Menemani Anak - Belajar tentang Per-air-an sambil Jalan-Jalan.
Kalau anak kita sudah kelas V atau VI SD atau kelas VII SMP
(dulu disebut kelas I SMP), tentu sudah mulai menghafalkan (dalam pelajaran IPA) bahwa plankton adalah makhluk hidup yang sangat kecil, yang harus dilihat
dengan mikroskop. Bahwa plankton ada yang bersifat
tumbuhan dan disebut phytoplankton. Tetapi
ada juga plankton yang bersifat hewan /
binatang dan disebut zooplankton.
Mengapa saya menyebutnya dengan
bahwa anak harus menghafal tentang
plankton ? Karena pada kenyataannya anak memang harus hafal itu, meskipun dalam kenyataan sehari-hari anak tidak
pernah berjumpa dengan plankton yang secara nyata dapat dilihat dengan mata telanjang. Plankton
memang beda dengan mangga, jambu, durian, nanas, atau gajah, singa, burung
kakatua yang semuanya itu dapat dijumpai / dilihat dengan mata.
(Beberapa anak bisa jadi justru teringat pada Plankton, musuhnya Mister
Crabb dalam film kartun Spongebob.
Tentu saja, sesungguhnya plankton
tidak bermata satu seperti ini.
Tetapi bahwa film kartun Spongebob sudah ikut mengenalkan anak kita pada
istilah plankton, kita wajib
menghargai sang pencipta film kartun
Spongebon. Beliau ini memang seorang Sarjana di bidang Biologi Laut, dan sekaligus hobi
/ mahir menggambar. Maka dari kreativitas
mengombinasikan ilmu dan hobinya itu
lahirlah film kartun Spongebob. Tentang film kartun Spongebob dan penciptanya,
bisa dibaca di tulisan blog Holiparent ini di edisi Mei 2012).
--------------------
Memang, wujud satu per satu
plankton hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Tetapi kita sebagai orang
tua dapat mengenalkan keberadaan dan
kegunaan plankton kepada anak-anak kita dalam kehidupan sehari-hari tanpa mikroskop.
Dulu, pada saat masih ada kolam ikan hias di rumah kami, saya
biasa bercerita tentang plankton kepada anak saya. Kebetulan, air kolam ikan
hias itu berwarna hijau. Mungkin,
orang kebanyakan menyebutnya lumut. Tetapi,
itu bukan lumut. Itu adalah plankton
tumbuhan alias phytoplankton. Ini
berguna juga sebagai makanan ikan (untuk ikan herbivora / pemakan tumbuhan dan ikan omnivora / pemakan tumbuhan sekaligus hewan).
Nah, apabila kita di rumah kebetulan punya kolam ikan hias dan
airnya berwarna hijau, itu bisa dijadikan bahan
cerita / alat peraga tentang plankton.
Atau, barangkalai saat makan di rumah makan atau sedang jalan-jalan dan
bertemu dengan air kolam yang berwarna hijau, itulah saatnya kita bercerita
tentang plankton.
Mungkin karena kebetulan tidak kuliah di bidang yang mempelajari
plankton (kalau saya dan istri saya dulu kebetulan sama-sama kuliah di
Perikanan Undip dan belajar tentang plankton dalam kuliah Planktonology), maka cukuplah kiranya apabila anak kita ingatkan dengan pelajaran yang telah dihafalkannya bahwa yang sedang
kita lihat / temui itu adalah plankton (yang tempo hari dihafalkan). Dengan
demikian hafalan anak akan
dilengkapi / didukung dengan peng-lihat-an,
sehingga ilmu pengetahuan itu
sekarang bukan sekedar hafalan tetapi merupakan pengalaman hidup karena sudah ditemui
secara nyata. Anak juga bisa diingatkan
tentang rantai makanan /
jaring-jaring makanan : bahwa plankton
dimakan ikan, bahwa ikan
kemudian dimakan kita (manusia) atau
kucing dan sebagainya.
Jadi, ide dasarnya adalah menemani
anak untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman
nyata yang dikaitkan dengan ilmu pengetahuan yang sudah dihafalkannya dalam pelajaran sekolah.
Dengan demikian ilmu pengetahuan itu bukan sekedar dihafalkan untuk mendapatkan nilai baik saat ulangan di
sekolah, tetapi benar-benar tertanam
dalam diri anak sebagai pengalaman
hidup yang pada saatnya nanti dapat digunakan anak untuk memecahkan masalah yang dihadapinya
dalam kehidupan ini.
(Pemikiran ini didasarkan pada pengalaman
saya sebagai Praktisi
Psikologi Industri : bahwa ada cukup banyak Sarjana yang memiliki nilai
baik ketika kuliah tetapi tidak
mampu menerapkan / menggunakan ilmu
teorinya itu untuk memecahkan masalah pekerjaan / kehidupan karena ilmu teori itu hanya sebatas dihafalkan tetapi tidak dicocokkan dengan kenyataan / hal-hal nyata dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga tidak tumbuh berkembang sebagai sebuah pengalaman hidup).
----------
Selamat menemani anak.
Selamat menemani anak untuk mencocokkan
teori / hafalan pelajaran sekolah dengan kenyataan yang ada dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ilmu
pengetahuan teoritis / hafalan itu
sungguh-sungguh menjadi pengalaman hidup
bagi anak.
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".
-----o0o-----
Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan
Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di
bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial. Magister Manajemen di
bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri, dan Praktisi Perbankan.
www.holiparent.blogspot.com diterbitkan setiap hari oleh
"Holiparent Studio '89" (dahulu : Jantera Study '89), yang memberikan
jasa pendampingan photoscience &
article writing untuk anak, remaja, dan orang tua.