Pada edisi Jumat 5 Oktober
2012 yang lalu, telah dibahas tentang 4P dalam Strategi Pengembangan
Kreativitas, yaitu tentang P-Pertama (Pribadi yang unik).
Kali ini, akan dibahas
P-Kedua, yaitu Pendorong.
Apakah Pendorong itu ?
Pendorong adalah
sesuatu yang mendukung individu untuk mewujudkan bakatnya, dalam hal ini bakat
kreatif.
Pendorong itu bisa
berasal dari lingkungan (dari luar individu) dan juga bisa berasal dari dalam
individu.
Pendorong dari
lingkungan (dari luar individu) dapat berupa penghargaan atas perilaku kreatif
individu. Meskipun, perilaku kreatif ini bisa saja terlihat aneh / tidak umum.
Sepanjang tidak mengganggu ketertiban umum dan tidak melanggar norma agama,
susila, sosial, maupun hukum, perilaku kreatif perlu didukung sekalipun
terlihat tidak lazim.
Pendorong dari dalam
individu adalah keinginan yang kuat (motivasi) untuk menghasilkan sesuatu.
-----------------
Bagi Ibu-Ibu dan
Bapak-Bapak yang saat ini berusia 40 tahun atau lebih, semoga masih ingat figur
almarhum Tino Sidin. Pak Tino Sidin adalah seniman gambar sekaligus pendidik,
yang setiap hari Minggu sore tampil di TVRI (Televisi Republik Indonesia,
satu-satunya stasiun televisi di Indonesia saat itu) dengan baret hitam yang
selalu dipakai sebagai ciri khasnya.
Tetapi yang menarik
dari Pak Tino Sidin bukan hanya karena dia ahli menggambar atau karena
penampilannya yang unik dengan baret hitamnya itu.
Yang menarik untuk
disimak juga adalah tentang hal ini : bahwa Pak Tino Sidin selalu mengatakan
"bagus" pada setiap gambar yang dikirim oleh para pemirsa
(anak-anak). Pada setiap akhir episode siaran, Pak Tino Sidin selalu
menyediakan waktu sekitar 5 atau 10 menit untuk menunjukkan gambar-gambar
kiriman para pemirsa. Gambar itu di-close up oleh kamera tivi, sambil Pak Tino
Sidin selalu berkata (misalnya), "Gambar dari temanmu Tinus di Semarang. Bagus!".
Kemudian Pak Tino Sidin menampilkan gambar berikutnya sambil berkata
(misalnya), "Gambar dari temanmu Edi
di Surabaya. Bagus!". Begitu
seterusnya.
--------------------
Jadi, Pak Tino Sidin
selalu menyebut kata temanmu. Kata-kata
ini meng-kondisi-kan anak untuk
melihat bahwa banyak temanku yang bisa membuat
dan mengirim gambar ( = berkarya /
berkreasi ).
Selain itu, Pak Tino
Sidin selalu mengatakan bagus atas
setiap gambar yang dikirim. Saya masih ingat, ada saudara saya di rumah yang
sedang menonton tivi dengan saya saat itu berkata, "Gambar bagus, gambar
jelek, kok semua dibilang bagus".
Dan memang, saya
(waktu itu sekitar umur 8 tahun) juga melihat hal itu : gambar bagus dibilang
bagus oleh Pak Tino Sidin. Tetapi gambar jelek pun dibilang bagus juga....
--------------------
Sekarang umur saya
sudah 42 tahun. Saya sudah menyelesaikan pendidikan Psikologi. Dan saya bisa
melihat makna mendalam dari
kata-kata bagus yang diucapkan Pak
Tino Sidin dalam setiap akhir episode siarannya atas semua gambar yang dikirimkan kepadanya (ditayangkan satu per satu).
Yang dikatakan bagus adalah lebih pada niat anak untuk menghasilkan suatu karya. Dengan adanya lingkungan yang menghargai (dipelopori oleh Pak Tino Sidin dengan
acara di tivi, namanya "Mari
Menggambar Bersama Pak Tino Sidin") maka banyak anak yang mendapatkan dorongan untuk berani berkarya (menggambar). Baik atau jelek hasilnya, itu urusan
belakang. Yang penting berkarya.
