Kepemimpinan di bidang kepenulisan / jurnalistik
memerlukan dukungan dari orang tua,
memerlukan dukungan dari orang tua,
sejak anak masih di usia sekolah dasar
sampai dengan usia sekolah menengah,
sebagai bekal di usia dewasa.
sampai dengan usia sekolah menengah,
sebagai bekal di usia dewasa.
Oleh :
Susana Adi Astuti, S.Pi, MM, M.Si
(Psikologi
Sosial dan Lingkungan)
Constantinus, S.Pi, S.Psi, MM (Mktg), MM (SDM),
M.Psi, Psikolog
(Psikologi Organisasi dan Lingkungan)
Ibu-Ibu
dan Bapak-Bapak pembaca blog inspirasi pendidikan kreatif Holiparent yang
terhormat,
Masih terkait
dengan tulisan edisi 1 Nopember 2018 tentang menemani anak sesuai tahap
perkembangannya, tulisan edisi 2 Nopember 2018 ini menguraikan betapa kegiatan
menemani anak itu sangat penting bagi masa depan anak, termasuk ketika anak
memasuki dan meniti karir di dunia kerja (entah sebagai pemilik perusahaan,
entah sebagai karyawan). Anak sudah harus ditemani sejak masih usia sekolah
dasar (SD) supaya minat bakatnya berkembang sehingga bisa menjadi pemimpin di
bidang tertentu. Kalau anak sudah terlanjur dewasa (usia kuliah), maka akan
semakin sulit untuk ditemani / dididik supaya memunyai minat bakat kepemimpinan
di bidang tertentu.
Mengapa anak
perlu ditemani supaya minat bakatnya menjadi pemimpin (di bidang tertentu) bisa
berkembang ? Karena dalam kenyataannya,
orang yang menjadi pemimpin memiliki kesejahtaraan yang baik (dibandingkan yang
bukan pemimpin), dan setiap orang tua pasti ingin anaknya menjadi sejahtera
dalam pekerjaannya kelak. Kesejahteraan itu merupakan anugerah dari Tuhan, dan
manusia harus berdoa dan berusaha untuk itu.
Salah satu bentuk usaha nyata dari orang tua adalah dengan menemani anak-anaknya untuk mengembangkan minat bakat
kepemimpinan anak di bidangnya masing-masing.
*****
Tidak dapat
dipungkiri bahwa ketika perusahaan mulai berkembang, diperlukan lebih banyak
orang untuk menjalankan peran sebagai pemimpin di berbagai bidang yang ada
dalam perusahaan itu. Di sini digunakan kata pemimpin,
bukan manajer.
Manajer adalah orang yang menjalankan manajemen perusahaan,
dengan melakukan plan, do, check, dan action untuk perbaikan / penyempurnaan lebih lanjut. Sedangkan
pemimpin adalah orang yang meyakinkan,
memengaruhi, menggerakkan setiap orang di
dalam timnya, supaya semua orang itu bergerak bersama, melakukan yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Jelas bahwa perusahaan
tidak sekedar membutuhkan orang-orang untuk menjalankan peran sebagai manajer
(mulai dari manajer tingkat paling bawah yaitu supervisor). Perusahaan
membutuhkan orang-orang untuk menjalankan peran sebagai pemimpin sekaligus manajer.
MINAT
BAKAT KEPEMIMPINAN
Pertanyaannya
adalah : apakah semua orang dapat dididik untuk menjadi pemimpin di bidangnya ?
Jawabannya adalah : tidak, tidak semua orang dapat dididik untuk
menjadi pemimpin di bidangnya. Hanya orang-orang yang memunyai bakat
atau minimal minat tentang
kepemimpinan, yang menjadi pemimpin. Orang dikatakan memiliki bakat kepemimpinan
di bidang tertentu kalau dia menonjol dibandingkan orang lain dalam hal itu. Bakat
ini bersifat inheren, artinya melekat secara alamiah dalam diri orang itu. Sedangkan
orang dikatakan memiliki minat kepemimpinan di bidang tertentu kalau
dia menonjol dibandingkan orang lain dalam hal itu, akan tetapi dia sendiri
menyadari bahwa ke-menonjol-an (keunggulan) ini dikarenakan dia banyak
memelajari bidang tertentu tersebut karena dia merasa suka. Memang
pada kenyataannya sulit membedakan apakah seseorang menonjol karena dia
berbakat atau karena dia berminat. Oleh karena itu, digunakan istilah minat
bakat sebagai satu kesatuan.
