Selasa, 20 Agustus 2013

Menemani Anak - SADAR (PERLUNYA TAAT PADA) ATURAN


Pagi itu sekitar pk. 03.00 saya terbangun dari tidur. Maunya, saya bangun pk. 05.00. Karena sulit untuk bisa tidur lagi setelah bangun kepagian, saya menyalakan radio transistor yang selalu ada di dekat kasur saya. Pilih punya pilih, akhirnya saya menemukan salah satu stasiun radio yang sedang siaran (memang biasa siaran 24 jam non stop). Acaranya : meminta pendapat para pendengar lewat telepon yang langsung disiarkan lewat radio tentang "korupsi di Indonesia". Ada banyak pendengar yang menyampaikan pendapatnya. Beberapa pendengar menyampaikan pendapatnya dengan berapi-api. Beberapa yang lain menyampaikan pendapatnya dengan tenang.

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Pada kesempatan yang lain, saya melihat sering kali ada OKNUM pengemudi yang (mobilnya) menyeberang jalan dengan melanggar garis pembatas jalan yang tidak putus-putus (artinya : dilarang berpindah jalur, apalagi menyeberang !).

Saya sendiri, he...he...he... Dulu juga kadang kala melakukan hal seperti itu. Tetapi kapok setelah mobil saya dalam posisi berhenti (tetapi melanggar garis pembatas jalan yang tidal putus-putus) akan menyeberang jalan DITABRAK oleh sepeda motor yang melaju kencang dan tidal dapat dikendalikan. POSISI SAYA SALAH karena meskipun saya ditabrak tetapi saya melanggar jalur !

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Hari Minggu 18 Agustus 2013 pagi saya beserta anak dan istri seperti biasa jalan-jalan di Car Free Day - Jalan Pahlawan Semarang (dekat Simpang Lima). 



Sambil istirahat dan makan "mie kopyok", saya memperhatikan rambu-rambu lalu lintas yang ada di dekat saya duduk-duduk. Tulisannya : DILARANG PARKIR SEPANJANG JALAN PAHLAWAN. KECUALI 18.00-06.00 SATU LAPIS SEJAJAR.

Dan tiba-tiba saja saya tertarik dengan rambu lalu lintas ini. Seberapa seringkah anak-anak kita diajak ngobrol tentang rambu-rambu seperti ini sejak masih SD, entah oleh guru sekolahnya entah oleh orang tuanya, supaya anak sejak masih kecil sudah SADAR mengapa rambu-rambu seperti ini DIBUAT dan HARUS DITAATI ? (Bukan semata-mata karena takut ditilang Polisi, tetapi supaya HIDUP ITU TERTIB dan TIDAK SALING MERUGIKAN maka aturan itu HARUS DITAATI entah ada Polisi maupun tidak ada Polisi).

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Saya juga pernah melanggar aturan, tentu. Tetapi baiklah kita mulai TAAT ATURAN dan memberikan CONTOH YANG BAIK kepada anak. Semoga anak kita menjadi orang yang TAAT KEPADA ATURAN.

Selamat menemani anak.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa"


-----o0o-----


Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922.