Selasa, 27 November 2012

FOKUS PADA HASIL KARYA



"Fokus pada hasil karya," jawab saya kepada seorang teman.

Ceritanya begini. Teman saya ini termasuk orang tua yang peduli pada perkembangan kreativitas anaknya. Dia juga (dalam batas kemampuan keuangannya) berusaha membelikan alat-alat yang diperlukan untuk mendukung proses kreatif anaknya.

Nah, kebetulan anaknya itu memiliki minat pada berbagai bidang : musik, menggambar, komputer, fotografi. Maka, alat-alat yang dibeli pun bermacam-macam. 

"Jadi, anak saya sebenarnya berminat pada bidang apa, ya ?" tanyanya kepada saya.

"Pelukis tidak mem-bingung-kan dirinya dengan apa aliran lukisannya. Yang penting dia melukis. Yang penting dia berkarya. Justru dari situ akan muncul hasil karya yang unik dan orisinil, bukan jiplakan," kata saya.

"Maksudnya ?" tanyanya lagi.

"Begini. Kalau anak punya kamera untuk memotret, jangan diarahkan untuk semata-mata ber-kegiatan memotret. Tetapi didukung untuk meng-hasil-kan karya dengan kameranya itu," jawab saya.

"Saya belum paham maksudnya...," kata teman saya lagi.

"Begini. Katakanlah, anak kita dukung untuk menghasilkan karya dalam bentuk sebuah film. Ketika anak fokus pada hasil karya untuk menghasilkan sebuah film, maka otomatis dia akan menggunakan komputer untuk menghasilkan skenario yang akan dimainkan dalam film itu. Dia juga otomatis akan menggunakan kamera video untuk melakukan shooting film. Dia juga akan kamera fotografi untuk memotret adegan-adegan sebagai pelengkap film itu. Dia juga menggunakan komputer lagi, tetapi kali ini untuk mengedit atau merangkai itu semua menjadi sebuah film. Dia bahkan akan menggunakan komputer juga untuk mem-burn CD. Jadi, alat-alat itu bisa dipakai bergantian, dalam suatu proses menghasilkan suatu karya... Semuanya dikombinasikan...."

--------------------

Seorang teman yang saya akui memang berkepribadian kreatif (dia bekerja sebagai ahli komputer di sebuah bank) sering bercerita kepada saya bahwa dia membeli alat-alat yang belum jelas untuk apa. "Tetapi saya kira-kira sudah tahu, Pak...itu akan saya pakai dalam proses membuat ini atau itu...," katanya.

Saya tidak mencela dia. Saya bahkan mengagumi dia. Karena dia tidak secara monoton hanya memikirkan penggunaan alat itu sendiri, tetapi bagaimana alat itu dapat digunakannya untuk menghasilkan sebuah karya, dengan mengkombinasikannya dengan alat-alat lain (yang sudah dimilikinya).

Dan dari situlah, lahir karya-karya yang unik...dan orisinil...

--------------------

Selamat menemani anak.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

---o0o---