Aktivitas belanja kebutuhan masak bisa juga dijadikan sebagai kegiatan menemani
anak belajar. Bukan bermaksud mempromosikan Carrefour, tetapi saya (sebagai
seorang lulusan Perikanan Universitas Diponegoro) memang "harus"
mengatakan bahwa ada baiknya anak diajak belanja di supermarket ini sambil
menambah wawasan / pengetahuan anak.
Malam
itu kami sekeluarga jalan-jalan sekaligus belanja di Carrefour - Jalan Pemuda
Semarang. Perhatian anak saya langsung tertuju pada tulisan yang dipasang di
bagian penjualan produk ikan segar maupun ikan awetan. Di situ ada tertulis
"Carrefour hanya menjual ikan asin yang memiliki sertifikat bebas
formalin" lengkap dengan fotokopian sertifikat yang terkait dengan itu.
Bagi saya dan istri, tulisan & sertifikat seperti ini tidak asing maknanya
bagi kami, karena dulu sewaktu kami masih kuliah di Perikanan Universitas
Diponegoro, kami mendapat kuliah (teori dan praktikum "block system"
yang banyak & lamanya minta ampun) Pengujian Mutu Hasil Perikanan. Dosen
kami waktu itu adalah Ir. Ratna Ibrahim, M.Phil. Jadi, saya dan istri bisa
bercerita cukup banyak tentang tulisan & sertifikat yang dipajang oleh
Carrefour itu dan tentang apa kegunaannya bagi kesehatan kita sebagai pembeli /
konsumen. (Bagi Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak yang tidak punya latar belakang
pendidikan di bidang Perikanan atau Ilmu Pangan, bisa dengan mudah mendapatkan
sekilas informasi tentang hal-hal seperti itu di Google / internet, sehingga
tetap punya bahan ngobrol dengan anak).
Ibu-Ibu
dan Bapak-Bapak Yth.,
Kalau
kita mengajak anak ikut belanja di supermarket seperti Carrefour, sebenarnya
kita telah MENGENALKAN kepada anak apa yang disebut dengan STANDAR, baik itu
STANDAR LAYANAN maupun STANDAR KUALITAS BARANG yang dijual.
Memang,
karena sesuatu yang STANDAR itu dalam banyak hal masih ASING, maka biasanya
DIANGGAP harganya MAHAL. Tentang hal ini saya tidak mau berdebat. Tetapi orang
Jawa punya pepatah "JER BASUKI MAWA BEA" yang artinya kalau mau baik
/ makmur itu memang ada biaya / ongkosnya, dan "ANA REGA, ANA RUPA"
yang artinya kalau mau yang baik, tentu harganya juga berbeda (relatif lebih
tinggi) dibandingkan harga barang yang kurang baik.
Ibu-Ibu
dan Bapak-Bapak Yth.,
Sampai
di sini, maka sebenarnya anak sudah kita KENALKAN pada kenyataan bahwa JANGAN
HANYA MEMILIH MURAH kalau ternyata yang seolah-olah murah itu sebenarnya
STANDARNYA TIDAK BAIK (= TIDAK ADA STANDARNYA). Sebaliknya, jangan ragu untuk
membeli barang yang dijual dengan LAYANAN yang STANDARNYA BAIK dan juga KUALITAS
barang yang dijual memang BERSTANDAR BAIK.
Ibu-Ibu
dan Bapak-Bapak Yth.,
Semoga
dengan demikian anak-anak kita sudah sejak masih SD atau SMP atau bahkan SMA
sudah MENGALAMI dalam kehidupan sehari-hari bahwa JANGAN ASAL MEMILIH MURAH
SAJA tanpa memperhatikan STANDAR layanan & kualitasnya. Dengan demikian
anak sudah sejak kecil terlatih untuk berpikir, bersikap, dan bertindak
RASIONAL & PENUH PERTIMBANGAN.
Selamat
menemani anak.
"Menemani
Anak = Mencerdaskan Bangsa".
-----o0o-----
Foto
dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota
Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana Perikanan - Akuakultur
lulusan Universitas Diponegoro tahun 1995 dengan predikat Cumlaude.