--------------------
Baik
atau jelek hasilnya, itu urusan belakang. Yang penting berkarya. Kata-kata
ini memang kontroversial. Tetapi ada baiknya kita renungkan.
Berapa banyak orang
yang tidak bisa ber-Bahasa Inggris karena
pada saat belajar Bahasa Inggris ingin
harus bagus / sempurna, sehingga akhirnya malah takut bicara Bahasa Inggris
dan akhirnya justru tidak bisa ber-Bahasa Inggris ?
Banyak !
Padahal, kita yang
sehari-hari ber-Bahasa Indonesia pun, Bahasa Indonesia-nya belum tentu bagus /
sempurna.
Di sini, yang
digarisbawahi adalah : yang penting niat-nya,
jangan dicemooh dan juga jangan malu kalau hasilnya belum baik / belum sempurna.
--------------------
Salah satu buku
favorit saya yang saya beli dengan menabung uang jajan sewaktu SMP berjudul "Manusia dan Seni" tulisan
Dick Hartoko. Buku ini saya baca terus berkali-kali, sampai saya SMA. Sayang,
ketika saya kuliah, buku ini hilang. Saya sudah ke berbagai toko buku mau
membeli buku ini, tetapi tampaknya sudah tidak terbit.
Meskipun buku saya itu
hilang, tetapi saya masih ingat salah satu bab-nya berjudul Karya Seni yang Tidak Indah. Saya
membacanya sebagai Karya Seni yang Tidak
Bagus.
Dalam bab tersebut
diuraikan bahwa indah (bagus) itu
sifatnya subjektif karena terkait dengan sudut pandang, keyakinan, pengalaman
dari yang menilai / melihatnya. Karya seni yang dinilai indah / bagus oleh
seseorang (seniman pembuatnya) bisa jadi dinlai tidak indah / tidak bagus oleh
orang yang melihatnya (yang tidak tahu apa maknanya / di mana letak
keindahannya).
Ini sengaja saya
tuliskan untuk mengajaK Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak pembaca setia blog ini untuk
merenung : bahwa memang ada benarnya juga Pak Tino Sidin yang selalu mengatakan
bagus atas setiap karya yang sudah
diciptakan dengan niat baik (sekalipun
dari sudut pandang kita hasil karya itu
jelek, sebab sangat mungkin sudut
pandang pembuatnya (anak) berbeda
dengan sudut pandang kita (orang tua)).
Ketika anak sudah
berkarya dengan niat baik dan
kemudian hasil karyanya kita nilai
dengan sudut pandang kita sebagai jelek, maka itu berarti faktor Pendorong Kreativitas sudah kita
tiadakan, dan kreativitas anak akan terhambat karena anak merasa tidak dihargai.
Tentu saja, kita
sebagai orang tua boleh-boleh saja mengarahkan
anak supaya bisa menggambar lebih bagus dengan mengajarkan teknik
menggambar oleh kita sendiri maupun kita ikutkan dalam sanggar menggambar
misalnya, tetapi janganlah kita mengatakan bahwa hasil karyanya jelek, sebab kita tahu bahwa niatnya untuk berkreasi adalah baik.
Ini tentu saja bukan
hanya untuk menggambar, tetapi juga untuk kreasi di bidang-bidang yang lain.
--------------------
Selamat menemani anak.
"Menemani Anak =
Mencerdaskan Bangsa"
-----o0o-----
Foto direpro dari internet.
Tulisan oleh
Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor
03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial.
Magister Manajemen di bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri & Komunikasi, dan
Praktisi Perbankan.
www.holiparent.blogspot.com diterbitkan oleh "Holiparent Studio 89" (dahulu
"Jantera Study 89") yang memberikan bimbingan & konsultasi untuk anak-remaja-dewasa tentang Article Writing & Scientific
Photography for Communication
& Creativity Purposes. Bimbingan & konsultasi di Jalan Anjasmoro V
no. 24 Semarang setiap Senin-Jumat pk. 18.00-21.00 (Minggu pagi khusus Scientific Photography - Outdoor).