Saya sedang duduk di ruang kerja saya, ketika seorang pria berusia 45 tahunan meminta waktu untuk sharing dengan saya.
"Jadi, saya harus bagaimana, Mas ?" katanya kepada saya.
Untuk diketahui, pria ini secara kecerdasan (berdasarkan asesmen psikologi oleh sebuah lembaga psikologi terapan) adalah "baik", namun kemampuan komunikasinya "kurang". Sebagai akibatnya, sekalipun dia punya banyak sekali ide-ide bagus, tidak ada yang mau mendukungnya untuk mewujudkan ide itu karena dia "tidak bisa meng-komunikasi-kannya".
********************
Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
Pengalaman nyata yang saya alami hari ini (Selasa, 15 Januari 2013) semoga dapat menjadi bahan renungan buat kita bersama : bahwa kemampuan komunikasi itu ternyata juga penting.
"Kalau cerdas tapi tidak punya kemampuan komunikasi baik, bagaimana ?" tanya seorang ibu kepada saya dalam salah satu pelatihan di Semarang.
Saya menjawabnya secara praktis. "Kalau anak itu ketika sudah dewasa bekerja di sebuah perusahaan besar yang memungkinkannya fokus pada penelitian yang sifatnya mandiri dan tidak perlu meng-komunikasi-kannya kepada orang lain, ya tidak masalah. Tetapi pada umumnya perusahaan di Indonesia, orang tetap harus bisa meng-komunikasi-kan ide-idenya kepada orang lain, sehingga ketrampilan komunikasi itu penting dan harus dikuasai," kata saya.
********************
"Perlu belajar untuk menempatkan diri dan melihat dari sudut pandang orang lain yang menjadi lawan bicara, sehingga komunikasi jadi nyambung," kata saya menjawab pertanyaan pria tadi, yang dikisahkan pada awal tulisan ini.
Kepada pria ini saya katakan bahwa kalau ingin bisa meningkatkan kemampuan komunikasi, maka dia harus MEMAHAMI pola pikir dan sudut pandang lawan bicaranya, kemudian baru secara PERLAHAN-LAHAN menunjukkan kepada lawan bicara itu APA KEUNTUNGAN YANG BISA DIPEROLEHNYA kalau lawan bicara itu mau merubah / menggunakan pola pikir / sudut pandang kita.
"Jadi memang harus TELATEN / SABAR," kata saya.
********************
Mumpung masih kecil, setidaknya masih kelas 4, 5, 6 SD atau kelas 7, 8, 9 SMP (sebenarnya, menurut Psikologi mereka ini sudah remaja), marilah kita temani anak-anak kita supaya memiliki POLA PIKIR dan KETRAMPILAN yang mencukupi / baik tentang komunikasi sesuai TUNTUTAN MASYARAKAT yang ada di sekitar kita, supaya anak mampu MENG-KOMUNIKASI-KAN ide-ide positifnya dengan baik, dan banyak orang dengan senang hati menerimanya.
********************
Selamat menemani anak.
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa"
-----o0o-----
Tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph.
Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922.
Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial, Magister di bidang Manajemen.
Rumah : Jl. Anjasmoro V no. 24 Semarang.
Telp. 081 229 255 689.
E-mail : constantinus99@gmail.com