Senin, 25 Maret 2019

Seminar : GREAT TEAMWORK FOR WONDERFUL FUTURE


Bertempat di Wisma Driyarkara di Jalan Dokter Cipto 238 Semarang, pada hari Minggu tanggal 24 Maret 2019 telah diadakan seminar dengan tema Great Teamwork for Wonderful Future.

Acara ini diselenggarakan oleh EQWiP HUBS dan Yayasan Insan Sekolah Kasih bagi para alumni SMK Ignatius Semarang.


R.R. Ani Andayani sebagai training coordinator dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini diadakan supaya para alumni selalu mendapatkan tambahan pengetahuan untuk meniti karir di tempat kerja. Salah satu hal penting untuk meniti karir adalah bekerja sama dengan orang lain dalam sebuah teamwork untuk berproduksi sesuai target yang ditentukan perusahaan.


Hadir sebagai pembicara seminar, Susana Adi Astuti, S.Pi, MM, M.Si, konselor dan peneliti psikologi sekaligus founder dari Holiparent Research & Education Centre.



Bersama dengan Susana hadir juga sebagai pembicara, Constantinus, S.Pi, S.Psi, MM, MM, M.Psi, Psikolog, yang merupakan psikolog industri dan praktisi human resources. Constantinus juga merupakan komisaris independen di BPR Restu Group.






Susana dan Constantinus memberikan materi tentang 5 Stages of Team Development, Product Life Cycle, dan The Big 5 Personality (OCEAN). 





Susana memaparkan tentang 5 Stages of Team Development, di mana sebuah tim harus menjalani tahapan forming (setiap anggota bersikap ramah dan penuh basa-basi karena sedang saling berkenalan), storming (setiap anggota mulai saling kenal dan merasa jengkel dengan kekurangan rekan-rekan kerjanya)serta tahap norming (setiap anggota sudah mulai melihat kelebihan rekan-rekan kerjanya, sehingga tim sudah mulai berjalan serasi)




Baru setelah itu akan  dicapai tahap performing, di mana tim sudah bekerja dan berproduksi / menghasilkan sesuai tujuan perusahaan. Apabila tujuan sudah tercapai atau proyek sudah selesai, tim akan memasuki tahap adjourning (tim dibubarkan karena tidak ada lagi yang dikerjakan)








Constantinus secara khusus menjelaskan bahwa tahapan-tahapan tersebut erat kaitannya dengan product life cycle, di mana setiap orang dalam tim pertama-tama harus bekerja keras karena belum berproduksi atau belum memberikan hasil.



Setelah itu, tim akan mulai berproduksi atau memberikan hasil, bahkan peningkatan hasilnya melesat tinggi. Di sini, setiap orang dalam tim justru harus bekerja lebih keras lagi, bukannya bersantai-santai.

Hingga pada saatnya peningkatan hasil produksi akan mulai melambat, dan akhirnya menurun. Hal ini antara lain disebabkan karena konsumen sudah bosan dengan produk jasa atau barang yang dihasilkan oleh tim. Kalau ini dibiarkan berlanjut, maka tim akan bubar karena hasil produksinya tidak laku dijual. Untuk mengatasinya, maka tim harus mengusulkan inovasi cara kerja atau produk jasa / barang kepada atasan, dan setelah disetujui atasan segera dijalankan. "Inovasi ini harus dipikirkan dan diusulkan sebelum tim bubar atau masuk tahap adjourning. Jadi, jangan sampai terlambat," kata Constantinus.

Constantinus juga berpesan supaya peserta justru bersyukur ketika diberi tambahan pekerjaan atau pekerjaan yang lebih banyak dibandingkan orang lain. "Itu tanda dia dipercaya dan sedang diuji apakah layak untuk diberi kepercayaan yang lebih besar lagi. Dan memang begitulah caranya seaeorang meniti karir," kata Constantinus.  "Harus selalu menunjukkan antusiasme yang tinggi, dan kualitas kerja yang bagus. Jangan dengarkan dan jangan ikuti orang lain yang pola pikirnya ingin kerja sedikit atau gampang, karena ini adalah pola pikir orang yang tidak sukses."

Selain hal-hal tersebut, Constantinus juga berpesan supaya peserta tetap belajar matematika, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa daerah maupun istilah-istilah yang biasa dipakai dalam bisnis. "Ini akan menunjang karir, karena menjadi keunggulan bersaing terhadap karyawan lainnya," kata Constantinus.


Pada bagian ketiga, Susana menyampaikan materi tentang The Big Five Personality, yang intinya adalah :
1. Kepribadian adalah cara kita berinteraksi dengan orang lain dan juga bereaksi pada suatu kejadian / keadaan.
2. Kepribadian itu seperti pigura yang dapat dirubah sesuai tujuan hidup kita.
3. Kepribadian tiap orang itu bermacam-macam, dalam seminar ini digunakan pendekatan The Big Five Personality yaitu OCEAN (Openess / inovatif, Conscientiousness / pekerja keras, Extraversion / mudah bergaul, Agreeableness / baik hati, Neuroticism / mudah cemas).






Ada orang yang O-nya tinggi, C-nya tinggi, E-nya tinggi, A-nya cukup tinggi, dan N-nya rendah. Ini relatif ideal. Sebab, perusahaan melihat bahwa karyawan yang ideal adalah yang inovatif, pekerja keras, mudah bergaul, baik hati secara tepat, dan tidak mudah cemas.



"Untuk setiap bidang pekerjaan, memang dibutuhkan kepribadian yang tidak sama. Orang yang bekerja di bidang penjualan memang dituntut memiliki E yang lebih tinggi dibandingkan orang yang bekerja di bidang pembukuan, karena orang penjualan memang harus mahir berbasa-basi dengan konsumen untuk menjalin relasi bisnis," kata Susana. "Secara alamiah, memang ada yang berbakat E tinggi. Tetapi bagi yang E-nya rendah, tetap bisa ditingkatkan dengan proses belajar dan berlatih. Demikian pula dengan aspek O, C, A, N, " kata Susana.

Materi yang berbobot disampaikan dengan cara yang praktis dan diselingi dengan lelucon-lelucon, dalam suasana yang interaktif.















----- oOo -----

Tulisan & Foto oleh :
HOLIPARENT Research & Education Centre
Jl. Anjasmoro V no. 24 Semarang 50149
WA : 0852 1540 6189