Jumat, 02 Agustus 2013

Menemani Anak : ANTARA INTERNET DAN BUKU


Di zaman yang sudah serba komputer sekarang ini, ketika informasi tentang apa saja bisa dengan mudah diperoleh dari internet (Google), masihkah perlu membeli dan membaca buku ?

Pertanyaan di atas sengaja saya munculkan karena dalam berbagai kesempatan ada saja teman saya yang heran ketika tahu bahwa saya masih rajin membeli dan membaca buku, padahal saya relatif dalam keseharian sudah sangat akrab dengan komputer dan internet.

Tentu saja, pertanyaan yang sama juga berlaku bagi anak-anak kita. Bukankah anak-anak  sekarang sudah akrab dengan komputer dan internet ? Apakah mereka masih perlu membeli dan membaca buku-buku bacaan ? (Buku pelajaran yang digunakan di sekolah tidak termasuk yang saya maksudkan di sini, karena sifatnya memang sudah diwajibkan oleh guru / sekolah).

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Terhadap pertanyaan seperti itu (dan pandangan teman / kenalan saya yang seperti itu) saya tidak memberikan jawaban. Karena bagi saya, saya memang masih perlu membeli dan membaca buku meskipun saya bisa mendapatkan banyak informasi dengan cepat lewat Google.  Bagi saya, komputer / internet dan buku itu sifatnya saling melengkapi (komplementer) bukan saling menggantikan (substitutif). Saya melihat hal ini seperti televisi dan radio. Meskipun di rumah ada televisi (yang sangat jarang ditonton karena anak, istri, dan saya tidak gemar nonton tivi), tetapi kami masih punya radio transistor yang setia menemani istri setiap pagi ketika dia memasak dan menyetrika. Televisi dan radio punya keunggulannya masing-masing, karena itu tidak saling menggantikan. Kalau memang sedang bersantai dan mau nonton pertandingan sepak bola, sekarang ini tentu nonton televisi (ada gambarnya). Tetapi kalau cari teman hiburan sambil menyetrika pakaian, lebih tepat dengar siaran radio, bukan nonton tivi.

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Masih terkait dengan "antara internet dan buku" seperti yang kita bahas di depan, justru yang penting untuk kita renungkan (untuk diri kita maupun anak kita) adalah ini : apakah kita ini hanya jadi konsumen, atau juga menjadi produsen ? Apakah hanya membaca, atau memang juga produktif menulis ?

Secara bergurau, teman-teman saya bilang bahwa internet lebih membuatnya bisa produktif menulis, karena dia aktif menulis status di Facebook dan sejenisnya.

Saya bilang, itu baik juga. Tetapi yang saya maksudkan dengan "menulis" adalah menulis dengan ide tertentu dengan pola pikir yang teratur. Jadi, seperti menulis artikel. Kalau di internet, ya menulis artikel seperti blog ini misalnya. Ada pendahuluannya. Ada isinya. Ada penutupnua. Jadi ada urut-urutannya.

"Penting ya buat anak ?" tanya teman saya.

"Iya. Menulis itu berlatih menuangkan gagasan secara runut. Ini sangat berguna ketika anak sudah kerja nantinya. Makanya anak perlu dilatih untuk menulis artikel / cerita yang agak panjang supaya jadi kebiasaan / ketrampilan sejak masih SD kelas 4 atau 5," jawab saya.

Selamat menemani anak.

Entah membaca buku, entah dengan internet. Itu sifatnya saling melengkapi.

Yang penting juga, anak ditemani untuk produktif menulis supaya terbiasa menuangkan gagasan secara runut.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa"

-----o0o-----

Foto dan tuliaan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Ilmu Sosial.