Pagi ini saya "ngobrol" dengan anak saya tentang kurikulum beberapa program studi di berbagai universitas. Anak saya sudah kelas 3 SMA dan sudah mulai memikirkan akan kuliah di mana. Dan, seperti saya dulu, belum mempunyai tujuan yang spesifiik.
"Yang penting, disesuaikan dengan minat dan bakat," kata saya. "Jangan ikut-ikutan teman, sebab jalan hidup masing-masing orang berbeda-beda. Tidak harus kuliah di luar kota juga, kalau di kota sendiri ada tempat kuliah yang sesuai minat dan bakat".
* * * * *
Tadi malam saya juga sudah bercerita kepada anak saya, bahwa ijazah yang didapat dari tempat kuliah (S-1) bukanlah satu-satunya andalan untuk memasuki dunia kerja (entah sebagai karyawan, entah sebagai wirausahawan).
"Pada saat wawancara seleksi penerimaan karyawan baru, pewawancara akan melihat apakah pelamar ini sudah memiliki pengalaman kerja yang membuatnya bersikap dewasa + percaya diri + tangguh, atau tidak," kata saya. "Jadi, kalau selama kuliah sudah bisa sambil kerja, itu ada gunanya. Gunanya adalah membuat orang menjadi dewasa, karena sudah terbiasa mengatasi masalah".
Bagaimana kalau akan menjadi wirausahawan ?
Tentu saja, kerja sambil kuliah juga akan berguna, karena sudah melatih diri sejak masih kuliah. Memang, kalau bisa, yang dirintis sejak masih kuliah adalah yang nantinya dilanjutkan setelah selesai kuliah.
Kalau nantinya menjadi ilmuwan pun sama : melakukan penelitian kecil-kecilan (tetapi rutin) secara mandiri selama kuliah, yang nantinya menambah "skill" sebagai ilmuwa muda.
* * * * *
Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak pembaca blog inspirasi pendidikan kreatif "Holiparent" yang saya hormat,
Zaman memang sudah berubah, dan ijazah sekarang ini memang tetap perlu, tapi bukan satu-satunya andalan untuk memasuki dunia kerja di masa sekarang (apalagi di masa depan). Tujuan hidup, kecerdasan yang fit dengan bidang pekerjaan tertentu, kepribadian yang fit dengan bidang pekerjaan tertentu, dan pengetahuan praktis + ketrampilan praktis + sikap perilaku yang fit dengan bidang pekerjaan tertentu akan sangat menentukan kelancaran dalam memasuki dunia kerja, selain pendidikan formal itu sendiri.
Selamat menemani anak.
"Meneman Anak = Mencerdaskan Bangsa".
-----oOo-----
Tulisan dan foto oleh Constantinus J. Joseph (praktisi psikologi industri, anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan anggota Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO)).