Minggu, 23 September 2012

Menemani Anak : BELAJAR TENTANG STANDAR "SAFETY" SAMBIL MAKAN



SAFETY FOR USE.
NO BLEACH, NO BRIGHTENER, NO CHEMICAL ADDITIVE.

Sebenarnya restoran cepat saji yang mengkhususkan diri pada masakan Jepang ini sudah lama saya kenal. Bahkan, anak saya sering mengajak saya untuk sengaja makan siang atau makan malam di situ. Yang dimaksud dengan sengaja adalah memang dari rumah sengaja menuju ke restoran ini, bukan karena sedang jalan-jalan kemudian (kebetulan) mampir.

Tetapi bukan itu yang masu dituliskan dalam Blog Holiparent kali ini. Dan seperti biasa, ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan restoran ini.

--------------------


Seperti biasa, sambil makan, anak saya, istri saya, dan saya memperhatikan dan membahas apa saja yang menurut kami cukup unik.

Kali ini yang jadi perhatian adalah sumpit. Alat makan yang terbuat dari bambu ini dikemas dalam wadah khusus supaya bersih. Juga sekali pakai langsung buang.

Yang menjadikan menarik adalah adanya tulisan pada bungkusnya : Safety for use. No bleach. No  brightener. No chemical additive.

Seperti biasa, anak saya bertanya, "Apa artinya".

Tentu saja, bukan sekedar arti dalam arti terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Tetapi maknanya, maksudnya.

Saya katakan bahwa bambu secara alamiah (seperti halnya kayu) kalau dipakai untuk bahan bangunan rumah / mebel (meja, kursi, lemari, dll.) disemprot atau direndam  dalam zat kimia tertentu supaya awet / tidak mudah lapu. Juga supaya lebih bersih / putih.

Tetapi karena bambu ini dibuat sumpit dan ketika dipakai untuk makan akan dimasukkan (kena) mulut / air ludah manusia, maka bambu ini tidal diberi zat kimia / pemutih seperti itu. Tujuannya adalah supaya orang yang memakan dengan sumpit ini benar-benar aman / sehat karena makan dengan sumpit yang terbuat dari bambu alami.

--------------------

 Pengunjung sedang berfoto di depan lambang restoran masakan Jepang

Dari hal-hal kecil seperti ini, anak bisa kita temani untuk menambah pengetahuan berdasarkan pengalaman sehari-hari. Kali ini tentang keselamatan terkait makanan.

Kebetulan dulu ketika masih kuliah di Perikanan Undip, saya dan istri saya dapat kuliah tentang pangan , selain kuliah tentang pakan.  Kalau pangan, artinya bahan makanan untuk manusia. Kalau pakan, artinya bahan makanan untuk hewan (ikan, ternak, dll).

Nah, terkait dengan pangan  itu, memang bukan hanya zat-zat di dalam pangan itu yang harus diperhatikan agar aman bagi manusia, tetapi juga pengemasannya harus tidak membahayakan manusia.

Membeli makanan di restoran dengan standar yang sudah jelas seperti ini memang makanan maupun kemasannya sudah memperhatikan keamanan / kesehatan (termasuk kemasan dan alat makannya, seperti dicontohkan dalam sumpit di atas).

Tetapi di beberapa tempat yang lain (saya menjumpainya di sebuah toko), ada  makanan yang  dikemas dengan cara yang rawan / dapat membahayakan  kesehatan. Contonya, tape singkong yang saya (biasa) saya beli. Tape singkong ini dikemas dalam wadah plastik, kemudian di-taples. Pada saat kemasan plastik dibuka, staples ini rawan jatuh / masuk ke dalam makanan yang dikemas. Karena itu harus benar-benar hati-hati dalam membuka kemasan. Sebenarnya, menutup kemasan dengan isolasi / selotip adalah lebih aman.

Anak juga saya beritahu bahwa nasi bungkus yang kita beli di pasar tradisional sebenarnya lebih aman kalau di-karet-i, bukan di-staples. Tetapi masih ada penjual mencari praktisnya saja, karena itu mereka memakai staples. Jadi, memang kita yang harus hati-hati ketika membuka bungkusan yang di-staples. Biasanya bungkus itu saya potong dengan gunting saja, sehingga staplesnya tetap melekat di kemasan yang dibuang dan tidak terbuka / jatuh ke dalam makanan.

 
--------------------



Kembali ke restoran makanan Jepang tadi.

Sambil makan, kita bisa menemani anak dalam menambah pengetahuannya melalui pengalaman sehari-hari seperti tentang sumpit / alat makan yang aman bagi kesehatan (yang disediakan di restoran ini).

Anak akan bertambah pengetahuannya dan juga selalu melihat hal-hal yang dijumpainya dengan sudut pandang yang kreatif  karena selalu mempertanyakan makna dari hal-hal yang belum betul-betul dipahaminya.



---------------------

Selamat menemani anak.

Selamat menemani anak sambil makan atau jalan-jalan.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial. Magister Manajemen di bidang Marketing, Praktisi Psikologi Industri & Komunikasi, dan Praktisi Perbankan.
 
 
  
 
www.holiparent.blogspot.com diterbitkan oleh "Holiparent Studio 89" (dahulu "Jantera Study 89") yang memberikan bimbingan & konsultasi untuk anak-remaja-dewasa tentang Article Writing & Scientific Photography for  Communication & Creativity Purposes. Bimbingan & konsultasi di Jalan Anjasmoro V no. 24 Semarang setiap Senin-Jumat pk. 18.00-21.00 (Minggu pagi khusus Scientific Photography - Outdoor).