Banyak yang bertanya kepada saya, "Di mana kamu menulis
?"
Saya jawab dengan sejujurnya,
"Di mana saja".
Lalu, ada lagi yang bertanya
kepada saya, "Dengan apa kamu menulis ?"
Saya jawab (lagi-lagi) dengan
sejujurnya, "Dengan apa saja". Maksud saya, saya bisa menulis artikel
atau materi training atau sistem manajemen sumberdaya manusia dengan
"smartphone" (kalau saya sedang bawa "smartphone"), dengan
"handphone QWERTY" saya (kalau saya sedang membawa
"handphone" QWERTY), atau dengan "tablet" ukuran 10 inchi
(kalau saya sedang membawa "tablet" ukuran 10 inchi lengkap dengan
"wireless keyboard"-nya), atau dengan "laptop" (kalau saya
sedang membawa "laptop").
Demikian pula, foto-foto ilustrasi tulisan saya juga saya buat sendiri, karena itu (tidak jarang) saya membawa kamera DSLR.
* * *
Pada kenyataannya, saya
biasanya membawa minimal dua alat untuk menulis. Misalnya,
"smartphone" dan "tablet" 10 inchi, "smartphone"
dan "laptop"; atau "smartphone" dengan
"handphone" QWERTY. Alasannya sederhana : kalau saya kehabisan
baterei di salah satu "alat tulis" yang saya bawa, saya masih punya
"alat tulis" satu lagi (yang saya bawa). Ini semua "menjamin"
bahwa ide yang melintas KAPAN PUN akan saya TANGKAP dengan alat tulis yang saya
bawa saat itu. Atau, ketika saya sedang MENUNGGU seseorang atau suatu acara
(termasuk menunggu film bioskop diputar), saya bisa mengetik di kafe atau di
"lobby" bioskop atau bahkan di dalam mobil saya (yang sedang saya
parkir).
* * *
"Wah, kamu niat banget
bawa-bawa alat-alat elektronik buat menulis di perjalanan," begitu
kira-kira komentar beberapa orang yang saya beri tahu tentang bagaimana saya
bisa menulis di mana saja.
"Saya hanya mengisi waktu luang di perjalanan, makanya saya membawa alat-alat tulis," jawab saya, apa adanya. "Lagi pula, kalau saya menunggu sampai rumah baru menulis, ide biasanya sudah sudah lewat dan tulisan justru tidak selesai".
"Saya hanya mengisi waktu luang di perjalanan, makanya saya membawa alat-alat tulis," jawab saya, apa adanya. "Lagi pula, kalau saya menunggu sampai rumah baru menulis, ide biasanya sudah sudah lewat dan tulisan justru tidak selesai".
* * *
Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
Saya tidak bermaksud mengatakan
bahwa semua orang harus membawa alat tulis (elektronik) ke mana saja mereka
pergi, supaya bisa langsung menuliskan ide-ide yang muncul (di setiap saat, di
sembarang tempat). Tetapi saya ingin men-sharing-kan hal ini : bahwa supaya
orang bisa produktif menulis, maka dia harus siap sedia setiap saat untuk
menuliskan ide yang muncul dengan alat tulis elektronik yang dia punya.
Prinsipnya, kalau ingin PRODUKTIF, maka harus SIAP SEDIA SETIAP SAAT untuk
menangkap dan menuliskan ide yang muncul.
Selamat menemani anak.
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa"
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa"
-----oOo-----
Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Anggota Himpunan Psikologi Indonesia dan Asosiasi Psikologi Industri & Organisasi. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial.