKTIAN itu memerlukan WAKTU, TENAGA, BIAYA. Tetapi
justru karena itulah, ini menjadi ALAT BUKTI YANG BAIK apakah memang INGIN
MENJADI / MENUJU KE SITU.
Selamat
menemani anak.
"Menemani
Anak = Mencerdaskan Bangsa".
-----o0o-----
Foto
dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota
Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam
& Ilmu Sosial.