Untuk
bisa menjadi orang yang memiliki minat bakat kepemimpinan di bidang tertentu,
maka orang itu harus memiliki tujuan hidup ingin
menjadi ahli di bidangnya, memiliki kecerdasan yang sesuai dengan bidangnya, dan
memiliki kepribadian yang ekstrovert + intuitif + thinking +
judging.
Sangat
kecil kemungkinannya, seseorang bisa menjadi pemimpin di semua bidang. Oleh
karena itu, dalam tulisan ini digunakan istilah menjadi pemimpin di
bidangnya. Bidang yang dimaksudkan di sini mengacu pada macam-macam
kecerdasan menurut Dr. Howard Gardner, yaitu :
1. Kecerdasan logika matematika
2. Kecerdasan eksistensial spiritual (berpikir mendalam, berpikir filsafat)
3. Kecerdasan bahasa
4. Kecerdasan interpersonal (menjalin relasi dengan orang lain)
5. Kecerdasan interpersonal (sadar diri, sadar untuk mengembangkan potensi diri)
1. Kecerdasan logika matematika
2. Kecerdasan eksistensial spiritual (berpikir mendalam, berpikir filsafat)
3. Kecerdasan bahasa
4. Kecerdasan interpersonal (menjalin relasi dengan orang lain)
5. Kecerdasan interpersonal (sadar diri, sadar untuk mengembangkan potensi diri)
Kecerdasan
1 sampai 5 diperlukan untuk menjadi pemimpin secara umum. Artinya, menjadi
pemimpin di bidang apapun, memerlukan kecerdasan yang tinggi di lima macam
kecerdasan tersebut.
Selanjutnya,
masih ada macam-macam kecerdasan yang lain, yaitu :
6. Kecerdasan visual spasial (terkait dengan desain ruang, arsitektur, dan semacamnya)
7. Kecerdasan kinestetik tubuh (terkait dengan olah raga, menari, dan semacamnya)
8. Kecerdasan musikal (terkait dengan musik)
9. Kecerdasan natural (terkait dengan alam, beternak, berkebun, dan semacamnya)
6. Kecerdasan visual spasial (terkait dengan desain ruang, arsitektur, dan semacamnya)
7. Kecerdasan kinestetik tubuh (terkait dengan olah raga, menari, dan semacamnya)
8. Kecerdasan musikal (terkait dengan musik)
9. Kecerdasan natural (terkait dengan alam, beternak, berkebun, dan semacamnya)
Untuk menjadi
pemimpin sebuah tim arsitek, misalnya, maka orang itu harus memiliki kecerdasan
nomor 1 – 5 ditambah dengan kecerdasan nomor 6. Untuk menjadi pemimpin sebuah
tim musik, orang itu harus memiliki kecerdasan nomor 1 – 5 ditambah dengan
kecerdasan nomor 8.
Tetapi,
sesungguhnya kecerdasan itu apa ?
Kecerdasan
adalah kemampuan seseorang untuk memelajari hal-hal
baru secara utuh dalam kondisi yang berubah secara cepat.
Selain hal-hal
di atas, masih ada yang harus diperhatikan, yaitu kepribadian. Kepribadian
adalah kombinasi dari kecerdasan dan kondisi fisik
untuk bereaksi / berinteraksi dengan orang lain
/ lingkungan. Untuk menjadi pemimpin, seseorang harus memunyai kepribadian :
- Ekstrovert
(mendapatkan semangat dari orang di
sekitarnya / lingkungannya, dan memberikan semangat kepada orang di
sekitarnya / lingkungannya)
- Intuitif
(melihat makna di balik peristiwa, bukan sekedar memperhatikan fakta saja)
- Thinking
(menggunakan logika, bukan sekedar perasaan suka – tidak suka)
- Judging
(memunyai pendapat berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, bukan
sekedar mengekor orang lain)
*****
Selamat menemani anak…..
“Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa”
----- oOo -----