Kamis, 26 Januari 2023

Menemani Anak = Mendukung Anak Tumbuh Normal

Sarapan soto setelah jalan kaki di pagi hari : Dr. Constantinus & Dr. Susana 


Pagi hari adalah saat saya ngobrol dengan istri sambil jalan kaki mengelilingi danau (buatan) BSB, Semarang. Karena sama-sama berlatar belakang psikologi, manajemen, dan ilmu lingkungan, maka obrolan juga tidak jauh-jauh dari ilmu-ilmu itu.

Kali ini, obrolan kami adalah tentang "menemani anak". HOLIPARENT sendiri memiliki motto "menemani anak = mencerdaskan bangsa". Tapi, menemani anak yang seperti apa ?

Ada kasus yang kami temui, di mana orang tua "menemani anak" tapi "dalam arti yang salah". Karena "terlalu sayang" dengan anak-anaknya, sepasang suami istri selalu mengantar jemput anak-anaknya sekolah, bahkan sampai kuliah (kebetulan mereka memiliki perusahaan sendiri, sehingga tidak dimarahi pemilik perusahaan). Meskipun di rumah mereka ada sepeda motor dan juga mobil, tetapi anak-anak tidak didukung (bahkan cenderung dilarang) untuk mengendarainya. 

Apa yang terjadi ?

Anak-anak justru merasa dikekang dan akhirmya menjadi tidak mandiri. Dalam diri anak-anak muncul protes kepada orang tuanya : kenapa mereka tidak dibiarkan tumbuh normal seperti remaja lain pada umumnya ?

Dan, sebenarnya ada masalah yang masih menghadang : saat mereka nantinya masuk ke dunia kerja, mereka akan kerepotan menjawab pertanyaan dari psikolog tentang "kenapa mereka tidak mandiri naik sepeda motor ?" Pertanyaan (-pertanyaan) seperti ini diajukan psikolog untuk mengukur "seberapa jauh seseorang tumbuh secara normal sebagai remaja maupun orang dewasa".

Jadi, "menemani anak" itu tetap harus dilakukan dengan memperhatikan "normalnya orang" melakukan kegiatan apa saja sesuai umur anak.

Selamat menemani anak !

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".


[Ditulis oleh Dr. Constantinus, MM, MM, M.Psi, Psikolog sebagai hasil obrolan dengan Dr. Susana Adi Astuti, MM, M.Si]

[Warung Soto Pak Parto, Jalan Wonodri Semarang, 6 Februari 2023, 08.48 WIB]