Stiker alias gambar tempel. Ya, benda yang satu ini disukai oleh
anak-anak maupun orang dewasa. Tidak jarang kita bertemu mobil yang kacanya
ditempeli bermacam-macam stiker. Kaca belakang mobil yang saya pakai juga ada
stikernya : SMA Kolese Loyola, ELTI
(English Language Training International), EF (English First), dan CLT
(Centre for Language Training).
Teman saya (seorang bankir) ada yang menempelkan stiker Manchester United di
pintu mobilnya. Dan banyak teman-teman yang berprofesi Advokat atau Dokter
yang menempelkan stiker organisasi profesi (PERADI (Perhimpunan Advokat Indonesia) atau IDI (Ikatan Dokter Indonesia) di kaca mobilnya.
Stiker jadinya sudah seperti identitas diri.
--------------------
Bukan hanya membeli. Adakalanya anak (ingin) membuat stiker
sendiri. Biasanya, didisain bersama teman-teman sekelas. Beramai-ramai membuat
stiker untuk kenang-kenangan saat kenaikan kelas atau momen lainnya.
Tetapi, bisa jadi anak ingin mendisain dan membuat stiker sendiri. Nah, orang tua dapat memanfaatkan momen ini untuk menemani dan menanamkan pola pikir kreatif - produktif dalam diri anak.
Tetapi, bisa jadi anak ingin mendisain dan membuat stiker sendiri. Nah, orang tua dapat memanfaatkan momen ini untuk menemani dan menanamkan pola pikir kreatif - produktif dalam diri anak.
Dua tahun lalu, menjelang kelulusan SD, anak saya mendesain
stiker (nantinya juga dibuat spanduk untuk foto bersama seluruh teman sekelasnya) : Stiker 6B.
Uniknya, huruf "B" (dalam Bahasa Inggris dibaca "Be",
homofon / sama bunyinya dengan "Bee" alias lebah) digantikan dengan
gambar lebah.
Disain itu dibuat dengan cara sederhana saja. Hanya dengan
MS-Word yang diberi gambar lebah (yang diambil dari Google / internet, tetapi di-edit lagi tata letaknya).
Jadinya, sebagai sebuah kreasi disain stiker, boleh juga. Apalagi, ini dibuat oleh anak kelas 6 SD. Stiker dimaksud dapat dilihat pada gambar di atas.
Jadinya, sebagai sebuah kreasi disain stiker, boleh juga. Apalagi, ini dibuat oleh anak kelas 6 SD. Stiker dimaksud dapat dilihat pada gambar di atas.
--------------------
Apa yang dituliskan di sini dimaksudkan sebagai sharing : bahwa
anak seringkali di luar dugaan orang tua
ternyata sudah membuat disain-disain
kreatif. (Saya tidak menduga sebelumnya bahwa saya akan punya ide untuk mendisain dan membuat stiker sendiri). Dan hal ini tentu memerlukan dukungan
nyata dari orang tua. Misalnya, membantu anak mewujudkan disain itu menjadi stiker.
Kalau kita punya printer sendiri di rumah, cukup kita beli kertas stiker di toko-toko komputer
(misalnya, di Matahari Plaza lantai 5 Semarang) untuk memprint disain stiker
itu. Kertas stiker dijual dengan ukuran A-4 / kuarto.
Atau, ada juga cara lain untuk mem-print stiker yang didisain
sendiri oleh anak (= anak membuat stiker
sendiri). Di Semarang, stiker bisa di-print-kan di "Fotokopi Cendana"
Jalan MT Haryono Semarang, tepatnya di seberang SMA Sedes Sapientiae Semarang.
Untuk kertas stiker ukuran A-3 (double A-4 / double kuarto), biaya mem-print Rp
6.500,-. (Kalaupun anak mendisain stiker dengan MS-Word (karena belum bisa
Corell Draw), petugas di "Fotokopi Cendana" yang akan mengubah file
MS-Word ke file Corell Draw, karena mereka mem-print dengan Corell Draw).
Catatan : Stiker "6 Bee" untuk kelas
6B yang diceritakan di sini, dibuat dalam ukuran 1/2 halaman kuarto. Jadi,
kalau biaya print kertas stiker ukuran A-3 adalah Rp 6.500,- maka harga
produksi 1 stiker "6 Bee" adalah Rp 1.625,-. Seandainya dijual,
stiker ukuran ini layak dijual dengan harga Rp 3.000,- sampai Rp 4.000,-.
Tetapi dalam hal stiker "6 Bee", stiker ini hanya dibagi-bagikan saja
untuk kenang-kenangan.
--------------------
Sebenarnya bukan hanya stiker. Kartu nama anak (bahkan kartu nama kita sendiri, contohnya kartu
nama "Holiparent Studio 89" yang ditampilkan pada bagian akhir blog ini)
bisa juga didisain sendiri. Anak bersama
orang tua bisa membuat kegiatan bersama : mulai memilih kata-kata, memilih
jenis huruf, memilih warna, memilih gambar, membuat disain tata letak, sampai
memilih jenis kertas untuk kartu nama maupun
stiker.
Dari kegiatan bersama orang tua ini (atau bersama
teman-temannya) anak belajar untuk :
(1) Produktif, bukan
konsumtif semata. Anak tidak hanya membeli stiker yang sudah jadi, tetapi
anak punya pengalaman membuat stiker sendiri.
(2) Mentransformasi
konsep menjadi kenyataan. Anak mewujudkan disain stikernya menjadi stiker
betulan. Di sini anak belajar / mendapatkan pengalaman teknis mem-print. Entah itu mem-print dengan printer
sendiri, ataupun mem-print dengan jasa orang lain (misalnya "Fotokopi
Cendana").
(3) Bersosialisasi dan
berbagi dengan orang lain. Stiker yang sudah jadi bisa dibagi-bagikan
ataupun dijual (untuk dana kas kelas misalnya). Di sini, anak mendapatkan
pengalaman berinteraksi bahkan bertransaksi bisnis dengan
teman-temannya (menjual stiker).
--------------------
Selamat menemani anak.
Selamat menemani anak untuk memproduksi
sesuatu, mulai dari menyusun konsep, membuat disain, sampai mencetak dan
memasarkan / membagikan kepada orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian anak
menjadi kreatif sekaligus punya ketrampilan sosial yang baik (dalam hal
ini lewat me-marketing-kan stiker
buatannya).
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".
-----o0o-----
Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna
Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor
03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial.
Magister Manajemen di bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri & Komunikasi, dan
Praktisi Perbankan.
www.holiparent.blogspot.com diterbitkan oleh "Holiparent Studio 89" (dahulu
"Jantera Study 89") yang memberikan bimbingan & konsultasi untuk anak-remaja-dewasa tentang Article Writing & Scientific
Photography for Communication
& Creativity Purposes. Bimbingan & konsultasi di Jalan Anjasmoro V
no. 24 Semarang setiap Senin-Jumat pk. 18.00-21.00 (Minggu pagi khusus Scientific Photography - Outdoor).