Lewat foto humaniora, anak dapat mengembangkan ketrampilan sosialnya dalam berhubungan dengan orang lain. Apalagi, kalau foto-foto humaniora yang dibuat anak kemudian dibagikan kepada orang lain yang berminat, dengan menggunakan prinsip marketing (mengenali dan memenuhi kebutuhan orang lain, membuat orang lain senang, dan diri sendiri juga mendapat manfaat yang seimbang untuk itu) yang dikenalkan oleh orang tuanya.
Foto di atas dibuat oleh Bernardine Agatha, siswi kelas VIII-F / 5 SMP Pangudi Luhur "Domenico Savio" dalam acara "Loyola Sport, Academic, and Art Competition" di SMA Kolese Loyola Semarang tanggal 8 September 2012. Foto humaniora ini menampilkan anak-anak yang tinggal di sekitar SMA Kolese Loyola, dengan kepolosan dan kesederhanaannya, ikut menikmati acara di dalam sekolah SMA Kolese Loyola sambil menabuh kaleng-kaleng bekas ketika menjadi suporter olah raga sepak bola. Foto ini kemudian di-up load di blog www.domsavianpictures.blogspot.com yang dikelola oleh Bernardine Agatha sehingga bisa dilihat dan di-down load oleh banyak orang yang berminat secara gratis.
-----------------------------------------------------------
Sebenarnya, istilah ego yang
digunakan seringkali tidak sama betul dengan
istilah yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya.
Ego oleh kalangan
psikologi dilihat sebagai penyeimbang antara
id yang mengutamakan kesenangan / kepuasan diri sendiri dan superego yang mengutamakan norma / tata
aturan yang berlaku di masyarakat.
Orang yang baik adalah orang yang ego-nya
berdaya sehingga mampu menyeimbangkan id dan superego.
Sebab, kalau ego tidak berdaya, maka
keseimbangan id dengan superego tidak akan tercapai.
Kalau id lebih kuat dari superego (karena ego
tidak berdaya untuk menyeimbangkan), maka orang itu akan mengutamakan
kepentingan / kesenangan / kepuasan dirinya saja. Masyarakat umum menyebutnya egois.
Sebaliknya, kalau superego lebih kuat daripada
id (karena ego tidak berdaya untuk menyeimbangkan, maka orang itu selalu
mengutamakan ketaatan pada norma / tata aturan masyarakat, sampai-sampai dia
sendiri tidak pernah memikirkan keperluan / kesenangan pribadinya.
--------------------
Istilah egois
di sini digunakan sesuai arti yang berkembang di masyarakat. Artinya,
terlalu mengutamakan ke-aku-an.
Istilah yang
"salah kaprah" tetapi tetap dipakai ini bukan hanya terjadi di bidang
Psikologi. Di bidang Perikanan (saya dan istri adalah Sarjana Perikanan Undip)
dikenal istilah seaweed alias alga. Ini berbeda dengan seagrass alias rumput
laut. Menurut Ilmu Perikanan, rumput laut itu adalah lamun atau rumput betulan (akarnya tertanam di tanah, daunnya berkloropil dan
bentuk daunnya seperti rumput gajah yang tumbuh di darat) tetapi tumbuh / tertanam di dasar laut dan daun-daunnya terendam
air laut semua.
Sedangkan rumput laut yang dimaksud oleh masyarakat adalah seaweed alias alga. Ini tidak ada akarnya yang tertanam di dasar
laut, bentuk daunnya tidak mirip rumput yang tumbuh di darat (karena memang
berbeda) dan belum tentu berkloropil. Agar-agar
itu sebenarnya dibuat dari seaweed alias
alga, tetapi masyarakat menyebutnya
dibuat dari rumput laut.
Tetapi karena istilah rumput laut ini sudah begitu populer di
masyarakat, sampai-sampai Prof Dr Ir Widodo Farid Ma'ruf, M.Sc dari Undip
ketika berbincang dengan saya juga menggunakan istilah rumput laut untuk menyebut alga.
Jadi, saya memilih menggunakan makna egois sesuai yang sudah berkembang di
masyarakat, supaya lebih komunikatif.
--------------------
Tentu saja, sesuai makna yang sudah berkembang
di masyarakat luas, orang yang egois adalah
orang yang tidak baik, karena ego-nya terlalu
besar (menurut orang Psikologi : Id-nya terlalu
besar), sehingga tidak punya tenggang
rasa kepada orang lain.
Nah, kita sebagai orang tua memang perlu
menemani anak supaya anak tidak menjadi egois lewat kegiatan nyata yang bermanfaat bagi orang lain.
Mengapa dalam tulisan ini saya tuliskan "mengenalkan prinsip marketing" ?
Karena sebagai praktisi marketing (sebelum
akhirnya saya menjadi Ilmuwan Psikologi; saya menyelesaikan pendidikan Magister
di bidang Marketing 12 tahun lalu) saya melihat bahwa prinsip marketing itu adalah peduli
kepada orang lain, melihat /
mengenali kebutuhan orang lain, dan akhirnya menyediakan barang / jasa untuk memenuhi kebutuhan orang lain itu.
