Minggu, 26 Juli 2015

Menemani Anak : BUKAN ASAL KERJA


Ada kalanya kita sebagai orang tua mendapatkan bahan ngobrol dengan anak dari peristiwa yang tidak terduga. Salah satunya adalah ini.

Hari Sabtu tanggal 4 Juli 2015 kami sekeluarga (Susan, Agatha, dan saya) sedang di Jakarta. Malam itu, kami berencana makan di salah satu rumah makan di kawasan Tamini Square, dekat Taman Mini Indonesia Indah. Ada rumah makan yang memasang tulisan dengan ukuran besar : Ikan Patin Bakar Bambu. Ini menarik perhatian dan minat kami.

Ketika kami masuk di rumah makan tersebut, sudah tidak ada meja yang kosong. Seorang pelayan memberitahu kami untuk menunggu sebentar, karena semua pengunjung yang saat itu memenuhi rumah makan tersebut sebentar lagi pulang, sebab mereka sudah selesai acara buka puasa bersama.

Tetapi karena kami sekeluarga melihat betapa penuh sesaknya rumah makan itu, dengan diam-diam kami keluar dari rumah makan itu jalan kaki hendak mencari rumah makan yang lain saja.

Tanpa kami duga, kami dipanggil-panggil oleh pelayan rumah makan Ikan Patin Bakar Bambu ini, padahal saat itu kami sudah jalan kaki cukup jauh hampir sampai di jalan raya. Rupanya, pelayan rumah makan Ikan Patin Bakar Bambu ini senantiasa mengawasi kami, sambil sungguh-sungguh mencarikan meja kosong untuk kami bertiga. Jadi, bukan hanya basa-basi.

Ini adalah PELAJARAN PERTAMA : pelayan di rumah makan Ikan Patin Bakar Bambu ini MEMPERHATIKAN kebutuhan setiap konsumen, sehingga ketika ada konsumen yang akan meninggalkannya, dia dapat tetap MEMPERTAHANNYA (TIDAK KEHILANGAN BISNISNYA, karena setiap konsumen yang makan di sana berarti memberikan transaksi bisnis kepada dia).

* * * * *

Pada saat kami sudah duduk di kursi yang tersedia, pelayan rumah makan tersebut memberikan daftar menu makanan dan kemudian mencatat makanan dan menuman yang kami pesan. Setelah dia membacakan apa yang dia catat supaya tidak salah menyajikan makanan dan minuman, dia menyampaikan kalimat bahwa pihak rumah makan mohon maaf karena kami harus menunggu beberapa saat sebab makanan yang kami pesan harus dimasak lebih dulu.

Mendengar kalimat ini, kami jadi gelisah : berapa lama kami harus menunggu pesanan kami.

Tetapi ternyata sebentar kemudia minuman yang kami pesan sudah tersaji di meja kami. Demikian pula makanan yang kami pesan juga sudah tersaji dalam waktu singkat, tidak selama yang kami bayangkan sebelumnya. Dan kami melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana seluruh karyawan rumah makan ini bekerja dengan SIGAP, PENUH SEMANGAT, dan CERIA.

Ini adalah PELAJARAN KEDUA : bekerja dengan SIGAP, PENUH SEMANGAT, dan CERIA.

* * * * *

Selamat menemani anak.

Selamat menemani anak dengan obrolan positif yang adakalanya kita alami tanda direncanakan terlebih dahulu. Misalnya, tentang pelayan rumah makan yang bekerja "TIDAK ASAL KERJA".

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----oOo-----

Holiparent ditulis oleh Constantinus Johanna Joseph, sarjana di bidang ilmu alam dan sarjana di bidang ilmu sosial. Anggota Himpunan Psikologi Indonesia dan anggota Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi.