Senin, 20 Mei 2013

Menemani Anak - PADA SAAT ORANG TUA "TIDAK BISA"



Baru-baru ini Agatha, anak saya semata wayang, belajar Ekonomi untuk persiapan ulangan. Seperti biasa, saya menemani dia belajar : saya juga membaca-baca buku yang baru saya beli.

Satu dua pertanyaan yang diajukan Agatha dapat saya jawab. Jujur saja, saya bukan Sarjana Ekonomi, jadi memang saya perlu "memutar otak" juga. Nah, setelah itu muncul pertanyaan-pertanyaan berikutnya (anak saya mengambilnya dari soal-soal di buku pelajaran, dia sendiri tidak tahu jawabannya) semakin sulit (menurut saya). Maka, semakin keraslah saya "memutar otak" untuk mendapatkan jawaban dengan "logika terbaik" saya.

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
Apa yang saya "sharing"-kan kali ini sederhana saja : kita sebagai orang tua memang tidak serba tahu. Dan justru di saat seperti itulah kita dapat memberikan CONTOH kepada anak bahwa kita TETAP MENEMANI dan TIDAK MENYERAH begitu saja. Dalam banyak kesempatan, saya bahkan ikut MEMBACA buku pelajaran anak : mencari-cari "sisik melik" / hal-hal "tersamar" yang barangkali dapat dipakai sebagai dasar untuk "logika" mencari jawaban.

Selamat menemani anak.

Kita sebagai orang tua memang "tidak serba tahu", tetapi di saat seperti itulah kita dapat memberikan CONTOH kepada anak untuk tetap GIGIH mencari dan menemukan jawaban "dengan logika, bukan sekedar menghafal".

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

Tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Ilmu Sosial.