Menjadi pemimpin di bidangnya bukan berarti harus menjadi ketua kepanitiaan / kegiatan.
Anak bisa saja menjadi pemimpin di bidangnya (panutan bagi orang lain)
sesuai dengan minat bakatnya.
Misalnya, menjadi orang yang menonjol secara akademis.
Oleh :
Susana Adi Astuti, S.Pi, MM, M.Si
(Psikologi Sosial & Lingkungan)
Constantinus, S.Pi, S.Psi, MM, MM, M.Psi, Psikolog
(Psikologi Organisasi & Lingkungan)
*****
Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak pembaca blog inspirasi pendidikan Holiparent
yang terhormat,
Ada pertanyaan yang menggelitik untuk direnungkan dalam rangka menemani
anak menjadi pemimpin di bidangnya : apakah hal ini berarti bahwa anak harus menjadi ketua dalam
kepengurusan kelas, atau kepanitiaan, atau semacamnya ?
Jawabannya adalah : tidak !
Menemani anak dalam rangka mendukung anak supaya
menjadi pemimpin di bidangnya bukan berarti mengarahkan anak untuk menjadi ketua
kepengurusan / kepanitiaan.
Memang, menjadi ketua memang merupakan salah satu perwujudan menjadi
pemimpin. Akan tetapi, itu bukanlah satu-satunya. Anak bisa saja menjadi wakil
ketua, sekretaris / wakil sekretaris, bendahara / wakil bendahara, ketua seksi
/ wakil ketua seksi. Semua itu juga sudah termasuk dalam istilah pemimpin di bidangnya.
PEMIMPIN DI BIDANGNYA
TAPI TIDAK MENJADI PENGURUS ORGANISASI
Pertanyaan berikutnya adalah : apakah
menjadi pemimpin di bidangnya itu berarti harus menjadi pengurus organisasi sebagai
mana dicontohkan di atas : menjadi ketua / wakil ketua, menjadi sekretaris /
wakil sekretaris, menjadi bendahara / wakil bendahara, mwnjadi ketua seksi /
wakil ketua seksi ?
Jawabannya adalah : tidak !
Anak bisa saja menjadi anggota dari kelas /
kegiatan ekstra kurikuler leadership, misalnya. Di kelas seperti ini, diajarkan berbagai
macam ilmu tentang kepemimpinan, disertai dengan penugasan-penugasan untuk
mengasah ketrampilan memimpin. Maka, meskipun di kelas leadership ini
anak tidak menjadi pengurus kelas, tetapi dia sudah menjalankan peran sebagai
pemimpin : memengaruhi / menggerakkan /
meyakinkan orang lain untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Atau, anak memang lebih berminat / berbakat
di bidang kepenulisan / jurnalistik, musik, olah raga, dan sebagainya. Artinya,
anak memang sangat suka secara permanen dengan kegiatan ini (= berminat) dan / atau menonjol
dibandingkan teman sebayanya (= berbakat). Di sini
pun, anak sudah menjadi pemimpin di
bidangnya meski bukan menjadi ketua /
pengurus organisasi. Anak menjadi pemimpin karena sangat terampil / memunyai keahlian di bidang ini, sehingga dia bisa menginspirasi orang lain yang
ingin belajar hal ini, dan orang lain menjadikan anak sebagai panutan (idola)
dalam bidang ini. Misalnya :
- Anak memunyai sabuk hitam karate. Maka
dia menjadi panutan / idola bagi teman-temannya yang ingin belajar karate. Di sini,
dia sudah menjadi pemimpin di bidangnya.
- Anak memunyai keahlian yang menonjol di
bidang kepenulisan / jurnalistik. Dia sudah menjadi panutan, sudah menjadi
pemimpin di bidangnya, bagi teman-temannya yang ingin belajar kepenulisan /
jurnalistik.
- Anak memiliki nilai akademis (rapor) yang
baik. Ini juga berarti sudah menjadi panutan
/ pemimpin di bidangnya, karena menjadi
tempat bertanya bagi teman-temannya.
*****
Selamat menemani anak....
Menemani anak menjadi pemimpin berarti mendukung
anak menjadi ahli di bidangnya....
dan menjadi panutan
/ idola / tempat bertanya (belajar) bagi
orang lain;
tidak harus menjadi ketua, tidak harus menjadi pengurus....
"MENEMANI ANAK = MENCERDASKAN
BANGSA"
----- oOo -----
Tentang penulis :
Susana dan Constantinus adalah pasangan
suami istri. Keduanya lulus dari SMA Kolese Loyola tahun 1989. Alamat rumah : Jalan Anjasmoro V no. 24
Semarang 50149. WA : 085 215 406 189.