Suster Dra. Lidwiana, CB (Kepala SMK Pius X Magelang) sedang memberikan pengarahan sekaligus membuka acara workshop "Memasuki dan Beradaptasi di Dunia Kerja"
Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
Kali ini saya akan men-sharing-kan pengalaman tentang menemani anak dalam "mengasah" pengetahuan dan ketrampilan, sekaligus mendampingi dan menyiapkan mereka "memasuki sekaligus beradaptasi / bertahan" di dunia kerja (karena pada hakekatnya semua anak yang kita dampingi akhirnya akan memasuki dunia kerja, jadi itu merupakan tanggung jawab kita sebagai "orang tua").
Bu Anjar, Guru SMK Pius X Magelang. Beliau adalah Asesor Uji Kompetensi - Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata yang diakui oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Republik Indonesia.
SMK Pius X Magelang sendiri merupakan Tempat Uji Kompetensi (TUK) - LSP Pariwisata - BNSP RI.
Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.
Ini adalah cerita tentang SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Pius X yang ada di kota Magelang. SMK yang mendidik para siswa dan siswinya di bidang tata boga (makanan) dan tata busana (pakaian) ini memang sudah terkenal kualitasnya, yang setidaknya dapat dilihat dari 3 hal ini : (1) Memiliki akreditasi A, (2) Menjadi Tempat Uji Kompetensi (TUK) sesuai standar dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Republik Indonesia - LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) Pariwisata, serta (3) Lulusannya selalu "dipesan" untuk bekerja di berbagai perusahaan swasta maupun instansi pemerintah (termasuk Kedutaan Besar Republik Indonesia di setidaknya 12 negara).
Pak Par, Guru SMK Pius X Magelang
Berinteraksi dengan SMK Pius X Magelang (saya menjadi pendamping bagi para siswa-siswi kelas XII yang akan memasuki & beradaptasi / bertahan di dunia kerja dengan memberikan pelatihan / workshop), membuka mata dan pikiran saya bahwa anak memang perlu ditemani / didampingi dalam berbagai kesempatan secara menyeluruh : di rumah, di sekolah, di masyarakat (persiapan memasuki dunia kerja).
Secara khusus saya sungguh salut kepada para Suster dan Guru di SMK Pius X Magelang, yang ternyata (ini yang di luar dugaan saya) selain mengajar di sekolah (baik teori maupun praktek) juga melakukan kunjungan-kunjungan sampai ke luar kota demi memantau sekaligus mendampingi / menemani anak didiknya yang baru lulus dan sudah bekerja namun kebetulan sakit di tempat kerjanya, maupun mengunjungi murid yang sedang "praktek industri" di perusahaan namun ternyata jarang berangkat praktek kerja (murid tersebut dikunjungi di rumahnya). Dan, kunjungan-kunjungan seperti ini dilakukan di luar jam mengajar. Artinya, para pendidik ini sungguh-sungguh meluangkan waktu guna menemani / mendampingi anak didiknya.
165 orang siswa dan siswi SMK Pius X Magelang kelas XII sedang mengikuti acara pembukaan workshop "Memasuki dan Beradaptasi di Dunia Kerja"
Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
Seperti biasa, saya tidak bermaksud mempromosikan apapun dalam blog inspirasi pendidikan kreatif ini. Tetapi memang ada hal yang layak kita renungkan dan kita teladani dari cerita yang saya sharing-kan di atas : menemani / mendampingi anak itu berarti harus meluangkan waktu dan harus dilakukan secara berkesinambungan / menyeluruh baik di rumah maupun di sekolah / masyarakat.
Ini membuat kita layak untuk merenung : apakah sebagai orang tua, kita juga sudah menjalin komunikasi yang baik dengan para guru anak kita di sekolah, sehingga semua norma yang diajarkan di sekolah memang "nyambung" / sesuai dengan norma yang kita ajarkan / kita contohkan di rumah. Dengan demikian, anak dapat tumbuh dan berkembang dalam keselarasan / harmoni, dan bukannya mengalami kebingungan / konflik karena norma yang diajarkan di sekolah ternyata tidak sesuai bahkan bertentangan dengan norma yang diajarkan / dicontohkan orang tuanya di rumah.
Tampak di atas : sebagian peserta yang berasal dari Jurusan Tata Boga maupun Tata Busana - SMK Pius X Magelang kelas XII
Bersiap diri memasuki dan beradaptasi di dunia kerja. Siswa-siswi SMK Pius X Magelang berasal dari Jawa maupun luar Jawa. Prinsipnya, Bhinneka Tunggal Ika.
Pakaian merupakan hal yang sangat diperhatikan di SMK Pius X Magelang. Sebagai sekolah yang dikelola / dipimpin oleh para Suster, sopan santun berpakaian diatur dengan tegas dan jelas. Untuk murid perempuan, rok harus di bawah lutut. Kesan ke-seksi-an memang ditiadakan. Ini merupakan bagian dari pembentukan karakter yang disiplin dan penuh susila, dalam rangka pembinaan sumber daya manusia yang tangguh dan profesional.
Bersiap diri memasuki dan beradaptasi di dunia kerja. Lulusan SMK Pius X Magelang (milik Yayasan Tarakanita) Jurusan Tata Boga dan Tata Busana banyak "dipesan" oleh berbagai perusahaan maupun instansi, bahkan sejak mereka masih duduk di kelas XI. Tercatat ada sekitar 12 (dua belas) Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia yang selama ini memesan para lulusan SMK Pius X Magelang untuk bekerja di Kantor KBRI di luar negeri.
Mendidik sikap dan perilaku yang dewasa.
Para Guru memberikan pendampingan bukan hanya di sekolah, tetapi juga
mengunjungi murid / mantan murid yang sakit di tempat kerjanya (di luar
kota) maupun mengunjungi rumah murid yang tidak masuk "kerja praktek" di
perusahaan. Artinya, Guru tidak hanya mendampingi di dalam kelas / di
sekolah saja, tetapi juga sampai ke lingkungan keluarga dan perusahaan /
masyarakat.
Selamat menemani anak.
Selamat menjalin komunikasi yang baik dengan para guru anak kita di sekolah.
"Menemani Anak = Mencerdaskan Kehidupan Bangsa"
-----o0o-----
Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922.