Senin, 05 November 2012

MENEMANI ANAK SEKALIGUS MEMBERIKAN CONTOH






Sudah hampir seminggu ini saya menemani anak lembur. Setiap malam tidur hanya 2-3 jam saja. Ini bukan kemauan saya. Ini 100% kemauan anak. Karena anak lebur, saya pun ikut lembur. Meski sebatas menemani sambil membaca-baca buku atau menulis beberapa artikel untuk media massa yang sudah lama menagih artikel kepada saya.

Ceritanya begini. Anak saya ada tugas kelompok membuat drama di sekolahnya. Dengan penuh semangat dia menulis sendiri skenarionya. (Saya tidak bisa melarang dia lembur sampai pagi gara-gara menulis skenario, karena saya pun dulu juga biasa tidak tidur semalaman gara-gara menulis skenario. Itu pengalaman zaman saya masih sekolah di SMA Kolese Loyola Semarang).

Kemudian, skenario ini dimainkan sebagai sebuah drama bersama teman-teman satu kelompoknya. Dan direkam pakai handycam. Lagi-lagi, anak saya dengan penuh semangat membawa handycam ke sekolah untuk shooting. Juga membawa kamera digital. Juga membawa tripod. Juga membawa voice recorder. Masih juga membawa laptop. Saya biarkan saja dia berangkat ke sekolah seperti mau berangkat perang, karena membawa : (1) Tas sekolah (tas punggung), (2) Tas kecil untuk tugas-tugas sekolah, (3) Handycam, (4) Kamera Digital, (5) Tripod, (6) Laptop. Kepada istri saya berkata, "Biarkan saja. Biarkan dia punya nyali untuk berjuang mewujudkan apa yang mau diwujudkannya : membuat film".

Setelah segala tetek-bengek video, foto, rekaman suara itu jadi, maka harus dilakukan editing. Saya bilang kepada anak, "Yang paling sederhana, pakai saja Windows Movie Maker". 

Maka, anak saya ajari cara menggunakan Windows Movie Maker di laptop-nya. Tidak lupa secara jujur saya mengatakan bahwa saya juga baru bisa membuat film dengan Windows Movie Maker karena di-ajar-i oleh Mas Franes, asisten saya di kantor. Jadi, di sini saya sengaja mengajarkan kepada anak bahwa kita bisa belajar dari orang lain, sekalipun orang itu masih asisten kita. Sebab setiap orang pasti punya kelebihan masih-masing.

Maka, proses membuat film dengan Windows Movie Maker-pun dilakukan oleh anak. Hampir selama satu minggu ini.

Ternyata, masalah masih muncul lagi. Untuk mem-publish file project Windows Movie Maker menjadi sebuah file film / video, prosesor pada laptop anak saya tidak kuat. Selain itu, masih ada banyak masalah teknis yang lain. Misalnya, ketika saya pindah ke laptop milik saya yang prosesornya sudah cor-i-5 ternyata tidak bisa jalan karena codec-nya belum di-install. 

Mohon maaf kepada Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth., karena saya sengaja menuliskan istilah-istilah teknis yang asing bagi orang awam (termasuk bagi saya, karena saya juga baru tahu ketika saya menghadapi masalah ini pada saat menemani anak mem-publish file project Windows Movie Maker). Dan, saya lagi-lagi meminta bantuan kepada teman saya, namanya Mas Harri. Anak saya saya beritahu bahwa Mas Harri adalah seorang ahli IT / komputer di perusahaan bank. Dan berkat bantuan Mas Harri yang meng-install codec di laptop saya, akhirnya anak saya berhasil mem-publish file project-nya menjadi sebuah film / video untuk dikumpulkan kepada gurunya di sekolah.
Saya sengaja mengajarkan kepada anak bahwa adalah baik kalau kita punya banyak teman yang siap menolong kita sesuai keahliannya. Dan supaya kita punya banyak teman seperti itu, kita pun harus punya keahlian dan siap menolong teman kita. Itu namanya saling menolong berdasarkan keahlian masing-masing.

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
Apa yang saya sharing-kan dalam tulisan kali ini sebenarnya sederhana saja. Bahwa kalau tidak tahu tentang sesuatu, itu tidak masalah. Yang penting ada semangat, dan punya banyak teman yang siap menolong sesuai dengan keahlian masing-masing. Dan ini bukan teori, tetapi sungguh-sungguh kenyataan yang kita alami dalam rangka menemani anak mengerjakan tugas sekolahnya.

Dengan demikian, tugas sekolah selesai (dibuat sendiri oleh anak), dan anak juga belajar dari pengalaman nyata kita tentang saling menolong berdasarkan keahlian.

Selamat menemani anak.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".


-----o0o-----

 Tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph.


CONSTANTINUS (pengelola HOLIPARENT) adalah lmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial. Magister Manajemen di bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri & Komunikasi, dan Praktisi Perbankan.
 
 
  
www.holiparent.blogspot.com diterbitkan oleh "Holiparent Studio 89" (dahulu "Jantera Study 89") yang memberikan bimbingan & konsultasi untuk anak-remaja-dewasa tentang Article Writing & Scientific Photography for  Communication & Creativity Purposes. Bimbingan & konsultasi di Jalan Anjasmoro V no. 24 Semarang setiap Senin-Jumat pk. 18.00-21.00 (Minggu pagi khusus Scientific Photography - Outdoor).