Kamis, 28 Februari 2013

MENEMANI ANAK : "HIDUP ADALAH PERJUANGAN"

Nenek ini adalah tenaga kebersihan di salah satu tempat doa di kawasan Ambarawa. Meskipun sudah berusia lanjut, beliau tetap dengan tekun dan disiplin menjalankan pekerjaannya. Kata-kata "hidup adalah perjuangan" bukan berarti bahwa hidup itu berat, tetapi bahwa hidup itu harus dijalani dengan keikhlasan dan kesungguhan hati. Dan, orang tua perlu menemani anak supaya anak dapat MERESAPKAN makna ini : bahwa hidup bukan hanya sekedar enak saja.

Malam ini, ketika tulisan untuk blog Holiparent ini saya buat, saya dan anak saya semata wayang sedang duduk berdua di dalam mobil menunggu istri saya yang sedang lembur akhir bulan di kantor tempatnya bekerja. Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Sudah menjadi tradisi bahwa karyawan bank seperti istri saya pasti lembur sampai malam karena "akhir bulan". Dan ini dijalaninya sejak 17 tahun yang lalu (sejak tahun 1996).

**********

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Pada kesempatan kali ini saya bermaksud men-sharing-kan hal ini : bahwa anak (apabila dipandang sudah cukup umur, seperti anak saya yang saat ini sudah duduk di kelas VIII atau kelas II SMP) ada baiknya diajak untuk MERASAKAN bahwa HIDUP ITU ADALAH PERJUANGAN. Bahwa orang tua harus bekerja sampai malam untuk mendapatkan penghasilan. Bahwa untuk itu diperlukan doa, kegigihan / kemauan, dan juga fisik / tubuh yang mendukung.

**********

ANAK BELAJAR DARI PROSES BELAJAR SOSIAL. Begitulah para ahli psikologi mengatakan. Artinya, anak akan meniru apa yang dilihatnya. Pendapat ini dalam pengalaman saya terbukti benar.

Saya tidak pernah menyuruh anak saya untuk belajar atau mengerjakan tugas-tugas sekolahnya hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Bahkan anak saya seringkali minta saya antar untuk memfoto kopi dan menjilid tugas-tugas pada pujul 02.00 atau 03.00 dini hari. Tentu saja, sebagai orang tua saya MENEMANI / MENGANTARNYA.

Tentu saja, kalau tugas-tugas sekolah bisa diselesaikan tanpa lembur, pasti lebih bagus, karena tubuh juga perlu istirahat malam. Akan tetapi yang mau saya sampaikan adalah ini : kalau tugas-tugas menumpuk, maka orang tua sebaiknya memberikan contoh ataupun menemani anak UNTUK TIDAK MENYERAH dalam menyelesaikan tugas-tugas itu. Orang tua dapat menjadi contoh untuk tetap gigih mengerjakan tugas hingga tuntas.
(Anak saya memang mencontoh tanpa disuruh : saya terbiasa lembur hingga larut malam bahkan dinihari ketika mengerjakan tugas-tugas kuliah maupun pekerjaan. HIDUP ADALAH PERJUANGAN DALAM DOA DAN USAHA, demikian saya katakan kepada anak saya).

**********

Selamat menemani anak....

Selamat memberikan contoh dan menemani anak....bahwa orang harus gigih dalam menyelesaikan tugas hingga tuntas....

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

**********28/02/2013**********

Tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi, anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922.