Dengan begitu orang marketing akan bisa berbisnis
dengan orang itu dalam jangka panjang, orang itu merasa senang karena kebutuhannya terpenuhi, dan dia tidak merasa ditipu / diekspoitasi.
Singkat kata, orang marketing itu harus peduli kepada orang lain, dan
karena itu dia tidak boleh egois. Orang
marketing yang egois tidak akan sukses karena dia mengutamakan kemauan dirinya
sendiri, dan tidak mengutamakan kebutuhan orang lain yang bisa dipenuhinya.
Orang marketing dengan begitu memiliki banyak teman dan dia pun
semakin banyak memperoleh hasil dari kegiatan
mengenali dan memenuhi kebutuhan teman-temannya tersebut (=berjualan kepada
konsumen).
--------------------
Blog www.domsavianpictures.blogspot.com yang
dibuat anak saya sebenarnya adalah buah dari ketidaksengajaan yang berpegang pada prinsip marketing tadi : membuat orang lain senang (karena
kebutuhannya dikenali, karena
kebutuhannya dipenuhi).
Sebagai seorang jurnalis / fotografer di sekolahnya (anak saya sudah senang
memotret sejak umur 7 tahun), ketika itu dia bertanya kepada saya bagaimana caranya supaya foto-foto itu dapat
dinikmati oleh semua teman sekolahnya.
Saya menjawab, dulu saya memang selalu
mencetak dan kemudian membagi-bagikan foto hasil jepretan saya kepada
orang-orang, dan dengan cara itu saya punya banyak teman dan mudah sekali
menambah teman baru.
Tetapi sekarang ini foto-foto digital dapat dibagikan kepada banyak orang dengan facebook. Juga dengan blog.
Dan saya memang menyarankan anak saya untuk membuat blog sendiri, yang
kemudian ditautkan ke facebook.
(Tentu saja saya juga menemani dan sekaligus memberi contoh nge-blog, karena saya
sendiri juga seorang blogger aktif di
blog ini : www.holiparent.blogspot.com).
Kenapa harus membuat blog sendiri, baru
kemudian ditautkan ke facebook ?
Karena dengan membuat blog sendiri, anak bisa lebih leluasa mendisain blog, lebih
bisa bebas menulis panjang-panjang, selain
tentu saja tetap bisa memuat banyak
foto.
--------------------
Ketika blog anak saya
(www.domsavianpictures.blogspot.com) sudah jadi, saya juga berpesan kepada anak
saya supaya membagikan potongan-potongan
kertas berisi pemberitahuan bahwa foto-foto
kegiatan sudah bisa dilihat di blog itu secara gratis.
Tentu saja, saya berpesan bahwa blog itu harus
berisi foto banyak orang, bukan
hanya menampilkan foto-foto dirinya
sendiri. Sebab orang akan tertarik untuk
membuka blog dan menyebarluaskan informasi tentang blog ini dari mulut ke mulut kalau di blog itu ada foto tentang dirinya, tentang temannya, tentang
sekolahnya, dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan dia. Kalau suatu blog hanya berisi foto-foto pribadi / diri sendiri dari pembuat
blognya, maka orang lain akan enggan berkunjung lagi / akan enggan berkunjung
secara rutin (atau memberitahu teman-temannya yang lain).
--------------------
Jujur saja, anak saya agak pendiam. Tetapi dengan
cara memotret dan membuat blog seperti di atas, ada proses sosialisasi yang menerapkan prinsip-prinsip
marketing yang berguna bagi anak : sekalipun cenderung pendiam, tetapi dikenal / punya banyak teman karena
banyak orang yang merasakan manfaat dari
karya anak (dalam hal ini : foto-foto diri mereka yang dimuat di blog dalam tempo yang singkat).
--------------------
Selamat menemani anak.
Selamat mengenalkan anak dengan prinsip-prinsip marketing yaitu
memperhatikan / peduli / mengenali kebutuhan
orang lain dan melakukan apa yang
bermanfaat / yang dapat memenuhi kebutuhan orang lain itu, sehingga sosialisasi anak berjalan dengan baik
(anak punya banyak teman (meskipun
anak memang cenderung pendiam).
"Menemani Anak = Mencerdaskan
Bangsa".
-----o0o-----
Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna
Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor
03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial.
Magister Manajemen di bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri, dan
Praktisi Perbankan.
www.holiparent.blogspot.com diterbitkan oleh "Holiparent Studio 89" (dahulu
"Jantera Study 89") yang memberikan bimbingan & konsultasi untuk anak-remaja-dewasa tentang Article Writing & Scientific
Photography for Communication
& Creativity Purposes. Bimbingan & konsultasi di Jalan Anjasmoro V
no. 24 Semarang setiap Senin-Jumat pk. 18.00-21.00 (Minggu pagi khusus Scientific Photography - Outdoor).