Sebenarnya, ada banyak sekali alat peraga Ilmu Pengetahuan Alam yang sudah secara otomatis / alamiah tersedia di sekitar kita. Hanya saja, kita mungkin saja sudah terbiasa membayangkan bahwa alat peraga itu harus berupa alat-alat yang ada seperti di dalam laboratorium yang kita lihat di film atau di televisi.
Sebenarnya tidak.
Alat peraga itu ada banyak sekali di alam terbuka. Ada banyak sekali di sekitar kehidupan kita sehari-hari. Karena sejak zaman dahulu kala, para filsuf, insinyur, dan ilmuwan alam juga selalu mengamati apa saja yang ada / terjadi di alam, dan kemudian pengamatan yang berulang-ulang itu dicatatnya menjadi buku Ilmu Pengetahuan Alam.
**********
Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
Tulisan kali ini mengajak kita untuk memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita sebagai alat peraga ketika kita sebagai orang tua sedang menemani anak, bahkan ketika sedang bersantai.
Saya di penghujung tahun 2012 yang lalu sedang jalan-jalan di daerah Solo bersama anak dan istri. Ketika sedang sarapan pagi, pandangan kami bertiga tertuju pada kolam ikan yang ada di dekat ruang makan hotel tempat kami menginap. Maka, setelah makan, kami pun bersantai sambil memperhatikan apa saja yang ada di kolam ikan itu. Juga memperhatikan pancuran airnya.
Sambil menikmati pemandangan yang menyejukkan hati itu, kami pun bercakap-cakap dengan anak tentang "air". Bahwa menurut teori, air itu mengalir ke tempat yang lebih rendah (secara alamiahnya). Bahwa Ada perubahan bentuk dari "energi potensial gravitasi" (pada saat air masih di sumber pancuran) yang menjadi "energi bunyi" (pada saat air jatuh ke permukaan kolam ikan). Dan tentu saja masih ada banyak obrolan-obrolan lain sambil pandangan mata tetap menikmati kolam ikan dan pancurannya yang indah.
**********
Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
Memang menemani anak mempelajari atau lebih memahami sesuatu adalah cenderung sulit kalau hanya membayangkan saja. Tetapi dengan adanya alat peraga alamiah yang ada di depan mata, yang dapat dinikmati dengan hati yang senang, maka proses belajar menjadi lebih mudah dipahami dan mengendap sebagai pengetahuan praktis yang tidak melulu sekedar dihafalkan saja.
**********
Selamat menemani anak.
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa"
-----o0o-----
Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph.
Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial.