Gambar 1.
Tas-tas sekolah yang diletakkan / terkumpul rapi dekat Pos Satpam.
Pada umumnya murid-murid tetap disiplin meletakkan tasnya di dekat Pos Satpam sehingga tidak menghalangi jalan.
Gambar 2.
Pada saat sedang terburu-buru, beberapa anak menjadi asal saja meletakkan tasnya, sehingga menghalangi / mengganggu jalan.
Foto ini diambil sebelum tas-tas itu dibawa oleh Satpam untuk diletakkan di dekat Pos Satpam (sehingga tidak menghalangi / mengganggu jalan).
Meskipun sama-sama sedang terburu-buru (baru saja keluar dari kelas / selesai jam pelajaran, sama-sama lelah, sama-sama lapar, sama-sama haus, sama-sama terburu-buru ingin membeli makanan / minuman) kebanyakan anak tetap disiplin / tidak sembarangan meletakkan tasnya di dekat Pos Satpam, sementara beberapa anak menjadi asal saja meletakkan tas di dekat jalan sehingga mengganggu jalan itu (dan segera tas-tas itu akan diletakkan oleh Satpam di dekat Pos Satpam).
------------------------------
Suatu
siang saya meluangkan waktu untuk menjemput anak saya. Biasanya dia pulang naik
mobil antar jemput berlangganan.
Saya
duduk di bangku panjang terbuat dari pipa besi yang disediakan pihak sekolah
bagi para penjemput. Lalu, sambil duduk menunggu, tiba-tiba saja pandangan mata
saya tertuju pada tas-tas sekolah yang ditaruh berjajar. Tas-tas itu milik
murid-murid SD yang sekolahnya satu komplek dengan sekolah anak saya (anak saya
kelas VIII SMP. Dulu waktu SD, sekolahnya juga di SD itu).
--------------------
Anak-anak
SD itu baru keluar dari kelas. Sudah cukup besar-besar. Sepertinya murid kelas
IV atau V atau VI.
Begitu
sampai di depan Pos Satpam, mereka memarkir tasnya di sana. Cukup rapi. Dalam arti, terkumpul di satu atau dua tempat saja.
Beberapa tas memang ada yang ditaruh agak di tengah jalan (yang dipakai untuk
keluar masuk mobil antar jemput sekolah), sehingga harus disingkirkan oleh Satpam
(diletakkan jadi satu dengan tas-tas lain yang sudah terkumpul di dekat Pos
Satpam).
Apa
yang menarik perhatian saya ?
Yang
membuat saya tertarik adalah : mengapa ada yang punya kesadaran memarkir tas di tempat yang benar (tidak
di tengah jalan) dan mengapa ada yang seolah
tidak peduli dengan memarkir tas
di tengah jalan ?
Memang
jaraknya tidak terlalu jauh. Tetapi justru itu yang menjadikannya menarik. Selisih jaraknya hanya sedikit saja, kenapa
ada beberapa anak yang tidak mau memarkir
tas di tempat yang semestinya ?
Jawabannya
bisa saja sederhana : anak sudah lelah dan terburu-buru
ingin membeli minuman atau makanan di warung-warung yang ada di dekat situ.
Makanya, ada yang asal saja (tidak
semuanya) memarkir tasnya
sembarangan.
--------------------
Saya
tersenyum dalam hati merenungkan hal ini : apakah karena sedang terburu-buru maka memang boleh tidak pada tempatnya ?
Saya
tersenyum di dalam hati karena sebagai seorang Praktisi Psikologi Industri di
berbagai perusahaan swasta dalam 11 tahun terakhir, perilaku seperti ini memang
ada (= dilakukan oleh orang dewasa). Memang saya tidak bisa memastikan apakah
para karyawan ini (= orang dewasa ini) dulu pada saat kecil juga sudah punya
perilaku seperti itu : kalau sedang terburu-buru
maka jadi asal-asalan / sembarangan
/ tidak disiplin.
--------------------
Tiba-tiba
saja bayangan wajah para dosen Psikologi saya dulu (ketika saya masih duduk di bangku kuliah). Beliau-beliau
menjelaskan bahwa antara masa kanak-kanak sampai remaja, dewasa, lanjut usia
itu merupakan suatu kontinum. Artinya, berkesinambungan. Termasuk,
dalam hal perilaku. (Tentu saja, proses
belajar sosial / pengalaman hidup juga mempengaruhi. Tetapi hal-hal dari
masa kecil toh selalu saja ada yang dibawa di masa-masa berikutnya).
Jadi,
apakah beberapa anak yang sedang terburu-buru dan karena itu memarkir tasnya sembarangan juga akan
melakukan hal seperti itu di masa dewasa-nya kelak ? Tentu saja, saya
(lagi-lagi) tidak tahu.
Setidaknya,
masih ada jauh lebih banyak anak-anak
yang meskipun juga sedang terburu-buru (karena
sekolahnya sama, jadi sama-sama lelah, sama-sama lapar, sama-sama haus) tetap tertib dalam memarkir tasnya.
Adapun
satu atau dua atau tiga oknum yang
pada saat sedang terburu-buru menjadi
sembarangan juga dalam perjalanan
hidupnya bisa berubah lebih baik.
--------------------
Sebagai
orang tua, kita memang wajib merenung dan memperhatikan : anak kita termasuk
yang golongan mana ? Termasuk yang walaupun sedang terburu-buru tetap tertib
dan rapi, atau termasuk yang ketika sedang terburu-buru menjadi sembarangan ?
Hal
ini dapat diamati dengan perilakunya di rumah dalam keseharian.
Dengan
mengetahui hal itu maka sebagai orang tua kita bisa memberikan pendampingan sambil menemani anak kita.
--------------------
Selamat
menemani anak.
Selamat
menemani anak supaya tetap disiplin dan
tidak sembarangan walaupun pada saat
sedang terburu-buru.
"Menemani
Anak = Mencerdaskan Bangsa".
-----o0o-----
Foto dan tulisan oleh
Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor
03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial.
Magister Manajemen di bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri & Komunikasi, dan
Praktisi Perbankan.
www.holiparent.blogspot.com diterbitkan oleh "Holiparent Studio 89" (dahulu
"Jantera Study 89") yang memberikan bimbingan & konsultasi untuk anak-remaja-dewasa tentang Article Writing & Scientific
Photography for Communication
& Creativity Purposes. Bimbingan & konsultasi di Jalan Anjasmoro V
no. 24 Semarang setiap Senin-Jumat pk. 18.00-21.00 (Minggu pagi khusus Scientific Photography - Outdoor).