Sabtu, 03 November 2018

Menemani Anak : Menjadi Pemimpin Tidak Harus Menjadi Ketua

Menjadi pemimpin di bidangnya bukan berarti harus menjadi ketua kepanitiaan / kegiatan.
Anak bisa saja menjadi pemimpin di bidangnya (panutan bagi orang lain) 
sesuai dengan minat bakatnya.
Misalnya, menjadi orang yang menonjol secara akademis.




Oleh :
Susana Adi Astuti, S.Pi, MM, M.Si
(Psikologi Sosial & Lingkungan)

Constantinus, S.Pi, S.Psi, MM, MM, M.Psi, Psikolog
(Psikologi Organisasi & Lingkungan)

*****

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak pembaca blog inspirasi pendidikan Holiparent yang terhormat,

Ada pertanyaan yang menggelitik untuk direnungkan dalam rangka menemani anak menjadi pemimpin di bidangnya : apakah hal ini berarti bahwa anak harus menjadi ketua dalam kepengurusan kelas, atau kepanitiaan, atau semacamnya ?

Jawabannya adalah : tidak !

Menemani anak dalam rangka mendukung anak supaya menjadi pemimpin di bidangnya bukan berarti mengarahkan anak untuk menjadi ketua kepengurusan / kepanitiaan.

Memang, menjadi ketua memang merupakan salah satu perwujudan menjadi pemimpin. Akan tetapi, itu bukanlah satu-satunya. Anak bisa saja menjadi wakil ketua, sekretaris / wakil sekretaris, bendahara / wakil bendahara, ketua seksi / wakil ketua seksi. Semua itu juga sudah termasuk dalam istilah pemimpin di bidangnya.

PEMIMPIN DI BIDANGNYA
TAPI TIDAK MENJADI PENGURUS ORGANISASI

Pertanyaan berikutnya adalah : apakah menjadi pemimpin di bidangnya itu berarti harus menjadi pengurus organisasi sebagai mana dicontohkan di atas : menjadi ketua / wakil ketua, menjadi sekretaris / wakil sekretaris, menjadi bendahara / wakil bendahara, mwnjadi ketua seksi / wakil ketua seksi ?

Jawabannya adalah : tidak !

Anak bisa saja menjadi anggota dari kelas / kegiatan ekstra kurikuler leadership, misalnya. Di kelas seperti ini, diajarkan berbagai macam ilmu tentang kepemimpinan, disertai dengan penugasan-penugasan untuk mengasah ketrampilan memimpin. Maka, meskipun di kelas leadership ini anak tidak menjadi pengurus kelas, tetapi dia sudah menjalankan peran sebagai pemimpin : memengaruhi / menggerakkan / meyakinkan orang lain untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.

Atau, anak memang lebih berminat / berbakat di bidang kepenulisan / jurnalistik, musik, olah raga, dan sebagainya. Artinya, anak memang sangat suka secara permanen dengan kegiatan ini (= berminat) dan / atau menonjol dibandingkan teman sebayanya (= berbakat). Di sini pun, anak sudah menjadi pemimpin di bidangnya meski bukan menjadi ketua / pengurus organisasi. Anak menjadi pemimpin karena sangat terampil / memunyai keahlian di bidang ini, sehingga dia bisa menginspirasi orang lain yang ingin belajar hal ini, dan orang lain menjadikan anak sebagai panutan (idola) dalam bidang ini. Misalnya :
- Anak memunyai sabuk hitam karate. Maka dia menjadi panutan / idola bagi teman-temannya yang ingin belajar karate. Di sini, dia sudah menjadi pemimpin di bidangnya.
- Anak memunyai keahlian yang menonjol di bidang kepenulisan / jurnalistik. Dia sudah menjadi panutan, sudah menjadi pemimpin di bidangnya, bagi teman-temannya yang ingin belajar kepenulisan / jurnalistik.
- Anak memiliki nilai akademis (rapor) yang baik. Ini juga berarti sudah menjadi panutan / pemimpin di bidangnya, karena menjadi tempat bertanya bagi teman-temannya.

*****

Selamat menemani anak....

Menemani anak menjadi pemimpin berarti mendukung anak menjadi ahli di bidangnya.... 
dan menjadi panutan / idola / tempat bertanya (belajar) bagi orang lain; 
tidak harus menjadi ketua, tidak harus menjadi pengurus....

"MENEMANI ANAK = MENCERDASKAN BANGSA"

----- oOo -----

Tentang penulis :

Susana dan Constantinus adalah pasangan suami istri. Keduanya lulus dari SMA Kolese Loyola tahun 1989. Alamat rumah : Jalan Anjasmoro V no. 24 Semarang 50149. WA : 085 215 406 189.