Rabu, 07 Agustus 2013

Menemani Anak : MEMBUKTIKAN KESUNGGUHAN HATI



Saya sedang menghadiri acara Buka Puasa Bersama pada sore hari itu di Rumah Makan Kampung Laut - Marina Semarang, ketika salah seorang peserta datang mendekati saya.

"Saya ingin bekerja di bank, Pak.... Apakah peluangnya masih besar ?" tanya pria muda ini kepada saya. Dia adalah seorang sarjana yang lulus 1-2  tahun yang lalu.

Saya (seperti biasa) diam dan menyimak baik-baik perkataannya.

"Peluang kerja di bank masih banyak atau tinggal sedikit, ini yang harus kita perjelas dulu, Mas....," kata saya pada akhirnya.

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Mungkin (saya tidak tahu pasti) blog inspirasi pendidikan kreatif www.holiparent.blogspot.com ini memang UNIK karena selalu mengajak orang tua untuk MELIHAT apa & bagaimana DUNIA KERJA yang NANTINYA / KELAK akan dimasuki oleh anak-anak kita (pada saat sudah dewasa), sehingga dalam MENEMANI anak, kita (para orang tua) sudah MEMILIKI arah tujuan bahwa "pada akhirnya anak-anak kita ini akan memasuki dunia kerja juga, maka marilah sejak sekarang kita ajak ngobrol-ngobrol tentang fakta-fakta dunia kerja". Tentu saja, kita sebagai orang tua jangan sampai MELUPAKAN USIA ANAK KITA. Seperti biasanya, saya mengatakan bahwa anak usia SMP atau SMA sudah bisa diajak ngobrol tentang fenomena-fenomena di dunia kerja. Tetapi untuk anak-anak usia SD, lebih tepat kalau obrolan itu ditekankan pada NILAI-NILAI KEJUJURAN, KETEKUNAN, DAN MEWUJUDKAN MINAT SECARA SUNGGUH-SUNGGUH, dalam arti ADA BUKTI NYATA-NYA.

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Baru saja saya menuliskan kata-kata ini : MEWUJUDKAN MINAT SECARA SUNGGUH-SUNGGUH, dalam arti ada BUKTI NYATA-nya.

Saya ketika mau menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh pria muda tadi sebenarnya MERASA RAGU : apakah dia SUNGGUH-SUNGGUH ingin bekerja di bank ? Kalau ya, apa BUKTI NYATA-nya ?

Dari materi pertanyaannya, saya tahu bahwa pria muda ini TIDAK PAHAM "apa itu bekerja di bank". Maksud saya begini : dia itu hanya INGIN bekerja di bank karena kesannya bekerja di bank itu enak, ruangannya ber-AC, pakaiannya bersih. Tetapi dia TIDAK PAHAM tentang ini : apa saja bagian-bagian yang ada di bank dan apa JOB SPECIFICATION-nya, serta apakah dia HARUS MENGAMBIL KURSUS supaya memenuhi "job qualification" itu.

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Dulu di tahun 1994, saya dan pacar saya saat itu (yang sekarang ini menjadi istri saya), sebagai calon Sarjana Perikanan - Akuakultur dan ingin bekerja di bank (saya tidak malu mengatakan hal ini, yaitu bahwa sejak awal kami berdua memang ingin bekerja di bank yang saat itu sedang "booming" dan memerlukan banyak sekali karyawan), sudah MENGAMBIL KURSUS PROGRAMMER KOMPUTER (saat itu program-nya adalah d-Base III+) dan sudah pula MENGAMBIL KURSUS PERBANKAN (yang mengajar para PRAKTISI BANK dari Bank BNI dan Bank Niaga). Selain itu, kami juga SUDAH PUNYA SERTIFIKAT OPERATOR KOMPUTER (saat itu programnya Lotus 123 dan WS) dan Sertifikat KURSUS BAHASA INGGRIS. Intinya, meskipun kami ini Sarjana Perikanan di bidang Akuakultur (terjemahan dari Bahasa Inggris : AQUACULTURE ENGINEERING), tetapi kami memang secara NYATA memiliki BUKTI bahwa kami BERMINAT & SIAP bekerja di bank. Saya diterima di Bank BNI, sedangkan pacar saya diterima di Bank Eksekutif (sekarang menjadi Bank Pundi).

Kembali ke percakapan saya dengan pria muda tadi, saya bertanya kepadanya, "Jadi, kalau bekerja di bank, Anda mau bekerja di bidang MARKETING atau bidang APA, Mas ?"

Seperti sudah saya duga, dia BINGUNG harus menjawab apa.

Tidak tega membiarkan dia berada dalam kebingungan terlalu lama, saya segera saja berkata, "Kalau Anda ingin bekerja di bidang MARKETING bank, Anda perlu mengambil kursus yang terkait dengan MARKETING dan PERBANKAN. Kalau Anda ingin bekerja di bidang NON MARKETING, Anda juga perlu mengambil kursus yang terkait dengan itu".

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Memang beberapa bank memberikan PELATIHAN bagi karyawan baru. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa dalam tahapan SELEKSI, bank memberikan NILAI LEBIH kepada pelamar yang secara NYATA dapat menunjukkan BUKTI bahwa dia sudah MEMPERSIAPKAN DIRI untuk bekerja di bank, yaitu dengan MENGIKUTI KURSUS / PELATIHAN yang relevan. Ijazah Sarjana memang merupakan SYARAT, tetapi bank akan melihat apakah seorang pelamar MEMILIKI NILAI LEBIH yaitu MINAT & KESIAPANNYA (KETRAMPILANNYA) untuk bekerja di bank. Kursus / pelatihan merupakan ALAT yang dapat digunakan untuk MEMBUKTIKAN ini, yaitu bahwa "pelamar ini sungguh-sungguh ber-MINAT dan sudah SIAP secara KETRAMPILAN & KEPRIBADIAN untuk bekerja di bank" (yang pada kenyataannya PENUH DENGAN TEKANAN, bukan sekedar enak-enakan saja).

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Kiranya sharing kali ini membawa manfaat bagi kita dalam menemani anak-anak kita, yaitu bahwa kalau anak memang INGIN MENJADI / MENUJU ke SESUATU, maka secara NYATA harus DIBUKTIKAN. Dan PEMBUKTIAN itu memerlukan WAKTU, TENAGA, BIAYA. Tetapi justru karena itulah, ini menjadi ALAT BUKTI YANG BAIK apakah memang INGIN MENJADI / MENUJU KE SITU.

Selamat menemani anak.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam & Ilmu Sosial.